Penjelasan Mabes Polri Soal Tewasnya Tiga Mahasiswa Saat Kerusuhan Wamena Papua
Merdeka.com - Mabes Polri telah menerima laporan korban tewas saat demo berujung kerusuhan di Waena, Jayapura, Senin (23/9). Tiga warga sipil yang tewas adalah mahasiswa. Satu orang lainnya adalah prajurit TNI.
"Akibat tindakan itu, ada tiga yang diduga mahasiswa eksodus meninggal dunia, kemudian 20 luka-luka," tutur Karo Penmas Divisi Humas Polri Brigjen Dedi Prasetyo di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Senin (23/9).
Dari penjelasan Dedi, aksi anarkis dilakukan pendemo terjadi di kawasan Expo, Waena. Bermula saat mereka hendak dipulangkan dari halaman Universitas Cenderawasih. Di perjalanan, peserta aksi minta diturunkan. Menurut Dedi, massa aksi langsung menyerang anggota TNI dan Polri.
-
Siapa yang terlibat dalam kerusuhan ini? Pada saat itu Maroko adalah protektorat Prancis, dan komisaris Prancis untuk Oujda, René Brunel, menyalahkan kekerasan yang terjadi pada orang-orang Yahudi karena meninggalkan Oujda dan bersimpati dengan gerakan Zionis.
-
Siapa yang ditangkap karena kerusuhan? 'Kami telah mengidentifikasi beberapa pelaku, dan saat ini kami baru menangkap satu orang, sementara yang lainnya masih dalam pengejaran,' ujar Kusworo.
-
Apa yang dilakukan para perusuh di Ambon? Saat kerusuhan, para perusuh menjarah gudang senjata milik aparat di Tantui. Sebanyak 900 senapan, pistol dan granat hilang. Tak heran konflik di Ambon sangat berdarah. Senjata dari luar daerah dan luar negeri terus mengalir ke Ambon.
-
Apa yang terjadi pada mahasiswa tersebut? Mahasiswa bernama Alwi Fadli tewas ditikam oleh pria inisial P (23) yang hendak menyewa kekasihnya terkait prostitusi online.
-
Apa yang terjadi pada kerusuhan ini? Dalam peristiwa tersebut, 47 orang Yahudi dan satu orang Prancis terbunuh, banyak yang terluka, dan harta benda dirusak.
-
Kenapa ratusan pelajar itu ditangkap? 'Hari ini kita mengamankan remaja yang konvoi berdalih berbagi takjil yang selalu membuat kerusuhan dan keonaran di jalan raya, sehingga membahayakan pengguna jalan maupun warga sekitar karena sering menutup jalan sambil teriak-teriak menyalakan petasan,' kata Kapolres Metro Jakarta Pusat Kombes Pol Susatyo Purnomo Condro dalam keterangan tertulis.
Dia mengatakan, mahasiswa eksodus itu melakukan penyerangan membabi buta terhadap aparat TNI Polri yang mengevakuasi mereka dari Universitas Cendrawasih (Uncen).
"Langsung melakukan serangan juga ke anggota Brimob yang mengantarkan mereka. Enam anggota brimob alami luka berat juga, baik benda tumpul dan bacokan," jelas dia.
Menurut Dedi, dalam situasi itu, polisi melakukan tindakan sesuai Peraturan Kapolri No.1 Tahun 2009 tentang Penggunaan Kekuatan dalam Tindakan Kepolisian (Perkap No 1/2009) dan Peraturan Kapolri Nomor 7 Tahun 2009 tentang Sistem Laporan Gangguan Keamanan dan Ketertiban Masyarakat. Polisi melumpuhkan para pelaku penyerangan.
"Saat ini untuk anggota TNI Polri, kemudian mahasiswa yang luka dan meninggal dunia dirawat di RS Bhayangkara Papua," ucap Dedi.
318 Mahasiswa Diamankan
Polisi mengamankan ratusan mahasiswa eksodus yang terlibat kerusuhan di kawasan Expo Waena, Jayapura, Papua.
"Sudah diamankan 318 mahasiswa yang diduga ikut melaksanakan tindakan anarkis maupun terlibat di dalam kegiatan demo yang spontanitas tersebut," tutur Karo Penmas Divisi Humas Polri Brigjen Dedi Prasetyo di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Senin (23/9/2019).
Sejauh ini, sebanyak 20 orang mengalami luka-luka dan 6 personel brimob masih dalam kondisi kritis. Seluruhnya menjalani penanganan di Rumah Sakit Bhayangkara Papua. Sejauh ini polisi masih mendalami peran mahasiswa-mahasiswa yang diamankan.
"Tinggal dipilah-pilah siapa yang terlibat penganiayaan, provokasi, atau ikut-ikutan saja. Malam ini juga," ucap Dedi.
Reporter: Nanda Perdana PutraSumber: Liputan6.com
(mdk/noe)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Korban merupakan mahasiswa baru asal Fakultas Kehutanan Untad.
Baca SelengkapnyaAksi persekusi dan penganiayaan terhadap mahasiswa Papua yang berunjuk rasa di Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT) viral di media sosial.
Baca SelengkapnyaDemonstrasi terkait RUU Pilkada di Semarang berakhir ricuh. Puluhan mahasiswa harus dirawat di rumah sakit dan puluhan lainnya ditahan polisi
Baca SelengkapnyaMahasiswa memaksa pengungsi naik ke truk yang telah disediakan. Semua barang milik pengungsi ikut diangkut
Baca SelengkapnyaAwalnya demo peringatan 1 Desember dilakukan mahasiswa Papua berjalan aman dan damai.
Baca SelengkapnyaDelapan mahasiswa yang melakukan demo ditetapkan polisi sebagai tersangka.
Baca SelengkapnyaPolisi menembakkan gas air mata untuk membubarkan massa. Tak berselang lama, satu unit pete-pete terbakar tepat di depan halte Unibos Makassar.
Baca SelengkapnyaKerusuhan itu terjadi akibat provokasi yang dilakukan sejumlah pihak saat mediasi berlangsung.
Baca SelengkapnyaPolisi menangkap 16 pelaku bentrok mahasiswa antarfakultas di Universitas Islam Makassar (UIM) yang menyebabkan sejumlah ruang sekretariat rusak.
Baca SelengkapnyaPara pelajar dan mahasiswa tersebut masih menjalani pemeriksaan di Polrestabes Semarang hingga malam hari.
Baca SelengkapnyaSaling dorong yang terjadi membuat pagar balai kota akhirnya jebol. Sebagian massa tampak masuk ke kompleks balai kota. CCTV, tanaman dan paving block dirusak.
Baca SelengkapnyaAksi tersebut berujung ricuh setelah mahasiswa yang ingin masuk kedalam gedung DPRD dipukul mundur polisi.
Baca Selengkapnya