Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Penjelasan BNPT Soal Serangan 'Pintar 10-F' Pemicu Radikalisme

Penjelasan BNPT Soal Serangan 'Pintar 10-F' Pemicu Radikalisme Radikalisme. ©2019 Merdeka.com

Merdeka.com - Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) meminta generasi muda mengantisipasi serangan radikalisme. Direktur Klinik Pancasila BNPT, Dody Susanto, menyebut ada sebuah serangan yang menjadi pemicu radikalisme.

Serangan dimaksud yakni serangan pintar 10-F. Apa itu serangan pintar 10-F?

"Radikalisme itu dipicu oleh sepuluh faktor yang dikenal dengan serangan pintar 10-F," ujar Dody Susanto dalam webinar bertajuk Peranan Pancasila dalam Pencegahan Radikalisme di Perguruan Tinggi. Demikian dikutip dari Antara, Rabu (12/1).

Dody merinci 10-F yang dianggap sebagai pemicu radikalisme. Yakni food (makanan), fun (budaya bersenang-senang), fantasi, fashion, finansial, filosofi, friction (gesekan), foreign (asing), filosofi, fate (kepercayaan), dan fail (kesalahan).

Dody juga menjelaskan kaitan 10 serangan pintar dapat memicu pemaparan radikalisme.

Pertama serangan pintar food. Serangan yang membuat seseorang terpapar radikalisme melalui konsumsi makanan dengan kandungan tiga dimensi bahan, yaitu pemanis, pengawet, dan perasa. Tiga zat kimia itu masuk ke dalam makanan yang dikonsumsi anak bangsa sehingga merusak metabolisme mereka.

"Jadi, kalau seseorang terbiasa mengonsumsi bahan pengawet, pemanis, dan perasa, secara kimiawi dan biologis, tubuhnya sudah rusak dan itu menyebabkan instabilitas emosional sehingga radikalisme cenderung bertemu di alam pikiran," kata Dody.

Faktor kedua adalah serangan pintar fun atau budaya bersenang-senang. Yaitu kondisi ketika seseorang terbiasa bersenang-senang, bahkan menjadi kehilangan kendali atas dirinya sendiri.

Dody mengatakan serangan fun menyebabkan manusia terdorong secara instingtif melakukan tindak radikalisme.

Ketiga serangan pintar fantasi. Berupa ilusi dan imajinasi berlebihan yang mengganggu stabilitas pikiran seseorang dan mendorongnya bertindak radikal.

Berikutnya, lanjut Dody, serangan pintar keempat adalah fashion dalam artian luas yang dapat dilihat dari kebiasaan membagikan status aktivitas sehari-hari di media sosial.

"Contohnya, kebiasaan seseorang membagikan status di media sosial, seperti sedang makan lalu diunggah. Fashion ini berbahaya karena mendorong orang menjadi konsumtif sehingga ekonomi dalam negeri tergerus. Jika kehilangan akumulasi finansial, bisa menjadi radikal," jelas Dody.

Serangan pintar yang kelima, finansial dapat dilihat ketika seseorang dengan gaji terbatas, melakukan kredit. Serangan seperti itu, kata Dody, dapat memicu seseorang menjadi radikal untuk memenuhi keinginannya yang dibatasi oleh finansial.

"Selanjutnya, serangan keenam adalah serangan pintar filosofi. Ini tugasnya BNPT, yaitu perang ideologi. Seperti sekarang, kita ada perang ideologi transnasional mulai dari isu kekerasan dan radikalisme," katanya.

Ketujuh, serangan pintar friction merupakan gesekan-gesekan antarmasyarakat Indonesia yang dikenal beragam sehingga memicu kemunculan kelompok radikal.

Kedelapan adalah serangan pintar foreign. Dody menjelaskan bahwa serangan tersebut datang dari sesuatu yang asing bagi anak bangsa namun ternyata memaparkan radikalisme.

Kemudian serangan pintar fate (kepercayaan) sebagai pemicu kemunculan kelompok yang berlebihan meyakini kepercayaannya namun dalam pemahaman yang menyimpang.

"Serangan ini muncul karena Indonesia merupakan bangsa dengan agama yang beragam," ujar Dody.

Serangan pintar yang terakhir adalah fail. Yakni serangan ketika seseorang melakukan kesalahan berlebihan dan memicu dirinya terpapar radikalisme.

"Dengan pemahaman serangan pintar 10-F ini, kita punya wawasan baru bahwa radikalisme bukan hanya soal pikiran dan filosofi, melainkan juga persoalan makanan sampai kesalahan elementer," kata Dody.

