Pensiunan di Perumahan Puspiptek Tangsel Ogah Angkat Kaki
Merdeka.com - Kepolisian Resor Kota Tangerang Selatan membatalkan rencana pemutusan saluran air dan penghentian pengangkutan sampah kepada warga pensiunan Perumahan Pusat Penelitian Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (Puspiptek), Kecamatan Setu, Kota Tangerang Selatan.
Sebelumnya, Bidang sarana kawasan Puspiptek, merencanakan melakukan pemutusan saluran air bersih ke seluruh warga pensiunan Perumahan Puspiptek.
Langkah tersebut dilakukan setelah upaya permintaan pengosongan rumah dinas kepada pensiunan pegawai Puspiptek tidak kunjung membuahkan hasil.
-
Bagaimana cara penutupan TPA Piyungan? Penutupan ini ditandai dengan peletakan batu pertama pembuatan pagar TPA dan penanaman vegetasi.
-
Siapa yang terlibat dalam penyegelan SPBU? Menteri Perdagangan Republik Indonesia, Zulkifli Hasan didampingi Direktur Pemasaran Regional Pertamina Patra Niaga Mars Ega Legowo melakukan penyegelan dispenser SPBU 34.41345 Jalan Tol Jakarta – Cikampek (Japek) Rest Area KM 42, Wanasari, Telukjambe Barat, Karawang, Jawa Barat.
-
Bagaimana cara mengatasi masalah sampah di Bantargebang? Demi menghindari longsor, maka dilakukan teknik terasering. "Jadi langkah itu yang kita terapkan sembari menunggu dibangunnya ITF di Jakarta.," kata Kepala Satuan Pelaksana TPST Bantargebang UPST DKI Jakarta, Handoko Raitno Solusi Lain Tahun ini, pabrik pengolah sampah atau refuse-derived fuel (RDF) plant akan dibangun di Bantargebang.
-
Mengapa TPA Piyungan ditutup? Mulai April 2024, Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Piyungan resmi ditutup permanen. Penutupan ini ditandai dengan peletakan batu pertama pembuatan pagar TPA dan penanaman vegetasi.
-
Bagaimana TPA Putri Cempo mencegah sapi makan sampah? Dinas Pertanian, Ketahanan Pangan, dan Perikanan (Dispangtan) Kota Solo mengaku tidak bisa mencegah penggembalaan sapi di TPA Putri Cempo. Pihaknya hanya bisa meningkatkan pengawasan penjualan sapi-sapi yang digembalakan di TPA Putri Cempo Solo.
"Kami menolak keputusan sepihak, karena rumah yang kami tinggali ini masuk golongan III. Dan kami membayar uang sewa, pengangkutan sampah dan air," kata Sardjono (69), warga Perumahan Puspiptek, Kamis (27/2).
Pensiunan pegawai Batan ini menegaskan bahwa tindakan bidang sarana Puspiptek terhadap warga pensiunan, merupakan bentuk intimidasi negara terhadap rakyat.
"Inikan namanya intimidasi. Karena kami ke sini karena perintah Negara, dulu katanya kalau mau bekerja di Puspiptek Serpong, kami diberikan rumah. Tapi setelah kami puluhan tahun bekerja, dan menjalani masa purna bakti malah diperlakukan begini," ungkap dia.
Jonnie warga Pensiunan lainnya, berharap bidang sarana Puspiptek tidak lagi berbuat semena-mena, agar warga pensiunan meninggalkan rumah dinas mereka.
"Harapan kami, agar bidang sarana Puspiptek menaati SK Menristek tahun 2004, yang membolehkan pensiunan menempati rumah dinas sampai akhir hayat kami. Itukan jelas, kami tahu ini rumah negara. Kami hanya minta dibolehkan tinggal sampai kami dan istri kami meninggal. Aturannya juga jelas, anak-anak kami tidak dibolehkan menempati kalau kami sudah meninggal," ungkap Jonnie.
