Penjelasan Ilmiah Satgas Covid-19 Tentang Sons of Omicron
Merdeka.com - Di tengah merebaknya Covid-19 varian Omicron, muncul sub varian Omicron yang disebut Son of Omicron. Turunan varian ini sudah dilaporkan Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO.
Juru Bicara Satuan Tugas Penanganan Covid-19, Wiku Adisasmito mengatakan susunan genetik Omicron dikategorisasi menjadi tiga, yakni B.1.1.529, BA.1, BA.2, dan BA.3. Dari tiga sub varian ini, satu di antaranya menjadi perhatian yakni BA.2.
"Khusus Omicron BA.2 tengah menjadi perhatian karena memiliki mutasi yang bisa menyebabkan perbedaan hasil PCR," katanya dalam konferensi pers, Kamis (27/1).
-
Bagaimana cara virus Corona varian Omicron bermutasi? Mereka menemukan bahwa varian asli Omicron BA1 telah mengalami lebih dari 50 kali mutasi, termasuk beberapa yang memungkinkannya untuk menghindari sistem kekebalan tubuh manusia.
-
Bagaimana mutasi gen BRCA1 dan BRCA2 berpengaruh pada kanker ovarium? Mutasi pada gen BRCA1 dan BRCA2 sangat meningkatkan risiko kanker ovarium dan payudara. Wanita dengan mutasi BRCA1 memiliki risiko 35-70% mengembangkan kanker ovarium seumur hidup, sedangkan untuk BRCA2 risikonya sekitar 10-30%.
-
Apa yang terjadi pada virus Corona varian Omicron di tubuh pria tersebut? Selama 20 bulan masa infeksi, dokter mencoba segala cara untuk membantu pria lanjut usia tersebut, namun tidak ada upaya yang berhasil.Tubuhnya tidak dapat memberikan respons kekebalan yang cukup kuat untuk melawan virus Corona, bahkan dengan bantuan obat antibodi sekalipun.
-
Kenapa virus bisa bahaya? Virus-virus ini dapat menyebabkan penyakit ringan hingga mematikan.
-
Kenapa senjata genetik dianggap bahaya besar? 'Senjata genetik lebih mudah disembunyikan, menipu, mudah disebarkan, dan berbahaya dalam jangka panjang,' kata Kementerian Keamanan Negara China dalam unggahannya. 'Jika digunakan dalam perang, konsekuensinya akan sangat buruk.'
-
Siapa yang memberikan tanggapan mengenai PCR? Setelah mendengar pernyataan itu, epidemiolog Dicky Budiman memberikan tanggapan, khususnya mengenai penggunaan tes PCR. Dicky menjelaskan bahwa PCR merupakan metode yang digunakan untuk menggandakan materi genetik, baik DNA maupun RNA, dari sampel agar dapat dianalisis dengan lebih efektif.
Menurut Wiku, sub varian Omicron lainnya mengalami mutasi berupa hilangnya susunan tertentu pada gen S. Kondisi ini mengakibatkan munculnya deteksi pada gen lain. Namun, gen S tidak terdeteksi atau SGTF pada tes PCR.
"Namun pada Omicron BA.2, susunan ini tidak hilang sehingga PCR tidak memunculkan hasil SGTF atau hasilnya sama dengan varian lain yang bukan Omicron. Padahal BA.2 salah satu jenis Omicron," jelasnya.
Wiku mengatakan penelitian terhadap karakteristik turunan Omicron membutuhkan waktu. Terutama, jika menganalisis dampak varian tersebut secara epidemiologi.
"Termasuk keempat jenis varian Omicron ini masih proses penelitian dan belum ada laporan lanjutan dari WHO," ucapnya.
(mdk/rhm)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Varian JN.1 merupakan pemicu lonjakan Covid-19 di Singapura.
Baca SelengkapnyaCovid-19 varian JN.1 dilaporkan berkaitan erat dengan varian BA.2.86 dan dikhawatirkan dapat mempengaruhi pola penularan dan tingkat keparahan penyakit.
Baca SelengkapnyaVarian baru virus corona bernama Pirola tengah menimbulkan kekhawatiran di seluruh dunia.
Baca SelengkapnyaTerjadi lonjakan kasus Covid-19 di Indonesia menjelang Natal 2023 dan Tahun Baru 2024.
Baca SelengkapnyaAni menjelaskan, JN.1 memiliki gejala yang sama seperti Covid-19 lainnya.
Baca SelengkapnyaKemenkes meminta pelayanan kesehatan meningkatkan kewaspadaan terhadap penyebaran Covid-19.
Baca SelengkapnyaWHO saat ini memonitor berbagai varian yang banyak ditemui.
Baca SelengkapnyaPasien mengembuskan napas terakhir di RS Embung Fatimah pada 18 Desember 2023.
Baca SelengkapnyaSaat ini, Omicron EG.5 mendominasi di tengah kenaikan kasus Covid-19.
Baca SelengkapnyaVarian tersebut memicu ada peningkatan kasus Covid-19 di Singapura.
Baca SelengkapnyaTren kenaikan kasus mingguan Covid-19 nasional per 9 Desember 2023 dilaporkan menyentuh angka 554 kasus positif.
Baca SelengkapnyaSkrining ketat dilakukan menyusul ditemukannya varian Clade Ib di luar kawasan Afrika.
Baca Selengkapnya