Penularan Covid-19 dari Klaster Perkantoran di Depok Meningkat Lagi
Merdeka.com - Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 Kota Depok mencatat angka penambahan kasus penyebaran corona per hari mencapai 100 lebih, Selasa (1/12). Pemicunya karena tingginya pergerakan individu akibat banyaknya warga Depok yang beraktivitas lintas kota.
"Saat ini kasus rata-rata dalam pekan ini di atas 100 kasus positif. Makanya pergerakan orang yang saat ini terus meningkat tinggi terutama warga commuter, klaster perkantoran saat ini mulai meningkat kembali dan klaster keluarga. Dari keluarga mereka dari kantor menularkan kepada yang lain," kata Jubir Satgas Covid-19 Kota Depok, Dadang Wihana, Selasa (1/12).
Disebutkan kondisi serupa juga terjadi di kota lain terutama di kawasan Jabodetabek. Dadang menuturkan, jumlah tempat tidur yang ada 664 unit. Dan saat ini sudah terisi 538 tempat tidur atau sekitar 83 persen. Jumlah itu, kata Dadang, sudah di atas standar WHO yang hanya 60 persen.
-
Kenapa kasus Covid-19 naik? Kasus positif Covid-19 pada 27 November sampai 3 Desember mengalami kenaikan sebanyak 30 persen dibanding pekan sebelumnya, yaitu pada 20-26 November.
-
Kapan kasus Covid-19 meningkat? Kasus positif Covid-19 pada 27 November sampai 3 Desember mengalami kenaikan sebanyak 30 persen dibanding pekan sebelumnya, yaitu pada 20-26 November.
-
Mengapa kasus DBD di Jakarta meningkat? Lebih lanjut, Ngabila menjelaskan adanya peningkatan kasus DBD di Tanah Air terjadi karena efek dari kemarau ekstrem panjang atau El Nino pada Juli hingga November 2023.
-
Apa penyebab peningkatan kasus DBD di Jakarta? Angka kasus DBD di DKI Jakarta mengalami peningkatan sebanyak 1.102 orang dari sebelumnya hanya 627 kasus pada 19 Februari 2024.
-
Kenapa DBD meningkat di Jakarta Barat? Memang, Jakarta Barat menyumbang penyebaran kasus DBD tertinggi hingga 26 Maret 2024 dengan jumlah kasus mencapai 716, disusul Jakarta Selatan 576, Jakarta Timur 562, Jakarta Utara 262 kasus, Jakarta Pusat 172 dan Kepulauan seribu 18 kasus.
-
Kapan kasus DBD di Jakarta meningkat? Angka kasus DBD di DKI Jakarta mengalami peningkatan sebanyak 1.102 orang dari sebelumnya hanya 627 kasus pada 19 Februari 2024.
"Berdasarkan data yang ada pada kita dari jumlah tempat isolasi di rumah sakit non-ICU itu, sejumlah 664 tempat tidur dan saat ini sudah terisi 538. Artinya sudah 83 persen terisi, di atas WHO 60 persen. Demikian pula untuk ICU, dari 55 ICU saat ini terisi 41. Sekitar 74 persen. Maka dari itu sudah di atas standar WHO," tukasnya.
Pihaknya sedang mencari cara untuk mengantisipasi kekurangan tempat tidur. Yang dilakukan adalah dengan penambahan ICU dan berkoordinasi dengan rumah sakit sekitar.
"Kami mengharapkan terutama bagi orang tanpa gejala (OTG) segera menyampaikan laporan pada satgas tingkat perumahan dan kecamatan dan juga puskesmas, agar tidak terjadi perburukan. Karena jika terjadi perburukan, akan membebankan kepada kapasitas tempat tidur di rumah sakit," tambahnya.
Yang menjadi fokusnya saat ini juga adalah memisahkan antara kasus negatif dengan positif. Dengan begitu maka angka penularan dapat ditekan. "Karena klaster keluarga saat ini cukup tajam, meningkat sehingga satu-satunya cara yang dilakukan adalah memisahkan yang negatif dan positif," tukasnya.
Selain itu, pihaknya juga masih mencari tempat lain yang bisa digunakan untuk lokasi isolasi. Hanya saja Dadang belum dapat menyebutkan lokasi dimaksud. "Kami sedang ikhtiar untuk mencari satu, dua tempat di Depok. Tapi kami belum bisa memastikan kapan bisa terealisasi," ungkapnya.
Dia juga mengingatkan pentingnya menerapkan 3 M yaitu mencuci tangan, memakai masker dan menjaga jarak. "Jadi tentunya saat ini kita masih adaptasi kebiasaan baru, transisi menuju new normal. Dan kita belum new normal. Kepada para sahabat, warga, agar tetap protokol kesehatan karena itulah yang utama. Kalau kita lihat ada sebagian warga yang kurang memperhatikan prokes, tapi banyak di antara warga yang memperhatikan prokes," tutupnya.
(mdk/cob)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Saat ini tercatat ada 300 warga yang terpapar covid dari sebelumnya 100 kasus.
Baca SelengkapnyaPemkot Depok sudah melakukan antisipasi agar kasus ISPA tak terus menanjak naik.
Baca SelengkapnyaPasien yang meninggal diduga karena terlambat mendapat penanganan.
Baca SelengkapnyaJumlah ini naik dua kali lipat dibanding tahun 2023. Adapun rinciannya, pada Januari 2024 sebanyak 68 kasus, Februari 119 kasus, Maret 68 kasus.
Baca SelengkapnyaPeningkatan kasus Covid-19 terlihat di Depok, Jawa Barat, dan sejumlah wilayah lainnya.
Baca SelengkapnyaDinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Jawa Tengah (Jateng) mengungkapkan kenaikan kasus Covid-19 di wilayahnya.
Baca SelengkapnyaPenderita DBD di Depok melonjak drastis di Februari hingga 119 kasus
Baca SelengkapnyaDinas Kesehatan (Dinkes) DKI Jakarta mengungkapkan tiga penyebab kenaikan kasus Covid-19.
Baca SelengkapnyaKemenkes merekomendasikan masyarakat untuk melengkapi vaksinasi Covid-19 di tengah kasus yang kembali melonjak.
Baca SelengkapnyaKepala sebuah klinik di Tokyo, Ando Sakuro mengatakan bahwa sepuluh orang telah teruji positif setiap hari sejak akhir Juni.
Baca SelengkapnyaKasus Covid-19 di Singapura melonjak drastis. Indonesia mulai waspada.
Baca SelengkapnyaDinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bogor mencatat 750 kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) sejak awal 2024. Dari ratusan kasus itu, empat orang meninggal dunia.
Baca Selengkapnya