Merespons penolakan warga tersebut, Satuan Sabhara Polres Tangerang Selatan meminta eksekutor bidang sarana kawasan Puspiptek membatalkan rencana pemutusan saluran air dan peniadaan pengangkutan sampah warga pensiunan.
"Ini apa dasarnya, apa sudah ada putusan pengadilan. Kalau belum jangan, nanti saja. Kalau ada putusan hukum yang jelas maka sama-sama enak" kata Kasat Sabhara Polresta Tangsel AKP Iik Sutasman kepada pengelola kawasan Puspiptek dan warga pensiunan.
Sementara Kepala Bidang sarana kawasan Puspiptek Dwi Wiratno menerangkan, pihaknya sudah dua kali menyurati warga pensiunan Puspiptek untuk mengosongkan rumah yang ditinggali saat ini.
"Kami sudah berkali-kali melayangkan surat, memang ada yang sudah pindah. Tapi masih banyak yang masih bertahan dengan berbagai alasan. Tindakan hari ini sebenarnya juga ingin menegaskan bahwa kami serius, ingin mengembalikan hak negara," kata Dwi.
Usai pembatalan pencabutan saluran air bersih dan pengangkutan sampah, Bidang Sarana Puspiptek mengaku akan melakukan evaluasi terlebih dahulu.
"Apakah kami akan mengambil langkah hukum, belum bisa kami pastikan. Kami baru akan melaporkan ke pimpinan dan mengevaluasi, bagaimana seharusnya," katanya.
Dwi menerangkan, saat ini tercatat ada 600 lebih rumah dinas yang ada di kawasan Perumahan Puspiptek. Sekitar 50 persen dihuni pensiunan.
"Sementara ada 6 ribu lebih PNS aktif dari 53 balai penelitian yang berharap, bisa menempati rumah dinas di sini," terangnya.
(mdk/cob)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Petugas PPSU lainnya, Pipit Mulyaningsih menambahkan, Sekretaris Lurah kalau bicara selalu menyakitkan dan selalu berkata miskin ke PPSU.
Baca SelengkapnyaPengungsi ditertibkan itu tinggal di tenda yang dikhawatirkan membahayakan diri mereka, menimbulkan penyakit, dan mengganggu ketertiban.
Baca SelengkapnyaPetugas Penanganan Prasarana dan Sarana Umum (PPSU) Ancol mogok usai dihina Lurah Ancol.
Baca SelengkapnyaTempat Pengelolaan Sampah Terpadu (TPST) Kesiman Kertalangu, Denpasar Timur, telah dibangun pada tahun 2022 dan diresmikan Presiden Jokowi pada Maret lalu.
Baca SelengkapnyaAksi saling lempar kantong sampah ini terjadi di Lapangan Karang, Kecamatan Kotagede, Kota Yogyakarta pada Selasa (1/8).
Baca SelengkapnyaViral video kericuhan antara anggota Polresta Padang dengan masyarakat Air Bangis dan Pasaman Barat
Baca SelengkapnyaWarga Nagari Air Bangis khawatir Proyek Strategi Nasional (PSN) akan membuat kehidupan mereka terancam.
Baca SelengkapnyaMantan Sekretaris Kementerian BUMN Said Didu menolak mediasi yang diinisasi pimpinan pusat Asosiasi Pemerintah Desa Serluruh Indonesia (Apdesi)
Baca SelengkapnyaKericuhan yang diwarnai aksi pembakaran ban dan kayu sempat berlangsung mencekam.
Baca SelengkapnyaAndreas Arie menyoroti masalah kritis yang melanda kota ini dan menuntut alternatif selain TPA Cipeucang yang saat ini sudah mencapai kapasitas maksimal.
Baca SelengkapnyaWarga asli Pulau Rempang menolak keras relokasi dan penggusuran rumah yang sudah mereka tinggali.
Baca SelengkapnyaKabel-kabel semrawut di sejumlah titik DKI Jakarta masih ditangani oleh petugas Dinas Bina Marga DKI Jakarta.
Baca Selengkapnya