Penjaga Sekolah Ditemukan Tewas Mengambang di Laut Tarakan
Merdeka.com - Sapriansyah (51), seorang penjaga sekolah di Tarakan, Kalimantan Utara ditemukan tewas mengambang di perairan Juata Laut, Tarakan. Dua hari lalu, dia dilaporkan hilang saat pergi memancing bersama temannya, Hariyanto (29), yang kini masih dalam pencarian SAR gabungan.
Jasad pria mengambang di perairan pertama kali ditemukan warga yang melintas di perairan Juata Laut dekat markas Polair pagi tadi, sekitar pukul 08.30 WITA.
"Kami terima kabar temuan itu dari Polair Polda Kalimantan Utara. Tim SAR gabungan bergerak ke lokasi penemuan dan mengevakuasi jasad ke RSUD Tarakan," kata Kepala Basarnas Tarakan Amiruddin dikonfirmasi merdeka.com, Kamis (18/6).
-
Siapa yang ditemukan meninggal? Saat itu, ditemukan seorang pria atas nama W (55) dalam keadaan tak bernyawa.
-
Siapa yang menemukan mayat? Mayat tersebut diduga merupakan korban pembunuhan lantaran terdapat luka-luka di tubuhnya. Mayat pertama kali ditemukan oleh petugas kehutanan, Suyitono.
-
Siapa yang menemukan mayat itu? 'Awalnya saksi melintas di jalan tersebut, saksi menemukan bungkusan kasur yang menghalangi jalan,' kata Kapolresta Tangerang Kombes Pol Baktiar Joko Mujiono di Tangerang.
Amiruddin menerangkan, keluarga yang melapor ke kantor Basarnas Tarakan terkait hilangnya 2 orang warga, Sapriansyah dan Hariyanto saat pergi memancing Selasa (16/6) pagi lalu datang ke RSUD Tarakan.
"Setelah dicek, jenazah di RSUD Tarakan ini adalan Sapriansyah, seorang penjaga malam sekolah kejuruan di Tarakan, yang memang tidak kunjung pulang saat memancing hari Selasa kemarin," ujar Amiruddin.
Jenazah Sapriansyah kemudian dibawa ke rumah duka oleh keluarganya untuk dimakamkan. "Satu lagi korban Hariyanto, masih dalam pencarian. Tim SAR memindahkan area pencarian, dari perairan pulau Mangkudis ke perairan pulau Tibi dan perairan Juata Laut," tambah Amiruddin.
Amiruddin menerangkan Sapriansyah dan Hariyanto, pergi memancing Selasa (16/6) sekira pukul 08.00 WITA. Sampai sore hari, keduanya tidak kembali.
"Ada teman korban, yang memberitahukan ke keluarga korban, kalau kedua korban terlihat di perairan Mangkudulis," ungkap Amiruddin.
"Tapi keluarga korban coba telpon, tidak bisa dihubungi. Hingga akhirnya Rabu (17/8) kemarin, keluarga korban melaporkan ke kami di kantor Basarnas Tarakan. Dan pagi ini, baru Sapriansyah yang ditemukan. Satu lagi (Hariyanto) masih kami cari," tutup Amiruddin.
(mdk/ray)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Tim SAR gabungan pun segera melakukan pengecekan dan mengevakuasi jenazah.
Baca SelengkapnyaNasib nahas menimpa seorang nelayan di Indragiri Hilir yang hilang setelah tersambar petir saat menangkap ikan di sungai.
Baca SelengkapnyaSaat kejadian, korban bersama anaknya. Melihat ayahnya diterkam buaya, anak korban langsung pergi melapor dan mencari bantuan kepada warga.
Baca SelengkapnyaKorban ditemukan mengambang oleh warga yang sedang mencari ikan pada 12 Mei 2024 sekitar pukul 12.25 WIB.
Baca SelengkapnyaKorban sempat mendapatkan pertolongan pengunjung setempat, namun nyawanya tidak bisa diselamatkan.
Baca SelengkapnyaJasad korban dibawa ke Rumah Sakit Polri Kramat Jati. Kasus ini sedang dalam tahap penyelidikan.
Baca SelengkapnyaMayat tanpa identitas itu memiliki ciri-ciri mengenakan kaos tangan pendek dan celana panjang warna hitam
Baca SelengkapnyaPeristiwa itu terjadi pada Sabtu, 24 Agustus 2024 sekira pukul 22.00 WIB.
Baca SelengkapnyaSiswa kelas VII itu meninggal dunia karena tenggelam di Sungai Cileuluy saat Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS).
Baca SelengkapnyaSebelumnya bocah tersebut dinyatakan hilang lebih dari sepekan atau sejak Kamis, 11 April 2024.
Baca SelengkapnyaMereka kemudian berenang dan terbawa arus ombak di kawasan terlarang Pantai Barat, Kabupaten Pangandaran.
Baca SelengkapnyaMayat Kaki dan Tangannya Terikat Ternyata Siswa SMP
Baca Selengkapnya