Oleh karena itu, dia mengajak anak bangsa Indonesia untuk mewaspadai seluruh serangan pintar itu.

(mdk/lia)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
BNPT Ungkap Hanya Teroris di Indonesia Libatkan Anak Kecil: Di Luar Negeri Tidak Ada
BNPT Ungkap Hanya Teroris di Indonesia Libatkan Anak Kecil: Di Luar Negeri Tidak Ada

Saat ini BNPT memiliki berbagai program yang fokus membentuk kekuatan rumah tangga.

Baca Selengkapnya
Temuan BNPT: Budaya Patriaki Beri Andil Penyebaran Paham Radikal pada Perempuan
Temuan BNPT: Budaya Patriaki Beri Andil Penyebaran Paham Radikal pada Perempuan

Budaya patriaki memiliki andil cukup besar dalam penyebaran paham radikal pada kaum perempuan.

Baca Selengkapnya
Pelajar Terduga Teroris di Batu Terpapar Radikalisme di Medsos, Sudah Beli Bahan Peledak untuk Bom Bunuh Diri
Pelajar Terduga Teroris di Batu Terpapar Radikalisme di Medsos, Sudah Beli Bahan Peledak untuk Bom Bunuh Diri

Tim Densus 88 Polri sedang mengusut proses rekrutmen jaringan terorisme melalui media sosial.

Baca Selengkapnya
Membedah Aturan KUHP Tindak Pidana Terorisme dan Perlunya Kehati-hatian dalam Penanganan Pelaku
Membedah Aturan KUHP Tindak Pidana Terorisme dan Perlunya Kehati-hatian dalam Penanganan Pelaku

Salah satu praktik yang masih ditemui saat ini adalah terorisme yang berbasis ideologi agama dan kekerasan.

Baca Selengkapnya
Densus 88 Ungkap Peran Tangkapan Baru Teroris Jaringan Solo Raya dan Banten
Densus 88 Ungkap Peran Tangkapan Baru Teroris Jaringan Solo Raya dan Banten

Densus 88 juga berhasil menangkap satu tersangka teroris lainnya inisial NK yang diduga terafiliasi kelompok Jaringan Anshor Daulah (JAD) di Jawa Tengah.

Baca Selengkapnya
Polisi Tangkap 8 Terduga Teroris Jaringan NII, Ada yang Berperan Siapkan Pasukan Militer
Polisi Tangkap 8 Terduga Teroris Jaringan NII, Ada yang Berperan Siapkan Pasukan Militer

Sebagian besar dari mereka ditangkap di daerah Sumatera Barat (Sumbar).

Baca Selengkapnya
BPIP: Sikap Intoleransi Akar Masalah Radikalisme dan Terorisme
BPIP: Sikap Intoleransi Akar Masalah Radikalisme dan Terorisme

Pancasila menjadi penting dibumikan khususnya bagi para generasi muda guna mencegah intoleransi

Baca Selengkapnya
Gelar Kuliah Politik, BMI Minta Milenial dan Gen Z Waspada Radikalisme Jelang Pemilu 2024
Gelar Kuliah Politik, BMI Minta Milenial dan Gen Z Waspada Radikalisme Jelang Pemilu 2024

Milenial dan Gen Z menyumbang 56,45%, pada peta pemilih di Pemilu 2024.

Baca Selengkapnya
Anak Jadi Sasaran Paham Radikalisme, BNPT: Karena Mudah Dipengaruhi
Anak Jadi Sasaran Paham Radikalisme, BNPT: Karena Mudah Dipengaruhi

Bangbang menegaskan, BNPT terus mendukung kaderisasi kepemimpinan yang menyasar perempuan dan anak sebagai upaya perdamaian

Baca Selengkapnya
Mengenal Adiksi dan Gejalanya, Disfungsi Sistem Otak yang Sebabkan Ketergantungan Parah
Mengenal Adiksi dan Gejalanya, Disfungsi Sistem Otak yang Sebabkan Ketergantungan Parah

Adiksi adalah disfungsi kronis dari sistem otak yang melibatkan reward, motivasi, dan memori. Jenisnya pun beragam, bisa karena zat atau perilaku.

Baca Selengkapnya
Remaja 19 Tahun Diciduk Densus, Generasi Muda Dinilai Rentan Terpapar Radikalisme
Remaja 19 Tahun Diciduk Densus, Generasi Muda Dinilai Rentan Terpapar Radikalisme

Menjaga generasi muda dari radikalisasi memerlukan pendekatan komprehensif dan sinergi berbagai pihak. Termasuk keluarga, masyarakat, dan negara.

Baca Selengkapnya