Penjual manusia di Sukabumi kini incar anak-anak SD
Merdeka.com - Forum Wanita (Forwa) Kabupaten Sukabumi menyebutkan saat ini anak-anak yang berusia sekolah dasar atau SD sudah menjadi incaran para pelaku kejahatan perdagangan manusia.
"Sudah cukup banyak kasus perdagangan manusia yang korbannya adalah anak berusia SD, khususnya mereka yang putus sekolah. Dengan kondisi seperti ini pelaku perdagangan manusia memanfaatkan peluang seperti memberikan iming-iming pekerjaan dengan penghasilan tinggi yang membuat keluarganya setuju," kata Ketua Forwa Kabupaten Sukabumi, Elis Nurbaeti kepada Antara, Jumat (13/6).
Menurut Elis, dalam kurun waktu enam bulan terakhir, lembaganya sudah menangani tujuh kasus perdagangan manusia dengan jumlah korban sebanyak delapan orang. Mereka yang menjadi korban perdagangan manusia ini seluruhnya perempuan berusia sekolah mulai dari tingkat SD sampai SMA.
-
Siapa yang menjadi korban? Renu Singh, salah satu korban yang terjebak, telah melapor ke polisi dengan klaim bahwa ia telah ditipu sebesar USD 21.000 dan mengungkapkan bahwa ratusan orang lainnya juga mengalami kerugian total mencapai USD 4,1 juta.
-
Bagaimana anak-anak dikorbankan? 76 anak-anak itu dibelah dadanya dan dalam keadaan telanjang dengan pakaian berada di sampingnya. Dada mereka telah dipotong terbuka dari tulang selangka hingga ke tulang dada. Tulang rusuk mereka dipaksa terbuka, yang kemungkinan untuk mendapatkan akses ke jantung mereka.
-
Mengapa anak-anak dikorbankan? Pemakaman anak-anak di gundukan ini mungkin merupakan persembahan untuk memberi energi pada ladang,' kata Prieto, seperti dikutip Live Science.
-
Bagaimana korban terjebak ke dalam budak seks? Korban yang baru lulus SMK tidak berpikir panjang untuk menemui pelaku lantaran dijanjikan pekerjaan untuk mengelola kafe di Kota Solo. Ternyata ini hanya modus pelaku. Selama lima bulan, sejak Mei-September 2022, korban disekap dan disetubuhi pelaku berinisial JM itu.
-
Dimana anak-anak dikorbankan? Sejauh ini, para peneliti baru bisa mengidentifikasi sisa-sisa 64 anak dari total 106 anak yang ditemukan pada 1967, di sebuah tangki air bawah tanah yang dikenal sebagai chultun, di situs Chichén Itzá, Meksiko Selatan.
Bahkan, paling mencengangkan saat ini adalah para pelaku perdagangan manusia sudah mengincar anak-anak di bawah umur untuk dijadikan pembantu, buruh tanpa upah bahkan sudah banyak yang menjadi pekerja seks komersial.
Biasanya anak yang menjadi korban perdagangan manusia tersebut dijual ke kota-kota besar di dalam negeri seperti Jakarta, Batam dan lain-lain. Bahkan ada yang dikirim ke luar negeri, seperti Malaysia, Singapura dan Brunei Darussalam untuk menjadi PSK.
"Masih banyaknya anak menjadi korban perdagangan manusia tersebut selain faktor ekonomi juga pendidikan minim, ditambah gaya hidup konsumtif, sehingga saat mereka diberi iming-iming impian palsu oleh pelaku perdagangan manusia langsung mau saja tanpa berpikir ulang, apalagi curiga," tambahnya.
Maka dari itu, Elis yang juga mantan Ketua Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A) Kabupaten Sukabumi, gencar melakukan sosialisasi ke seluruh penjuru Kabupaten Sukabumi khususnya daerah rawan terjadi kasus perdagangan manusia.
Selain memberikan sosialisasi, pihaknya juga membantu memberikan kursus singkat. Jika si anak tersebut masih berusia SD maka berkoordinasi dengan pemerintah setempat untuk kembali memasukkan ke sekolah dan jangan sampai kembali putus sekolah.
"Kami juga mengimbau kepada seluruh keluarga agar selalu menjaga anak-anaknya agar tidak menjadi korban perdagangan manusia dan tidak mudah terbujuk rayuan dengan cara iming-iming diberikan pekerjaan dengan gaji tinggi," kata Elis. (mdk/mtf)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
4 Anak asal Sumsel diperbudak jadi pekerja seks komersial (PSK) dan dipaksa melayani tamu 10 sampai 20 orang per hari.
Baca SelengkapnyaKPAI terus bekerja sama dengan Siber Polri dan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) untuk mengungkap sindikat TPPO anak.
Baca SelengkapnyaCahaya diduga dibuang para mami dan kerap disuruh melayani lelaki hidung belang
Baca SelengkapnyaD pun menjual korban melalui berbagai aplikasi kencan (dating apps) dan aplikasi pesan singkat dengan harga Rp 300 ribu hingga Rp 500 ribu.
Baca SelengkapnyaKeduanya diamankan polisi saat berada di sebuah kamar hotel di Baturaja, Ogan Komering Ulu.
Baca Selengkapnya“Saat ini satgas TPPO Polda sumbar sedang melakukan penyelidikan dengan instansi terkait,” kata Kombes Pol Dwi Sulistyawan
Baca SelengkapnyaDengan mempekerjakan 21 anak, Mami Icha memasang tarif dibagi dua klaster.
Baca SelengkapnyaSatu korban dibuang di kawasan Ancol, Jakarta Utara.
Baca SelengkapnyaPelaku penculikan dan pemerkosaan terhadap dua siswi SD di wilayah Kota Tangerang Selatan, diduga merupakan pelaku yang sama.
Baca SelengkapnyaPria tak dikenal itu membawa mereka ke suatu tempat dan diancam agar tidak teriak.
Baca SelengkapnyaPara korban tergiur iming-iming kedua pelaku dijanjikan menjadi model, namun malah dijadikan pemeran konten pornografi di media social.
Baca SelengkapnyaTiga muncikari ditangkap terkait tindak perdangan orang ini.
Baca Selengkapnya