Penjelasan Puskesmas Rawa Buntu soal siswi SD diduga meninggal usai disuntik difteri
Merdeka.com - Kepala Puskesmas Rawa Buntu Hartono menegaskan, kematian Naswa Fahira Andrean (10) di Puskesmas Rawa Buntu pada Jumat (23/2) kemarin, karena penyakit asma akut yang dideritanya. Menurut dia, berdasarkan keterangan pihak keluarga dan data dari pihak Puskesmas Rawa Buntu yang menangani pasien, almarhumah dibawa pihak keluarga ke Puskesmas saat petang.
"Jadi keterangan orang tua anaknya itu seperti biasa sekolah, mengaji sampai sore, dan sepulang mengaji, almarhumah sempat makan dan mandi. Menjelang magrib almarhumah teriak kesakitan dengan wajah membiru, pupil mata membesar, dikira orang tuanya kesurupan," kata Hartono berdasarkan keterangan Ayah Naswa, di Kantor Dinkes Tangsel, Rawa Buntu, Tangerang Selatan, Sabtu (24/2).
Karena diduga kesurupan, oleh ayahnya, Naswa dipijat jempol dan dibawa ke masjid terdekat. Hingga kemudian di bawa ke klinik terdekat dari rumahnya.
-
Bagaimana siswi terdampak penyakit? Mereka melaporkan penyakit ini telah melumpuhkan kaki mereka, sehingga sebagian besar dari mereka tidak mampu berjalan.
-
Apa penyakit yang diderita siswi? Lebih dari 95 siswi di SMU St. Theresa's Eregi Girls Ibu Kota Nairobi, Kenya menderita penyakit misterius sehingga sekolah terpaksa ditutup sementara.
-
Kenapa mata siswi itu ditusuk? Namun karena tidak mau menuruti, pelaku akhirnya emosi dan melakukan penganiayaan kepada korban hingga mata sebelah kanan mengalami cedera akibat ditusuk dengan menggunakan tusuk cilok.
-
Kenapa gadis itu terjebak di rumah sakit? Meskipun memenuhi kriteria pemulangan dan permohonannya yang berulang-ulang untuk dibebaskan, dia tetap di sana karena mereka menolak menandatangani dokumen pemulangan.
-
Bagaimana mata siswi SD itu ditusuk? Namun, ia tiba-tiba didatangi dan ditarik oleh anak tak dikenal ke suatu tempat disekitar sekolahnya. Saat itulah korban dipalak dan dimintai uang dengan paksa oleh anak yang tidak dikenal tersebut.
-
Siapa yang dirawat di rumah sakit? Mantan Perdana Menteri Malaysia, Mahathir Mohamad, saat ini dirawat di rumah sakit akibat infeksi pernapasan.
"Karena dokter klinik tidak ada, akhirnya dibawa ke Puskesmas Rawa Buntu," kata Hartono.
Saat ditangani dengan dokter dan perawat yang berjaga, kondisi Naswa saat itu sudah sangat buruk, sehingga diberikan pertolongan hidup dasar oleh pihak Puskesmas.
"Saat kami terima, pupil mata membesar, nadi tidak teraba kondisi badan sampai kaki dingn, maka kami lakukan pertolongan hidup dasar, dan dinyatakan meninggal dunia," ucapnya.
Orang tua Naswa, lanjut Hartono, juga menyebutkan, kalau beberapa bulan belakangan ini asma anaknya sering kambuh. Naswa, juga dibekali alat bantu jika penyakit asma yang dialaminya sedang kambuh.
"Orang tuanya memastikan kematian Naswa bukan karena vaksin difteri II, karena setelah vaksin saat itu, tak ada gejala atau keluahan sakit dari yang bersangkutan, keluarga juga meyakini kepergian Naswa karena penyakit asma yang dia derita," ucapnya.
Sebelumnya diberitakan, polisi menyelidiki kabar siswi SDN di Tangsel meninggal usai imunisasi difteri. Terpisah pihak SDN 1 Rawa Buntu membantah Nazwa meninggal dunia karena difteri.
Kasat Reskrim Polres Tangerang Selatan, AKP Alexander mengatakan, pihak kepolisian setelah mengetahui viralnya pesan berantai yang menyebutkan seorang siswi meninggal dunia usai diimunisasi difteri langsung melakukan pengecekan.
"Benar, dipimpin Panit Reskrim kami lakukan pengecekan terkait kematian siswa SDN 01 Rawa Buntu yang viral meninggal seusai disuntik difteri II, pada hari Sabtu tanggal 24 Februari 2018," ucap Alex.
Dia menerangkan, berdasarkan hasil pengecekan itu, pihaknya memeriksa sejumlah saksi. Di antaranya Marjaya (kepala sekolah SDN 01 Rawa Buntu dan Khadijah, Guru SDN 01 Rawa Buntu).
Dari keterangan kedua saksi, diketahui bahwa pihak Sekolah SDN Rawa Buntu mengadakan kegiatan suntik difteri II pada hari Senin tanggal 12 Februari 2018 lalu. Namun dipastikan bahwa almarhumah tidak dilakukan suntik difteri II.
"Keterangan pihak sekolah yang bersangkutan, tidak pernah suntik difteri di Sekolah baik suntik difteri I maupun difteri II," ujar Alex.
Namun begitu, polisi mengaku belum mengetahui apakah siswi itu melakukan suntik difteri di tempat lain.
(mdk/gil)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Perisitiwa ini bermula ketika pasien merasakan sakit di dada dan badan juga terasa lemas.
Baca SelengkapnyaSantri Meninggal Tak Wajar, Ayah dan Ibu di Jambi Mengadu ke Hotman Paris
Baca SelengkapnyaPolisi telah menetapkan satu orang sebagai Anak Berhadapan Hukum dalam kasus dugaan bullying tersebut.
Baca SelengkapnyaSebelum meninggal dunia, anaknya sempat merasa bahagia setelah kelulusan.
Baca SelengkapnyaOrangtua korban yang mengetahui kejadian tersebut langsung melaporkan ke pihak kepolisian.
Baca SelengkapnyaPolisi masih menyelidiki kasus meninggalnya DKW siswi SD berusia 12 tahun di Semarang lantaran diduga korban pelecehan seksual.
Baca SelengkapnyaRumah Sakit Umum Pusat (RSUP) M Djamil Padang buka suara terkait meninggalnya pasien anak atas nama inisial AR (11) di RSUP M Djamil Padang.
Baca SelengkapnyaKorban sempat dibawa pihak sekolah ke puskesmas terdekat. Namun, karena kendala peralatan yang dianggap kurang lengkap.
Baca SelengkapnyaPolisi menduga ada kelalaian dari pihak guru yang menjadi pendampingi siswa selama di sekolah.
Baca SelengkapnyaSH sampai saat ini juga masih kerap kali diminta hadir memberikan keterangan dalam pemeriksaan di Kepolisian.
Baca SelengkapnyaPihak Pondok Pesantren Raudhatul Mujawwidin akhirnya angkat bicara mengenai kasus kematian santrinya, Airul Harahap.
Baca SelengkapnyaPenuturan itu disampaikan sembilan saksi saat diperiksa polisi.
Baca Selengkapnya