Penyebaran Virus Corona Dimungkinkan Lewat Udara, tapi Tidak Terbang Melayang
Merdeka.com - Ketua Tim Pinere (Penyakit Infeksi Emerging dan Remerging) RSU dr Soetomo, dokter Soedarsono memiliki pandangan lain soal virus Corona atau Covid-19. Menurutnya, penularan Covid-19 tidak sebatas dari droplet atau percikan batuk penderita positif.
Menurutnya, penyebaran virus tersebut juga bisa dari udara. Meskipun kemungkinan itu berada di posisi jauh.
"Saya kira bisa (penyebaran melalui udara). Tapi yang utama itu tetap (dari) droplet, percikan yang kemudian jatuh di suatu permukaan," urainya, Kamis (19/3).
-
Bagaimana droplet menyebar? Droplet dapat menyebar melalui udara dan menginfeksi orang lain yang menghirupnya. Droplet juga dapat menempel pada permukaan benda dan menular melalui kontak langsung.
-
Bagaimana cara agar terhindar dari Covid-19? 'Pemerintah mengimbau lebih rajin bermasker terutama jika sakit dan di keramaian, lebih rajin cuci tangan, lengkapi vaksinasi segera sebanyak 4x GRATIS, jaga ventilasi udara indoor, hindari asap rokok,' ujar Ngabila.
-
Bagaimana tubuh orang tertentu dapat terhindar dari Covid-19? 'Ini adalah kesempatan yang sangat unik untuk melihat bagaimana respons kekebalan pada orang dewasa tanpa riwayat COVID-19 sebelumnya, dalam pengaturan di mana faktor-faktor seperti waktu infeksi dan komorbiditas dapat dikendalikan,' kata ahli biologi sistem kuantitatif Rik Lindeboom, yang kini berada di Netherlands Cancer Institute.
-
Mengapa droplet berbahaya? Droplet dapat mengandung berbagai mikroorganisme yang dapat menyebabkan penyakit, seperti virus, bakteri, jamur, atau parasit.
-
Kenapa penggunaan tetes hidung saline bisa mengurangi penularan virus? Menurut hasil studi, penularan virus di rumah tangga menurun dari 61% dengan perawatan biasa menjadi 46% ketika tetes hidung saline digunakan.
-
Dimana kuman menyebar dengan cepat? 'Pada saat ini, mudahnya berpindah dari satu tempat ke tempat lain dengan mudah membuat persebaran virus dan bakteri ke tempat lain lebih cepat terjadi,' terang Dana Hawkinson, M.D., asisten profesor di University of Kansas.
Ia menambahkan, jarak droplet yang memungkinkan menulari seseorang adalah area 1 meter. Jika droplet tersebut disentuh, kemudian menempel di tangan dan tangan belum dicuci itu menyentuh mata, mulut, maupun hidung, maka virus akan menempel dan masuk.
"Akhirnya virus masuk, droplet dan virusnya itu nempel di situ, ini adalah tempat-tempat mode entry virus itu masuk cari tempat tinggalnya di sistem pernapasan," katanya.
Terkait penyebaran udara, jelasnya, jika droplet sebelum menyentuh permukaan, terisap oleh orang yang ada di lingkungan berjarak kurang dari 1 meter.
"Kalau dalam jarak kurang 1 meter, sebelum jatuh terisap oleh seseorang melalui udara," jelasnya.
Namun ia menegaskan, yang dimaksud penyebaran melalui udara bukan berarti virus dapat melayang-layang di udara seperti bayangan orang. Untuk itu, sebenarnya pemakaian masker lebih diprioritaskan untuk orang yang sakit, atau orang yang merawat pasien saja.
"Tidak melayang-layang di udara bukan begitu. Tetap itu namanya, apakah itu virus, bakteri, ataukah jamur, ya bukan hidup di udara, itu yang dibayangkan oleh orang selama ini. Masker itu dipakai oleh orang yang sakit, atau yang merawat, atau berada di lingkungan padat yang tidak terhindari dan tidak tahu ada orang yang sakit," pungkasnya.
(mdk/lia)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Droplet adalah tetesan kecil dari batuk atau bersin yang mengandung berbagai mikroorganisme yang dapat menyebabkan penyakit.
Baca SelengkapnyaPenularan cacar monyet tidak mungkin melalui udara seperti Covid.
Baca SelengkapnyaMenggunakan masker adalah langkah pencegahan, bukan hanya untuk COVID-19, tapi juga berbagai macam virus lainnya.
Baca SelengkapnyaBiasanya, orang dewasa kerap mencium balita saat kumpul bersama keluarga di momen Lebaran.
Baca SelengkapnyaSeseorang bisa mengalami flu dalam waktu cukup lama, namun hingga berapa lama biasanya penyakit ini tetap bisa menyebar?
Baca SelengkapnyaMasyarakat juga diminta segera melengkapi vaksinasi Covid-19, khususnya pada kelompok berisiko.
Baca Selengkapnya