Penjelasan Polisi soal Penembakan di Pulau Haruku
Merdeka.com - Ibrahim Sangaji (47), warga Dusun Nama'a, Negeri Pelauw, Kecamatan Pulau Haruku, Maluku Tengah, tewas ditembak orang tak dikenal, pada Sabtu (26/3). Sebelumnya, pada Selasa (15/2) waktu setempat, warga berinisial YN (53) juga meninggal dunia ditembak oleh orang tak dikenal. Sementara satu orang mengalami luka-luka di Negeri Hulaliu, Kecamatan Pulau Haruku.
Kabid Humas Polda Maluku Kombes M. Roem Ohoirat enggan mengatakan, bahwa dua kejadian itu dilakukan oleh orang yang sama. Pasalnya, polri berdasarkan penyelidikan dan fakta di lapangan.
"Saya enggak bisa ngomong seperti itu ya, karena harus ada faktanya baru bisa ngomong begitu. Tapi silakan teman-teman mau hubungkan silakan, tapi saya atau polri berbicara dengan fakta ya. Saya enggak bisa pastikan itu ada atau enggak kaitan dengan kasus lama," katanya saat dihubungi merdeka.com, Minggu (27/3).
-
Siapa pelakunya? Orang ke-3 : 'Seperti biasa saya menjemput anak saya pulang sekolah sekitar jam tersebut'Karena 22 jam sebelum 5 April 2010 adalah jam 1 siang 4 april 2010 (hari minggu)
-
Kenapa TNI AD membantah klaim pelaku? Narasi dalam video yang diunggah pelaku dalam video bahwa pelaku memiliki hubungan kerabat dengan Mayjen TNI Rifky Nawawi adalah tidak benar,' kata Kristomei saat dihubungi, Minggu (28/4).
-
Siapa yang diduga sebagai pelaku? 'Kalau musuh kita mah nggak tahu ya, kita gak bisa nilai orang depan kita baik di belakang mungkin kita nggak tahu. Kalo musuh gue selama ini nggak ada musuh ya, mungkin musuh gua yang kemarin doang ya, yang bermasalah sama gua doang kali yak,' ungkapnya.
-
Bagaimana Komnas HAM mengungkap pelaku? 'Ada penggalian fakta tentang peran-peran Pollycarpus atau peran-peran orang lain yang ada di tempat kejadian perkara atau yang terlibat dalam perencanaan pembunuhan Munir atau yang menjadi alasan TPF ketika itu untuk melakukan prarekonstruksi, melacak percakapan nomor telepon dan lain-lain lah,' kata Usman di Kantor Komnas HAM, Jakarta Pusat, Jumat (15/3).
-
Apa yang dilakukan Polda Jatim? DPR melalui Komisi III mengapresiasi langkah Polda Jawa Timur (Jatim) yang memberikan pendampingan kesehatan terhadap Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) saat Pemilu 2024 lalu. Selama bekerja, mereka didampingi 1.000 anggota medis Polri Biddokkes Polda Jatim yang dikomandoi Kepala Biddokkes Polda Jatim, Kombes Pol dr Erwin Zainul Hakim.
Roem menyebutkan, kalau kejadian itu terjadi di dalam hutan. Dalam hal ini, ia mengaku kalau anggota Polri-TNI selalu berjaga-jaga di hutan dan juga melakukan patroli bersama.
"Yang jadi masalah ini mereka (masyarakat) jalan di hutan-hutan, ini yang jadi kendala di situ. (Mencari makan) Di dalam (hutan) rangka berkebun dari hasil hutan, lalu ke laut," katanya.
Enggan Dikatakan Kebobolan dalam Penjagaan Keamanan
Roem menegaskan, kalau sudah banyak anggota TNI dan Polri yang diturunkan. Bahkan patroli rutin terus dilakukan bersama.
"Jadi gini, di sana hutan luas kita kan tidak mungkin menjaga di hutan-hutan itu, memang kita sering melakukan patroli selama ini kan masyarakat ada yang ke hutan bila takut kepada polisi TNI kita antar mereka," klaimnya.
"Jadi masyarakat di sana bertani, mata pencarian besar itu bertani dan nelayan. Tentunya kehidupan mereka itu adalah di hutan-hutan itu. Seperti kasus kemarin, kebetulan ada ternak sapi yang lepas kemudian nyari sapi dia itu, suami istri nyari ke hutan. Di hutan itulah terjadi peristiwa penembakan itu dan itu sangat kita sesalkan," jelasnya.
Tidak Ingin Timbul Masalah Baru
Roem menjelaskan, dalam menyelesaikan kasus ini polri tidak hanya menjalankan peraturan. Namun melakukan rekonsiliasi dengan masyarakat agar tidak timbul permasalahan baru.
"Karena kalau penegakan hukum yang kita tonjolkan dulu berarti rekonsiliasi pasti tidak akan jalan juga. Itu yg kita pikirkan. Kita tidak ingin (masalah)panjang di antara mereka karena di antara mereka ini hidup bertetangga, bersebelahan aja cuma dipisahkan oleh kali (sungai)," harapannya.
Oleh karena, Polri meminta agar masyarakat agar tak terprovokasi atas peristiwa ini. Ia pun berharap agar kasus ini tidak kembali terjadi.
"Kami tentunya penegakan hukum akan kami lakukan dan tentu nya sangat berharap kepada masyarakat untuk memberikan informasi kepada aparat penegak hukum maupun TNI polri di sana agar bisa mengambil suatu langkah," pungkasnya.
(mdk/ded)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
"Kami sudah mengambil keterangan dari 9 orang, 4 dari anggota Dit Polairud, 3 Masyarakat dan 2 dari pelaku," kata Kabid Propam Polda Sultra, Mochammad Sholeh.
Baca SelengkapnyaDalam kejadian itu telah menewaskan satu keluarga wartawan Tribrata TV
Baca SelengkapnyaTak hanya anggota polisi, OTK juga menembak seorang warga sipil.
Baca Selengkapnya"Tidak benar Prajurit TNI ditembak mati oleh OPM di Mulia, Kab. Puncak Jaya, itu semua HOAKS," kata Letkol Inf Candra
Baca Selengkapnya"Kami tegaskan, dari hasil pemeriksaan, peristiwa penembakan ini tidak ditemukan motif politik dan tidak ada kaitan dengan politik."
Baca SelengkapnyaBentrokan antar warga pecah di sekitar Kompleks Perumahan Pemda, Kabupaten Maluku Tenggara, Selasa (20/2) malam.
Baca SelengkapnyaKabid Humas Polda Maluku, Kombes Aries Aminullah, mengakui terjadi bentrokan
Baca SelengkapnyaDi sana tampak beberapa kilatan cahaya kuning yang diduga letusan dari tembakan pelaku dari dalam mobil VRZ.
Baca SelengkapnyaPelaku harus ditindak tegas karena kasus tersebut telah mencederai institusi Korps Bhayangkara.
Baca SelengkapnyaTembakan pelaku mengenai pelipis kanan dan bagian pipi korban
Baca SelengkapnyaSelain ditetapkan sebagai tersangka, ketiganya juga telah dilakukan penahanan.
Baca SelengkapnyaPenembakan Relawan Prabowo-Gibran, Polisi Periksa 11 Saksi serta Amankan Proyektil Peluru dan CCTV.
Baca Selengkapnya