Penyebab Sejumlah Wilayah di Pulau Jawa Diguncang Gempa Belakangan Ini
Merdeka.com - Beberapa wilayah di Pulau Jawa diguncang gempa bumi akhir-akhir ini. Misalnya di Cianjur, Garut, Sukabumi, Jawa Barat dan Jember, Jawa Timur.
Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) menjelaskan fenomena tersebut. Dia mengatakan, gempa yang terjadi belakangan ini merupakan gerakan tektonik yang muncul bersamaan.
"Kalau kami menyimpulkan kemungkinan (karena) waktunya melepaskan energi. Jadi memang pada saatnya zona intraslab sedang aktif. Bila kita bandingkan dengan tahun lalu mungkin tahun ini lebih aktif," kata Penyelidik Bumi Madya PVMBG Supartoyo kepada merdeka.com, Jumat (9/12).
-
Apa yang terjadi ketika gempa? Gempa bumi adalah apa yang terjadi ketika dua lempengan tiba-tiba bergeser. Permukaan tempat yang tergeser itu disebut bidang patahan
-
Dimana gempa terjadi? Sebuah video yang diunggah oleh akun Instagram @batang.update memperlihatkan seorang anak dan ibu yang mencoba berlindung dari gempa Batang berkekuatan Magnitudo 4,4 pada 7 Juli kemarin.
-
Kapan gempa terjadi? Gempa di Batang pada Minggu (7/7) kemarin menyisakan luka yang mendalam bagi para korban yang terkena dampaknya.
-
Dimana gempa bumi terjadi? Gempa tersebut persisnya berada di wilayah lautan Samudera Hindia, dengan kedalaman 10 kilometer, titik koordinat 105,9 BT dan 7,61 LS, berjarak sekitar 85,7 km barat daya Kecamatan Bayah, Kabupaten Lebak, Provinsi Banten.
-
Kapan gempa bumi terjadi? Pada Minggu (25/2) terjadi gempa bumi berkekuatan 5,7 magnitudo yang terasa hingga Jakarta.
Meskipun demikian, sumber gempa di Cianjur dan Garut serta Sukabumi berbeda. Di Cianjur, kata Partoyo, gempa disebabkan oleh sesar yang aktif.
"Kalau yang di Cianjur itu kan berkaitan dengan istilahnya sesar aktif dan sesarnya ini belum terindetifikasi. Adapun gempa yang terjadi di Garut itu bersifat merusak. Lalu gempa kemarin di Sukabumi itu akibat dari zona penujaman jadi posisinya di bawah megathrust," jelas Partoyo.
Partoyo mengimbau masyarakat untuk selalu waspada sebab gempa bumi belum bisa diprediksi kapan terjadi dan seberapa besar kekuatannya.
"Kalau kejadian gempa itu kan masih belum bisa kita prediksi, kapan, di mana dan berapa kekuatannya. Namun dengan munculnya gempa-gempa yang serentetan ini, masyarakat waspada saja," tambah Partoyo.
Gempa bumi di Cianjur menimbulkan ratusan orang meninggal dunia. Sementara korban luka-luka mencapai ribuan orang dan warga yang dinyatakan hilang sebanyak delapan orang.
Sementara gempa yang mengguncang Garut menimbulkan kerusakan yang tidak begitu parah. Demikian juga dengan gempa Jember dan Sukabumi.
(mdk/tin)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Ketiga wilayah tersebut memiliki jarak paling dekat dengan pertemuan lempeng subduksi yang dapat memicu gempa berkekuatan tinggi.
Baca SelengkapnyaKetahui zona wilayah megathrust di Indonesia yang berpotensi terjadinya gempa bumi serta Tsunami berskala besar.
Baca SelengkapnyaHingga pukul 13.10 WIB, ada delapan kali gempa susulan.
Baca SelengkapnyaKepala Pusat Gempabumi dan Tsunami BMKG, Daryono mengatakan potensi terjadinya di gempa megathrust di Indonesia sangat bisa saja terjadi
Baca SelengkapnyaGempa susulan terjadi pascagempa yang mengguncang sejumlah kawasan di Jawa Timur, Jumat (22/3).
Baca SelengkapnyaBeberapa penyebab gunung meletus bisa diduga sebelumnya, namun ada juga yang tak terduga.
Baca SelengkapnyaSatu dari 13 sesar aktif itu di antaranya terjadi di perbatasan wilayah Kabupaten Batang dengan Kota Pekalongan.
Baca SelengkapnyaMengingat potensi bahaya yang ditimbulkannya, penting bagi negara-negara yang berada di zona rawan megathrust untuk mempersiapkan diri dengan baik.
Baca SelengkapnyaMerdeka.com merangkum informasi tentang apa itu gempa megathrust, penyebab, dan dampaknya yang perlu diketahui.
Baca SelengkapnyaTerdapat 15 segmen megathrus di Indonesia. Masing-masing segmen punya sejarah kegempaannya masing-masing
Baca SelengkapnyaHasil analisis BMKG menunjukkan gempa ini memiliki parameter update dengan magnitudo 5,9.
Baca SelengkapnyaGempa tersebut bahkan dirasakan masyarakat di Malang, Semarang hingga Yogyakarta.
Baca Selengkapnya