Penjelasan Denny JA survei LSI berbeda dengan yang lain
Merdeka.com - Lingkaran Survei Indonesia (LSI) pimpinan Denny JA pada Jumat (10/2), merilis hasil survei elektabilitas calon gubernur dan calon wakil gubernur di Pilgub DKI 2017.
Rilis survei LSI berbeda dengan sebelumnya, kali ini dengan ambang batas. Pasangan Agus-Sylvi 24.6 persen -39.4 persen, Ahok-Djarot 27,2 persen - 39,2 persen, disusul Anies Baswedan-Sandiaga Uno 25.6 persen - 38.4 persen
Pendiri LSI, Denny JA mengatakan, survei itu berbeda dengan lembaga survei pada umumnya yang menampilkan satu angka hasil survei. Bukan tanpa alasan, Pilkada DKI Jakarta dianggap lebih garang dari Pilkada di daerah lain.
-
Bagaimana LSI melakukan survei? Adapun survei ini dilakukan pada awal Desember 2023, memakai metode random digit dialing (RDD) dengan teknik memilih sampel melalui proses pembangkitan nomor telepon secara acak.
-
Siapa yang unggul dalam survei Pilkada Jabar? 'Ini nama nama yang muncul di kalangan elite, Dedi Mulyadi muncul dari internal Gerindra, Ilham Akbar Habibie dari Nasdem, Ridwan Kamil dari Golkar,' kata Direktur Eksekutif Indikator Politik Burhanuddin Muhtadi dalam paparan surveinya pada 4 Juli 2024 lalu.
-
Bagaimana Indikator Politik melakukan survei ini? Metode pengambilan data dilakukan melalui wawancara tatap muka kepada 1.200 sampel responden yang dipilih menggunakan multistage random sampling.
-
Bagaimana metode survei Litbang Kompas? Survei dilakukan Litbang Kompas pada 29 November hingga 4 Desember 2023 terhadap 1.364 responden yang dipilih secara acak. Metode penelitian yaitu dengan metode pencuplikan sistematis bertingkat di 38 provinsi di Indonesia. Sementara tingkat kepercayaan 95 persen dan margin of error penelitian +-2,65 persen.
-
Bagaimana survei ini dilakukan? Survei dilakukan di seluruh Indonesia melibatkan 1.262 responden secara nasional, dan 4.000 responden di Jawa.
-
Apa yang diukur dalam survei indikator? Lembaga Survei Indikator Politik merilisi hasil survei elektabilitas pasangan calon (paslon) pada Pilpres 2024.
Hal itu berkaca pada Pilkada DKI pada 2012. Kala itu, Pilkada DKI diikuti enam pasangan calon yaitu Fauzi Bowo - Nachrowi Ramli (Foke-Nara), Joko Widodo-Basuki Tjahaja Purnama (Ahok), Hidayat Nur Wahid-Didik Rachbini, Faisal Basri-Biem Benjamin, Alex Noerdin-Nono Sampono, dan Hendardji Soepandji-A Riza Patria.
"Umumnya hasil akhir lembaga survei Pilkada DKI 2012 menunjukkan pasangan Fauzi Bowo-Nara menang. Hasil akhirnya pasangan Jokowi-Ahok yang menang," ujar dia Hotel Sofyan Betawi, Jalan Cut Metia Nomor 9, Cikini, Menteng, Jakarta Pusat, Sabtu (11/2).
Menurut Denny, ada dua hal yang melatarbelakangi hasil survei LSI menampilkan dua angka. Pertama, terdapat soft supporter atau pendukung yang masih mungkin berubah, dan kedua terdapat pemilih yang belum menentukan pilihannya.
"Mereka disebut Swing Voters, pemilih mengambang. Untuk kasus pilkada Jakarta 2017, jumlah swing voters itu masih besar yakni 22 persen. Itu jumlah yang masih bisa membalikkan keadaan," jelasnya.
Denny menambahkan, hal lain yang harus diwaspadai adalah fenomena golput. Dalam dua pilkada DKI, pada tahun 2007 dan 2012, golput di atas 30 persen.
Jika presentasi golput lebih banyak dari pendukung pasangan tertentu, maka dengan sendirinya hasil akhir akan berubah.
"Dengan data yang ada, LSI berkesimpulan seliar-liarnya pilkada DKI 2017, pilkada besar kemungkinan berlangsung dua putaran," tuntasnya.
(mdk/rnd)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Hal ini menanggapi perbedaan hasil survei Poltracking Pilgub Jakarta hingga memutuskan keluar dari Persepi. Poltracking juga diberi sanksi oleh Persepi.
Baca SelengkapnyaPoltracking Indonesia mengumumkan keluar dari Persepi karena keberatan dengan hasil dewan etik Persepi soal perbedaan hasil survei dengan LSI di Pilkada Jakarta
Baca SelengkapnyaPoltracking dilarang mempublikasikan hasil survei berikutnya, tanpa persetujuan dan pemeriksaan Dewan Etik.
Baca SelengkapnyaPersepi menegaskan sidang terhadap keduanya tidak untuk menyalahkan hasil atau membuat analisis politik terhadap perbedan.
Baca SelengkapnyaAdanya perbedaan hasil survei elektabilitas calon kepala daerah di Pilkada 2024 dari lembaga survei belakangan menjadi sorotan.
Baca SelengkapnyaDalam survei tersebut, elektabilitas Andika Perkasa dan Ahmad Lutfi sangat berbeda jauh.
Baca SelengkapnyaPoltracking menyebut keputusan ini merupakan pertaruhan integritas.
Baca SelengkapnyaDenny JA menegaskan pentingnya data untuk menyusun strategi.
Baca SelengkapnyaHasil survei terbaru dua lembaga riset menunjukkan kekuatan calon kepala daerah di Pilkada Sulawesi Tenggara.
Baca SelengkapnyaMenurut Saidiman Ahmad, hal ini sejalan dengan penolakan publik untuk mengubah pemilihan presiden yang dipilih oleh MPR.
Baca SelengkapnyaMenurut Saidiman Ahmad, hal ini sejalan dengan penolakan publik untuk mengubah pemilihan presiden yang dipilih oleh MPR.
Baca SelengkapnyaLSI memenangkan pasangan Pramono-Rano selang satu bulan rilis terakhir. Berbeda dengan hasil lembaga survei lainnya.
Baca Selengkapnya