Penjelasan BMKG soal Gempa Cianjur Berdampak Kerusakan Berat dan Banyak Korban Jiwa
Merdeka.com - Gempa magnitudo 5,6 mengguncang Kabupaten Cianjur, Jawa Barat siang tadi. Gempa tersebut juga dirasakan hingga ke Bandung dan Jabodetabek.
Meski kekuatan gempa relatif tidak terlalu besar, tetapi kerusakan yang ditimbulkan cukup parah. Ratusan rumah dan bangunan vital rusak. Bahkan sampai sore ini, korban meninggal 56 orang meninggal dunia dan 700-an lainnya mengalami luka-luka.
Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami BMKG, Daryono, menjelaskan wilayah Sukabumi, Cianjur, Lembang, Purwakarta merupakan kawasan seismik dan cukup kompleks. Disebut seismik, karena kawasan ini kerap terjadi gempa dengan berbagai magnitudo dan kedalaman.
-
Di mana gempa bumi sering terjadi di Indonesia? Wilayah yang rawan mengalami gempa bumi di Indonesia tersebar mulai dari Provinsi Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Bengkulu, Lampung, Jawa Barat, Daerah Istimewa Yogyakarta, Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali, Nusa Tenggara, Pulau Sulawesi, Kepulauan Maluku, Maluku Utara dan wilayah Papua.
-
Dimana gempa bumi terjadi? Gempa tersebut persisnya berada di wilayah lautan Samudera Hindia, dengan kedalaman 10 kilometer, titik koordinat 105,9 BT dan 7,61 LS, berjarak sekitar 85,7 km barat daya Kecamatan Bayah, Kabupaten Lebak, Provinsi Banten.
-
Dimana gempa terjadi? Sebuah video yang diunggah oleh akun Instagram @batang.update memperlihatkan seorang anak dan ibu yang mencoba berlindung dari gempa Batang berkekuatan Magnitudo 4,4 pada 7 Juli kemarin.
-
Dimana negara rawan gempa berada? Statista mengumpulkan data antara tahun 1990 hingga 2022, untuk menilai bagian dunia mana yang paling rawan gempa.
-
Kenapa Indonesia rawan gempa? Indonesia berada dalam batas 3 lempeng tektonik besar, yaitu: lempeng India-Australia, Eurasia, dan Pasifik.
"Kompleksitas ini berpotensi memicu terjadinya gempa kerak dalam. Fakta tektonik semacam ini menjadikan kawasan tersebut kawasan rawan gempa secara permanen dengan karakteristik gempa yang kerak dalam," kata Daryono dalam jumpa pers, Senin (21/11).
Biasanya, sambung Daryono, gempa dengan karakteristik kerak dalam tidak berkekuatan besar. Bahkan rata-rata, termasuk gempa dangkal.
"Bisa kurang dari 10 km, 15, dan itu tidak butuh berkorban besar di atas tujuh magnitudo. Tapi berkekuatan 5, 6 pun, bisa menimbulkan kerusakan yang signifikan," tegasnya.
Daryono memaparkan sejumlah peristiwa gempa dengan kekuatan kecil tetapi menimbulkan kerusakan serius.
"Kalau melihat catatan sejarah terkait aktivitas sesar Cimandiri dan Padalarang. Ada catatan panjang gempa di wilayah Sukabumi dan Padalarang," katanya.
Dia kemudian merinci. Pada tahun 1910, gempa sebabkan kerusakan juga pernah terjadi di wilayah Cianjur dan sekitarnya.
Kemudian pada tahun 1912, gempa juga terjadi dan menyebabkan banyak sekali kerusakan perumahan di perbatasan Cianjur dan Sukabumi. Lalu pada 2 November 1968, gempa juga menyebabkan banyak rumah warga yang roboh.
Lalu pada 10 Februari 1982, gempa berkekuatan 5,5 juga menyebabkan banyak kerusakan dan korban jiwa.
"Dan yang terakhir pada 12 Juli tahun 2000 yang menyebabkan lebih dari 1.100 rumah mengalami rusak berat," jelas Daryono.
(mdk/lia)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Gempa ini membuat 10 bangunan terdampak, rinciannya sembilan rumah dan satu fasilitas umum berupa mushala.
Baca SelengkapnyaBRIN menyebut sesar-sesar aktif yang besar tersebut berada di kota-kota yang sangat penting.
Baca SelengkapnyaBMKG mencatat selama periode tersebut lebih dari 35 kali gempa dangkal yang berpusat di daratan Sumatera Barat dengan rata-rata berkekuatan 3 magnitudo.
Baca SelengkapnyaBMKG masih belum bisa memastikan aktivitas sesar yang menyebabkan gempa di Sumedang.
Baca SelengkapnyaBMKG saat ini terus mengkaji beberapa potensi sesar aktif yang ada di Sumedang.
Baca SelengkapnyaSesar Ciremai merupakan sesar aktif. Sesar ini menurut Pusgen (2017) memiliki magnitudo tertarget mencapai 6,5 dengan laju geser sesar 0,1 milimeter per tahun.
Baca Selengkapnya248 rumah rusak dan 456 warga harus mengungsi, akibat gempa Sumedang
Baca SelengkapnyaBPBD Provinsi Jakarta mengungkapkan tiga sumber ancaman gempa di Jakarta
Baca SelengkapnyaGempa tersebut merusak 49 rumah, sekolah, hingga masjid.
Baca SelengkapnyaKetiga wilayah tersebut memiliki jarak paling dekat dengan pertemuan lempeng subduksi yang dapat memicu gempa berkekuatan tinggi.
Baca SelengkapnyaBMKG menyebut, hingga pukul 18.10 WIB, belum ada aktivitas gempa bumi susulan.
Baca SelengkapnyaBadan Geologi mengimbau untuk meningkatkan upaya mitigasi dan penataan ruang di kawasan rawan bencana gempa bumi.
Baca Selengkapnya