Penyandera minta tebusan Ringgit karena nilai tukar tinggi dari Peso
Merdeka.com - Kelompok penyandera diduga Abu Sayyaf kembali menyandera ABK asal Indonesia di perairan Filipina. Mereka meminta tebusan dalam mata uang Ringgit, bukan Peso. Alasannya karena nilai tukar Ringgit lebih tinggi dari Peso.
Tidak tanggung-tanggung, kelompok militan meminta tebusan 20 juta Ringgit Malaysia. Tuntutan tebusan itu disampaikan Ismail, salah satu ABK yang disandera Abu Sayyaf di sebuah pulau di perairan Filipina.
Dari keterangan istri Ismail, Dian Megawati Ahmad (33) yang tiga kali menghubunginya melalui nomor telepon berbeda menyebutkan, permintaan itu ditujukan kepada perusahaan, PT Rusianto Bersaudara.
-
Siapa yang meminta tebusan USD 8 juta? 'Mereka minta tebusan USD 8 juta,' ujar dia.
-
Kenapa keluarga Imam Masykur meminta tebusan? Sebelum Imam tewas, para pelaku meminta biaya tebusan Rp50 juta ke keluarga korban.
-
Siapa yang diminta membayar pungutan Rp10 juta? Miris, seorang warga yang hidup di bawah garis kemiskinan di Desa Kendayakan, Kecamatan Kragilan, Kabupaten Serang, Banten, batal menerima bantuan bedah rumah dari pemda setempat.Bukan tanpa alasan warga bernama Ahmad Turmudzi (49) itu tidak jadi mendapatkan bantuan renovasi. Sebab, agar perbaikan bisa dilaksanakan dirinya diduga harus membayar uang pungutan sebesar Rp10 juta.
-
Siapa yang dituntut? Seorang pria Inggris dihukum hampir 20 tahun penjara karena menggunakan kecerdasan buatan untuk mengubah foto asli anak-anak menjadi gambar pelecehan seksual yang menjijikkan.
-
Siapa yang meminta sedekah? 'Nak, minta sedekahnya, Nak,' pinta si pengemis tersebut.
"Ada juga ABK itu bersama suami saya, istrinya orang Filipina. Sempat tanya dalam bahasan Tagalog, kenapa mata uang Ringgit, karena nilai tukarnya lebih mahal dari Peso," kata Dian kepada wartawan di rumahnya, Sungai Lais, Samarinda, Kalimantan Timur kemarin.
"Dalan telepon pertama suami saya bilang, ditahan Abu Sayyaf. Diminta kabarkan ke wartawan, perusahaan dan pemerintah di Indonesia. Kalau tidak dibayar, kepala para sandera dipenggal," ungkap Dian.
Kabar penyanderaan, membuat suasana kediaman Dian, menjadi ramai. Selain Dian, di rumahnya juga berkumpul istri-istri dari ABK lainnya, yang juga menanti kabar terkait nasib suami mereka.
"Kami di sini menanti kabar suami kami. Minta tolong kepada pemerintah, bisa memperjelas keberadaan mereka, ada tujuh orang di pulau," tambah Elona, istri dari ABK Robin.
Diketahui, 13 ABK disandera kelompok Abu Sayyaf dalam pelayaran dari Filipina ke Samarinda. Enam di antaranya dibebaskan dengan tujuan untuk mempertegas tuntutan tebusan 20 juta Ringgit Malaysia. (mdk/cob)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Tercatat para sindikat ini berdasarkan laporan yang diterima polisi, sudah dua kali beraksi di wilayah hukum Kelapa Gading.
Baca SelengkapnyaPemerasan tersebut diduga akibat adanya komunikasi yang keliru antara korban dan pelaku.
Baca SelengkapnyaPolisi mengungkapkan fakta baru dari terduga pelaku penyanderaan bocah perempuan yang terjadi di Pos Polisi (Pospol) Pejaten, Jakarta Selatan.
Baca SelengkapnyaSuasana mencekam saat ketiga pelaku, YN (54), MH (37), dan FJ (33), dievakuasi dari dalam mobil dekat rumah korban
Baca SelengkapnyaKorban dikurung dan disiksa selama 10 hari di pelbagai tempat negara bagian Malaysia, termasuk Penang.
Baca SelengkapnyaPolisi menyita barang bukti sebanyak 995 lembar dolar USD dan 45 lembar mata uang Rupiah pecahan Rp100 ribu dari tangan pelaku.
Baca Selengkapnya