'Penyelidikan kematian orangutan yang ditembus 130 peluru pertaruhkan nama negara'
Merdeka.com - Tim gabungan terus menyelidiki kematian orangutan jantan usia 5-7 tahun di Kalimantan Timur, yang mati mengenaskan dengan 130 peluru dan 19 luka menganga. Kesimpulan sementara, orangutan itu ditembak dari jarak dekat.
Tim gabungan BKSDA Kalimantan Timur, Balai Gakkum LHK Kalimantan, Balai Taman Nasional Kutai (TNK), Polda Kaltim, Polres Kutai Timur, hingga pegiat Centre of Orangutan Protection (COP) juga terus bekerja di lapangan, memburu pelaku penembakan sadis.
"Tim autopsi mengeluarkan 48 butir peluru senapan angin, dari sekitar 130 butir peluru, di antaranya, 74 peluru bersarang di kepala. Penembakan itu dilakukan dalam jarak dekat," kata Kasi Gakkum Wilayah II Kaltim-Kaltara Annur Rahim, dalam keterangan pers, di kantor BKSDA Kaltim Jalan Teuku Umar, Kamis (8/2) siang.
-
Apa yang terjadi pada anak orangutan? 'Tim di lapangan berhasil evakuasi induknya hari Sabtu sekitar jam 9 pagi. Tapi anaknya, saat tim mengevakuasi, memisahkan diri dari induknya dan masuk cepat ke dalam hutan,' kata Kepala BKSDA Kalimantan Timur, Ari Wibawanto, dikonfirmasi merdeka.com, Senin (25/9).
-
Bagaimana tim menemukan orangutan? Kerja keras tim BKSDA, dibantu pegiat Center for Orangutan Protection (COP) dan tim pihak perusahaan tambang, menemukan dua Orangutan Induk dan anaknya hari Jumat (22/9), di kawasan area tambang batu bara di Kilometer 35 Kampung 26 Kecamatan Kaubun, Kabupaten Kutai Timur.
-
Kenapa Orangutan terancam punah? Orangutan, spesies kera besar Asia yang unik, kini menghadapi ancaman kepunahan karena kehilangan habitat secara dramatis, pembunuhan ilegal, dan kebakaran hutan.
-
Dimana orangutan ditemukan? Kerja keras tim BKSDA, dibantu pegiat Center for Orangutan Protection (COP) dan tim pihak perusahaan tambang, menemukan dua Orangutan Induk dan anaknya hari Jumat (22/9), di kawasan area tambang batu bara di Kilometer 35 Kampung 26 Kecamatan Kaubun, Kabupaten Kutai Timur.
-
Mengapa Orangutan Tapanuli terancam punah? Hal ini disebabkan hanya terdapat 800 individu Orang utan Tapanuli yang masih hidup di Hutan Batang Toru. Selain itu, ancaman kehilangan habitat akibat perburuan juga menjadi faktor lainnya.
-
Kapan Orangutan Tapanuli ditemukan? Seiring perkembangan teknologi terutama di bidang genetika, banyak penemuan baru terkait DNA orang utan di Sumatra. Pada 2017, telah ditetapkan spesies baru, yaitu Orang utan Tapanuli (Pongo tapanuliensis).
Pembunuhan satwa langka itu tergolong pelanggaran berat, sebagaimana diatur pasal 21 ayat 1 Undang-undang No 05/1990 Tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistem. Bagi kepolisian, tidak berani menarget tuntas penyelidikan hingga menangkap pelaku penembakan dan penganiayaan sadis orangutan. Hanya saja, Polri menjamin, kasus diusut tuntas.
"Tim masih di lapangan. Kapolres (Kapolres Kutai Timur AKBP Teddy Ristiawan) turun langsung melakukan penyelidikan, dari Rabu (6/2) kemarin," kata Kabag Operasional Polres Kutai Timur Kompol Budi Heriawan, dalam kesempatan yang sama, saat menjawab pertanyaan merdeka.com.
Pertanyaan yang dilontarkan merdeka.com, mengacu pada kasus serupa di Kalahien, Kalimantan Tengah. Pada 15 Januari 2018, ditemukan bangkai orangutan tanpa kepala dan ada 17 peluru senapan angin di kepalanya. Kurang dua pekan, pelaku penembak dan penebas kepala, ditangkap 28 Januari 2018 lalu, oleh tim gabungan, termasuk Bareskrim Mabes Polri.
Budi menerangkan, masyarakat tidak perlu khawatir dengan komitmen kepolisian. "Ini jadi perhatian internasional. Kami tidak berani menarget, karena ini nama baik negara. Jangan sampai dikira kita tidak mampu (mengusut)," ujar Budi.
Sementara, dari hasil olah tempat kejadian perkara (TKP) sampai Rabu (7/2) kemarin, 8 orang saksi telah dimintai keterangan.
"Sementara, para saksi ini adalah saksi setelah kejadian. Terus, kepolisian bergerak menyelidiki," demikian Budi.
Diketahui, orangutan usia remaja, ditemukan warga terdesak dan terlihat merintih kesakitan di areal Taman Nasional Kutai (TNK) kawasan Desa Teluk Pandan, Kabupaten Kutai Timur, Kalimantan Timur, Sabtu (3/2). Kondisinya melemah, hingga akhirnya Selasa (6/2) dini hari sekira pukul 01.55 Wita, orangutan itu mati.
Hasil autopsi, ditemukan 130 peluru senapan angin, 19 luka menganga, 2 mata buta karena peluru yang bersarang serta telapak kaki kiri hilang diduga akibat sabetan senjata tajam.
(mdk/dan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Video seekor orang utan raksasa tiba-tiba muncul di permukiman warga viral di media sosial.
Baca Selengkapnya"Tim di lapangan berhasil evakuasi induknya hari Sabtu sekitar jam 9 pagi,"
Baca SelengkapnyaBKSDA belum bisa memastikannya apakah dua ekor orangutan itu betina dan anaknya.
Baca SelengkapnyaSalah satu taman nasional yang berada di lintas provinsi dan kabupaten ini menjadi kawasan habitat orang utan beserta jenis makhluk hidup lainnya.
Baca SelengkapnyaSebuah kawasan yang menjadi tempat konservasi Orang utan ini terdapat beberapa kegiatan penelitian untuk ilmu pengetahuan dan lain sebagainya.
Baca SelengkapnyaTNI melakukan pengejaran anggota OPM yang melakukan penembakan terhadap prajurit di Dekai,
Baca SelengkapnyaOrangutan Tapanuli, Spesies baru yang diumumkan oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan pada tahun 2017. Selain spesies baru, satwa ini juga menjadi paling terancam kepunahannya seiring hilangnya habitat dan perburuan liar.
Baca SelengkapnyaDia mengklaim, penembakan itu terjadi saat tawuran di sekitar wilayah Simongan, Semarang Barat, pada Minggu (24/11) dini hari.
Baca SelengkapnyaKarhutla di kawasan Gunung Arjuno terjadi sejak Agustus lalu dan proses pemadaman masih dilakukan hingga kini.
Baca SelengkapnyaSebuah video yang memperlihatkan dua orang utan berjalan di wilayah tambang Kalimantan Timur (Kaltim) dengan kondisi fisik yang sangat kurus menghebohkan media.
Baca SelengkapnyaPolrestabes mengklaim bahwa kematian siswa SMKN 4 Semarang, karena hendak tawuran.
Baca SelengkapnyaMelihat korban terkapar dengan kondisi luka, pelaku RS kemudian melarikan diri.
Baca Selengkapnya