Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Pengusaha warnet Kota Tangerang protes diberikan jam operasional

Pengusaha warnet Kota Tangerang protes diberikan jam operasional Ilustrasi warnet. © Nationalgeographic.com

Merdeka.com - Rencana Pemerintah Kota (Pemkot) Tangerang yang mengeluarkan aturan pembatasan jam operasional warnet dan rental game diprotes pengusaha. Mereka menilai kebijakan itu bukan solusi mencegah anak-anak atau remaja nongkrong hingga larut malam.

Seperti diungkapkan Aries Apriansyah, pemilik warnet I-Point di Jalan Maulana Yusuf, Kecamatan Tangerang, Kota Tangerang, Minggu (29/5). Menurutnya, masalah tersebut bukan pada warnet, tapi ketidakmampuan orang tua yang mendidik dan memberikan pemahaman kepada anaknya agar tidak terlalu lama main di warnet.

"Kalau warnet dibatasi sampai Pukul 18.00 WIB, itu bukan solusi dan menjadikan anak lebih rajin belajar di rumah. Saya rasa kalau orang tuanya bisa mendidik anaknya lebih baik, pasti si anak akan patuh," kata Aries.

Orang lain juga bertanya?

Apalagi, kata dia, saat ini guru kerap memberikan tugas sekolah yang mengharuskan anak didiknya mencari sumber informasi melalui akses internet. Bagi anak yang tidak memiliki akses internet di rumah, pasti mereka akan ke warnet. Selain itu, yang datang ke warnet bukan hanya pelajar, tapi juga masyarakat umum.

"Jadi jangan melihat melalui satu sudut pandang bahwa warnet cuma sebagai tempat main game saja. Jangan digeneralisir," ungkapnya.

Aries menegaskan bahwa aturan pembatasan jam operasional warnet menjadi tidak berguna jika anak memang lebih suka nongkrong hingga larut malam. Anak bisa saja bisa beralih ke tempat lain, seperti pusat perbelanjaan maupun hiburan.

"Nah, kalau begitu, apakah pemerintah juga akan membatasi jam operasional mal sampai jam 18.00 WIB?" terangnya.

Aries mengatakan, warnetnya beroperasi mulai pukul 9.00 WIB hingga pukul 23.00 WIB. Menurutnya waktu tersebut sudah seusai dan tidak terlalu larut malam. Karena itu, pihaknya meminta agar Pemerintah Kota Tangerang mengkaji ulang rencana pembatasan jam operasional warnet tersebut.

"Coba Pak Wali jangan bisanya cuma bikin aturan pembatasan atau larangan saja. Tapi beri edukasi untuk mengubah pola pikir masyarakatnya," tukasnya. (mdk/ang)

Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Pentingnya Orangtua Pekerja untuk Sediakan Waktu bagi Anak untuk Memenuhi Kebutuhan Mereka
Pentingnya Orangtua Pekerja untuk Sediakan Waktu bagi Anak untuk Memenuhi Kebutuhan Mereka

Bagi orangtua pekerja, perhatian yang diberikan pada anak merupakan hal penting untuk dilakukan.

Baca Selengkapnya
PTUN Bandung Tolak Gugatan untuk Wali Kota Depok, Begini Reaksi Kecewa Orang Tua Murid SDN Pocin 1
PTUN Bandung Tolak Gugatan untuk Wali Kota Depok, Begini Reaksi Kecewa Orang Tua Murid SDN Pocin 1

Orang tua murid SDN Pocin 1 merasa kecewa dengan putusan PTUN Bandung yang menolak gugatan mereka.

Baca Selengkapnya
Jual Rokok Bakal Dilarang Dekat Sekolah, Pedagang Warung Kaki Lima Angkat Bicara
Jual Rokok Bakal Dilarang Dekat Sekolah, Pedagang Warung Kaki Lima Angkat Bicara

Ali menegaskan sebaiknya pemerintah menerima masukan dari para pelaku usaha yang terlibat langsung pada penjualan rokok atas rencanan aturan ini.

Baca Selengkapnya
⁠Demi Biaya Pendidikan Anak di Bangku Kuliah, Wanita Penjaga Warung Rela Menjadi Tukang Pijat
⁠Demi Biaya Pendidikan Anak di Bangku Kuliah, Wanita Penjaga Warung Rela Menjadi Tukang Pijat

Sebuah video memperlihatkan seorang perempuan yang rela jadi tukang pijat demi anak sekolah.

Baca Selengkapnya
VIDEO: Tangis Kaum Wanita Parung Panjang, Curhat Anak Putus Sekolah jadi Kenek Truk Tambang
VIDEO: Tangis Kaum Wanita Parung Panjang, Curhat Anak Putus Sekolah jadi Kenek Truk Tambang

Sambil menahan tangis, Aya menjelaskan anak didiknya putus sekolah dan memilih menjadi kenek sopir truk.

Baca Selengkapnya
Di Depan Anggota, Seorang Ayah Larang Anaknya jadi Polisi 'Karena Bapaknya Selalu jadi Korban'
Di Depan Anggota, Seorang Ayah Larang Anaknya jadi Polisi 'Karena Bapaknya Selalu jadi Korban'

Belum diketahui pasti alasan sopir truk itu kecewa kepada polisi. Kabarnya ungkapan kekecewan sopir truk itu terjadi di Polsek Tebo Tengah, Jambi.

Baca Selengkapnya