Penyebaran hoaks, Fadli Zon minta Polri usut juga yang jelekkan oposisi
Merdeka.com - Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Fadli Zon meminta kepolisian bertindak adil dalam memberantas penyebar berita bohong atau hoaks di media sosial. Sebab menurutnya, selama ini aparat kepolisian terkesan tebang pilih dengan menangkap pihak-pihak yang menentang atau menjelekkan pemerintah.
Pernyataan Fadli ini menyikapi penangkapan kelompok penyebar informasi hoax dan fitnah yang menamakan diri sebagai The Family Muslim Cyber Army (MCA) oleh Dittipid Siber Bareskrim Polri. Setidaknya tujuh orang diringkus polisi atas kasus penyebaran informasi hoaks jaringan MCA.
"Dan kalau misalnya memang pihak siber polisi mau melakukan pemberantasan terhadap hoaks kita setuju tetapi harus betul-betul adil," kata Fadli di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (1/3).
-
Siapa yang menyebarkan informasi hoaks itu? Yayuk memastikan akun Instagram bernama BP2MI dengan centang hijau yang menyebarkan informasi tersebut bukan akun resmi milik BP2MI.
-
Siapa yang menyebarkan hoaks ini? 'Berita yang menyebar itu adalah hoaks yang sengaja dihembuskan oleh OPM dan simpatisannya. Justru saat ini aparat TNI dari Yonif 527 membantu melaksanakan pengamanan RSUD Madi Paniai karena adanya pengaduan dari masyarakat bahwa gerombolan OPM akan membakar RSUD tersebut,' katanya dalam keterangan tertulisnya, Minggu (26/5).
-
Siapa yang membuat berita hoaks? Menurut NewsGuard, situs-situs ini mengklaim diri mereka sebagai sumber berita lokal yang independen, namun tidak mengungkapkan afiliasi partisan atau asing mereka.
-
Siapa yang menyebarkan video hoaks? Video diunggah oleh akun @margiyo giyo
-
Bagaimana OPM menyebarkan hoaks? 'Berita yang menyebar itu adalah hoaks yang sengaja dihembuskan oleh OPM dan simpatisannya. Justru saat ini aparat TNI dari Yonif 527 membantu melaksanakan pengamanan RSUD Madi Paniai karena adanya pengaduan dari masyarakat bahwa gerombolan OPM akan membakar RSUD tersebut,' katanya dalam keterangan tertulisnya, Minggu (26/5).
-
Apa isi hoaks yang beredar? 'Berita yang menyebar itu adalah hoaks yang sengaja dihembuskan oleh OPM dan simpatisannya. Justru saat ini aparat TNI dari Yonif 527 membantu melaksanakan pengamanan RSUD Madi Paniai karena adanya pengaduan dari masyarakat bahwa gerombolan OPM akan membakar RSUD tersebut,' katanya dalam keterangan tertulisnya, Minggu (26/5).
"Nah ini yang disisir ini adalah selalu pihak-pihak yang dianggap menantang pemerintah sementara kalau yang menjelek-jelekkan dari pihak yang non-pemerintah atau pihak oposisi itu tidak di follow up sampai sekarang," sambungnya.
Fadli menganggap polisi sejauh ini kesulitan membuktikan perbuatan pidana, para terduga pelaku penyebar informasi hoaks. Contohnya terjadi pada kasus kelompok Saracen.
Gerindra tidak ingin pemberantasan informasi bohong di ruang publik yang dilakukan malah membatasi bahkan menghilangkan hak-hak warga negara dalam berekspresi dan menyampaikan pendapat.
"Jadi kita tidak ingin ini adalah upaya untuk mematikan demokrasi kita harus betul-betul dicek apa yang dimaksud dengan hoaks apakah ini bagian dari kebebasan berpendapat atau apa," tegasnya.
Atas penangkapan 6 anggota kelompok MCA ini, Fadli heran polisi seolah rajin menyasar suatu golongan. "Emangnya kelompok muslim seolah-olah kelompok muslim ini yang selalu jahat begitu loh. Jadi penerintah dalam hal ini penegakan hukum seolah-olah dia diarahkan ke sana terus tetapi nanti tidak ada buktinya," tandasnya.
Seperti diketahui, Dittipid Siber Bareskrim Polri menangkap enam orang pelaku ujaran kebencian dan membuat berita bohong yakni Rizki Surya Dharma (35), Ramdani Saputra (39), Yuspiadin (24), Ronny sutrisno (40) dan Tara Arsih Wijayani (40). Enam orang tersebut tergabung dalam Muslim Cyber Army (MCA).
MCA sendiri ternyata mempunyai empat kelompok jaringan yang mempunyai kerja masing-masing kelompok tersebut. Pertama, kelompok The Family MCA yang mempunyai sembilan orang admin dalam group tersebut bertugas untuk merencanakan dan mempengaruhi member lain.
Yang kedua yaitu kelompok Cyber Moeslim Defeat Army yang memiliki 145 member, dalam kelompok tersebut bertugas untuk melakukan setting isu hoax yang akan diviralkan. Selanjutnya yaitu Kelompok Snipper yang mempunyai 177 member dalam kelompok itu bertugas untuk menyerang seseorang atau kelompok yang diduga lawan MCA. Dan yang terakhir yaitu MCA United yang merupakan grup terbuka bagi siapa yang memiliki visi-misi MCA.
(mdk/eko)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Fadil menantang Aiman untuk datang ke Polda Metro Jaya.
Baca SelengkapnyaKomjen Fadil, dalam rapat, menanggapi soal kabar hoaks yang disampaikan oleh Aiman Witjaksono.
Baca SelengkapnyaSalah satu laporan dibuat oleh Aliansi Masyarakat Sipil Untuk Demokrasi.
Baca SelengkapnyaAiman mengaku bukan polisi tidak netral dalam Pemilu, melainkan oknum
Baca SelengkapnyaBerita hoaks didominasi oleh isu kesehatan, pemerintahan, penipuan dan politik di luar pada isu-isu lain
Baca SelengkapnyaMereka sudah menahan diri selama 3x24 jam untuk menunggu Zulhas meminta maaf.
Baca SelengkapnyaNasriadi juga mengimbau kepada seluruh tim sukses dan pendukung calon agar lebih bijak dalam menggunakan media sosial.
Baca SelengkapnyaDisinformasi yang bersumber dari platform media sosial merembes ke forum-forum personal seperti whatsapp group.
Baca SelengkapnyaTKN menilai ada yang mengatur hal ini untuk merusak elektabilitas Prabowo-Gibran.
Baca SelengkapnyaAkun TikTok diduga telah mengunggah video editan dari foto tangkapan layar media
Baca SelengkapnyaPolisi menangkap terduga penyebar hoaks rekaman suara Forkopimda Batubara mendukung Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka.
Baca SelengkapnyaRelawan Prabowo Mania akan melaporkan Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto ke Bareskrim Polri.
Baca Selengkapnya