Penjelasan Polisi Soal Kabar Geruduk Rumah Andi Arief di Lampung
Merdeka.com - Wasekjen Partai Demokrat Andi Arief kembali mendapat sorotan setelah mengaku kediamannya di Lampung, digeruduk polisi. Andi mengatakan, ada dua mobil mengatasnamakan dari tim cyber Polda Lampung menyatroni kediamannya.
Dia menyayangkan langkah ke polisian langsung mendatangi rumahnya. Padahal, Andi berjanji datang ke kantor polisi jika diminta.
"Rumah saya di Lampung digeruduk dua mobil Polda mengaku cyber. Pak Kapolri, apa salah saya. Saya akan hadir secara baik-baik kalau saya diperlukan," tulis Andi Arief melalui akun twitternya.
-
Kenapa Titiek Puspa tidak melapor berita hoaks ke polisi? 'Oh, menghabiskan tenaga. Ngapain lapor? Biarin dia mau bikin begitu ya buat saya tidak apa-apa. Mungkin ada (pembuat hoaks) ingin menyapa saya. Tetapi nggak kesampaian,' ujarnya.
-
Bagaimana cara menjaga hubungan harmonis tanpa publikasi di media sosial? Ketika kalian saling mendukung, hubungan terasa semakin harmonis tanpa perlu membuktikan apapun kepada orang lain. Kebahagiaan ini muncul dari proses panjang yang didasari oleh cinta yang tulus, dan hal ini jauh lebih berarti dibandingkan sekadar pujian di media sosial.
-
Apa tanda hubungan harmonis tanpa publikasi di media sosial? Ketika komunikasi yang jujur menjadi bagian integral dari hubungan, kamu tidak lagi merasa perlu mencari pengakuan dari orang lain melalui media sosial. Hubungan menjadi lebih solid karena ada rasa saling percaya tanpa campur tangan pihak ketiga.
-
Dimana rumah dinas bupati itu berada? Di kawasan perbukitan yang masuk wilayah Kabupaten Minahasa Utara, tepatnya di kaki Gunung Kabat, terdapat sebuah rumah mewah bergaya Eropa.
-
Kenapa Andi Agung menarik perhatian netizen? Andi Agung menarik perhatian setelah memberikan uang panai sebesar 1,5 miliar rupiah kepada Nia dalam acara lamaran dan pertunangan baru-baru ini.
-
Kenapa hubungan harmonis tidak selalu dipublikasikan di media sosial? Mereka merasa lebih nyaman menjaga keharmonisan hubungan secara pribadi, karena bagi mereka, kebahagiaan tidak perlu diukur dari seberapa sering mereka tampil di beranda orang lain.
Namun pengakuan mantan aktivis 98 itu dibantah pihak polisi. Kedatangan polisi guna mengecek informasi disampaikan Andi Arief lewat media sosialnya tersebut.
"Tidak ada penggerebekan, tidak ada penindakan, hanya silaturahmi, sambang, mengecek apakah itu rumah Andi Arief atau bukan seperti isu berkembang di media sosial, ternyata rumah itu sudah dijual tahun 2014," kata Kabid Humas Polda Lampung Kombes Sulistyaningsih, saat dihubungi merdeka.com, Jumat (4/1).
Sulistyaningsih mengatakan, dari pengecekan tim di lapangan kepemilikan rumah itu sudah beralih kepada Yusrizal dari Andi Arief sejak tahun 2014. Menurut dia, pengecekan dilakukan guna memastikan keabsahan informasi disampaikan Andi Arief lewat akun Twitternya.
"Mencegah berita hoaks ya kan, apalagi itu ada di Lampung. Jadi tidak ada penggerebekan, tidak ada penindakan, yang dilakukan oleh cyber Ditreskrimsus Polda Lampung silaturahmi, sambang, terkait isu yang berkembang di media sosial soal rumah Andi Arief," tandasnya.
Sementara itu, Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigjen Dedi Prasetyo memastikan, hingga saat ini polisi belum memeriksa Andi Arief untuk diperiksa terkait kasus hukum. Termasuk kasus hoaks tujuh kontainer surat suara dicoblos di Tanjung Priok, Jakarta Utara, seperti diunggah Andi Arief melalui akun Twitternya.
Untuk diketahui, sebelum kejadian ini, politisi berinisial A dilaporkan ke Bareskrim Polri. Relawan Jokowi-Ma'ruf yang tergabung dalam Negeriku Indonesia Jaya (Ninja), melaporkan dua politisi berinisial A dan satu orang yang belum diketahui namanya terkait hoaks 7 kontainer surat suara tercoblos. Adapun laporan tersebut termuat dalam laporan polisi nomor: LP/B/0008/I/2019/BARESKRIM, tertanggal 3 Januari 2019.
"Kita menginginkan Pilpres dan Pileg tanpa hoaks. Yang dilaporkan ada 3 orang, berkaitan surat suara yang 70 juta sudah dicoblos, ternyata berita itu tidak benar. Inisialnya A, dua-duanya A, satu orang belum diketahui, karena itu bentuknya suara. Serahkan ke penyidik. Iya (A, ini Politisi)," ucap Ketua Umum Ninja, Suhadi di Bareskrim Polri, Gedung Kementerian Kelautan dan Perikanan, Jakarta, Kamis (3/1).
Adapun beberapa bukti sudah dilampirkan. Diantaranya berita-berita yang beredar dan rekaman suara soal surat suara tercoblos. "Berita yang saya ambil. Kemudian ada rekaman suara yang mengatakan 70 juta surat suara yang sudah dicoblos," ungkap Suhadi.
(mdk/gil)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Padahal, terlihat dalam video Andika telah menyodorkan tangannya tanda ingin berjabat tangan.
Baca SelengkapnyaPenyidik Polda Metro Jaya mengeluarkan Surat Penghentian Penyidikan Perkara (SP3) terhadap kasus Aiman
Baca SelengkapnyaPolisi meminta pihak panitia dan UGM terbuka terkait pelarangan Anies menjadi pembicara.
Baca SelengkapnyaPenggeledahan dilakukan selama lebih kurang 8 jam, sejak pukul 13.30 Wita.
Baca SelengkapnyaAiman juga menyebut dalam video turut menyinggung masih banyak anggota polisi yang masih menjaga nuraninya untuk netralitas.
Baca SelengkapnyaAdapun yang menjadi target dalam penangkapan itu adalah GS, warga sipil. Dan rumahnya memang berada di jalan mengarah ke asrama TNI dan Polisi.
Baca SelengkapnyaPolisi membebaskan tersangka karena alasan tidak menemukan niat jahat.
Baca SelengkapnyaKapolda menegaskan kerusuhan tersebut merupakan masalah komunikasi antara dua organisasi massa tersebut tidak ada kaitan dengan dua parpol.
Baca SelengkapnyaSaat ini penyidik telah menindaklanjuti rekomendasi hasil gelar perkara yang dimaksud.
Baca SelengkapnyaBenarkah informasi yang menyatakan UAS ditangkap polisi akibat membela korban Rempang? Simak penelusurannya
Baca SelengkapnyaSebelumnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengaku sudah memanggil Kapolri Listyo Sigit Prabowo dan Jaksa Agung St Burhanuddin.
Baca Selengkapnya