Penyerang Polisi di Lamongan Diduga Kelompok Radikal, Kasus Ditangani Densus 88
Merdeka.com - Kapolda Jatim Irjen Luki Hermawan mengatakan, kasus penyerangan polisi di Lamongan ditangani Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror. Kasus ini ditangani Densus lantaran para pelaku disinyalir terkait dengan jaringan kelompok radikal.
Luki mengatakan, dugaan pelaku kelompok radikal merupakan hasil pengembangan yang dilakukan oleh Wakapolda Jatim Brigjen Pol Toni Harmanto saat mendatangi tempat kejadian perkara (TKP) dan berkoordinasi dengan Densus 88. Apalagi, saat melakukan pemeriksaan rumah tersangka, polisi menemukan barang-barang yang diduga berhubungan dengan kelompok radikal.
"Diambil alih Densus 88, karena disinyalir pelaku ini ada kaitannya dengan jaringan radikal. Pada saat penggeledahan di rumahnya banyak buku-buku yang memang berhubungan dengan kelompok-kelompok radikal," kata Luki, Selasa (20/11).
-
Apa yang disita KPK di rumah kader PDIP? Dia melanjutkan, di rumah Mahfud yang berada di perumahan Halim Perdana Kusuma telah disita dua handphone dan uang tunai pecahan Rp 20 ribu senilai Rp 300 juta rupiah
-
Apa yang ditemukan di rumah tersebut? Tim penyelamat terkejut saat berhasil menggali dan mengumpulkan total 92 ular dalam dua kunjungan berbeda.
-
Dimana rumah kader PDIP yang digeledah? Rumah yang digeledah itu diketahui berada jalan Halim perdana Kusuma Bangkalan, Madura, Jawa Timur.
-
Siapa kader PDIP yang digeledah rumahnya? Penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menggeledah rumah seorang anggota DPRD Jawa Timur bernama Mahfud dari Fraksi PDIP.
-
Apa yang dicuri polisi tersebut? Mengambil kesempatan dalam kesempitan, seorang polisi di Jerman mencuri 180 kilogram keju dari truk yang terbalik karena kecelakaan.
-
Barang bukti apa yang ditemukan? Saat penangkapan bersama teman-temannya, polisi berhasil mengamankan barang bukti berupa pods vape yang berisi cairan ganja.
Kasus ini pun mulai menemukan titik terang. Ia mengatakan, bahwa jaringan pelaku tersebut sudah diketahui.
Demikian pula terkait dengan motif apa yang mendorong kedua pelaku melakukan aksi teror tersebut, Luki menyebutkan jika masih dilakukan pendalaman. "Motif sedang didalami. Barang bukti sedang didata sama anggota di sana," tandasnya.
Sebelumnya Selasa (20/11) dini hari, ER dan MSA, melakukan penyerangan di pos polisi di dekat Wisata Bahari Lamongan (WBL). Akibatnya kaca pos polisi itu pecah.
Bripka AA yang ada di lokasi pun mengejar pelaku. Sampai di Pasar Blimbing, Kecamatan Paciran, pelaku ER menghadang Bripka AA.
Pelaku ER yang merupakan pecatan polisi, menembakan kelereng dengan ketapel dan mengenai mata kanan Bripka AA. Meski terluka, Bripka AA terus mengejar pelaku dan menabrakan motornya ke motor pelaku hingga terjatuh.
(mdk/gil)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Ketiga jenis barang tersebut merupakan hasil pengeledahan di rumah kontrakan terduga teroris di Kota Batu.
Baca SelengkapnyaBarang-barang milik S yang ada kaitan dengan tindakan dilakukannya disita polisi
Baca SelengkapnyaTim Densus 88 Antiteror Polri menangkap DE (28) di Bekasi, Senin (14/8). Tersangka tindak pidana terorisme ini merupakan karyawan BUMN.
Baca SelengkapnyaSalah satu simpatisan ISIS bergerak sendiri adalah DE, karyawan BUMN yang ditangkap Densus 88 Antiteror Polri.
Baca SelengkapnyaDE ditangkap pada Senin (14/8) siang di rumah kontrakannya di Perumahan Pesona Anggrek Harapan, Jalan Raya Bulak Sentul RT07 RW27, Bekasi.
Baca SelengkapnyaBerdasakan informasi di lapangan, warga berinisial S tersebut diamankan Tim Densus 88 Jumat pekan lalu.
Baca SelengkapnyaPolisi masih mendalami asal dan rencana penggunaan senjata tersebut.
Baca SelengkapnyaTerduga teroris ini berencana melakukan bom bunuh diri di rumah ibadah.
Baca SelengkapnyaJuru Bicara Densus 88 Polri Kombes Aswin Siregar mengungkap tampang DE, karyawan BUMN terduga teroris.
Baca SelengkapnyaGawai, busur panah dan anak panah disita Densus dari sebuah rumah di Sukoharjo
Baca SelengkapnyaDensus mendalami peran daripada R sebagai pemasok senjata terhadap DE.
Baca SelengkapnyaKedua tersangka merupakan teroris Negara Islam Indonesia (NII) di Kabupaten OKU Timur, Sumsel.
Baca Selengkapnya