Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Penyuluhan ke Badau, pegawai pajak habiskan 13 jam di jalan

Penyuluhan ke Badau, pegawai pajak habiskan 13 jam di jalan Penyuluhan pajak di Badau. ©2013 Merdeka.com

Merdeka.com - Perjuangan. Rasanya kata itu tepat untuk menggambarkan pegawai pajak yang melakukan sosialisasi di daerah pedalaman Kalimantan Barat. Demi tugas, mereka harus melewati berbagai rintangan.

Yusman Primadyanto, salah satu pegawai yang mendapat tugas itu. Yusman sudah tiga tahun bertugas di Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Sintang, Kalimantan Barat, sebagai pelaksana ekstensifikasi.

Pada Rabu (22/5), dia mendapat tugas untuk melakukan penyuluhan pajak di Kecamatan Badau, Kabupaten Kapuas Hulu. Daerah yang berbatasan langsung dengan Malaysia.

Memang ini bukanlah perjalanan pertama bagi pria asal Mojokerto itu. Namun, hal sama yang harus dirasakan adalah beratnya medan dengan kondisi infrastruktur jalan yang rusak.

Untuk sampai Badau, jarak yang harus ditempuh sekitar 400 kilometer, sekitar 13 jam dengan jalur darat dari Pontianak. Jangan bayangkan jalan itu seperti Tol Dalam Kota atau Tol JORR.

Jalan berbatu, berlubang bak kubangan dan berkelok adalah menu sepanjang perjalanan. Memang ada juga jalan beraspal, tapi itu jarang sekali ditemui. Jika ada, anggaplah itu bonus.

Dari Sintang, Yusman sendiri mengemudikan mobil. Sungguh tak terbayang, stamina sudah tersedot duluan sebelum melakukan penyuluhan.

pegawai pajak KPP Sintang

Laju kendaraan mulai mengalami hambatan saat masuk di Desa Parang. Sepanjang kurang lebih 70 kilometer, jalan benar-benar rusak. Banting setir ke kanan, kiri, harus dilakukan untuk menghindari lubang dan bebatuan. Perut benar-benar terkocok. Jika tak tahan, mungkin bisa muntah.

Hanya pemandangan yang menjadi hiburan. Meski itu sangat sedikit, karena di sisi kiri dan kanan jalan masih didominasi oleh hutan. Namun, ada juga rumah warga, tapi bisa dihitung dengan jari.

Setelah melewati Simpang Sejiram, jalan sedikit membaik. Perlahan, Yusman mulai bisa menambah kecepatan kendaraannya. Dia juga berpacu dengan waktu, karena harus menjemput dua pegawai pajak di Putussibau.

"Sekarang sudah mendingan, kalau dulu pertama kali saya ke Badau, jalannya parah sekali," kata pria lulusan Sekolah Tinggi Akuntansi Negara tahun 2009 itu.

Setelah menempuh perjalanan 8 jam, Yusman tiba di Kantor Pelayanan Penyuluhan dan Konsultasi Perpajakan (KP2KP) Putussibau. Tentu wajah, dan penampilannya sudah tak seapik saat berangkat tadi.

Di kantor itu, Yusman menjemput Kepala KP2KP Putussibau Wagimin dan Pelaksana Rian Abdi Subhan. Selanjutnya, mereka bertiga yang akan memberikan penyuluhan kepada warga Badau. Perjalanan kembali dilanjutkan. Hanya berbeda kecamatan, Putussibau-Badau ditempuh 5-6 jam. Jarak itu seperti Jakarta-Bandung, kemudian kembali lagi. Cukup melelahkan.

Ternyata kondisi jalan menuju Badau tak lebih baik dari ketika menuju Putussibau. Sepanjang perjalanan, mobil harus melewati jembatan yang terbuat dari kayu beberapa kali.

Ujian pertama tiba saat melewati jembatan di desa Tamau. Rupanya jembatan itu sempat rusak karena dilintasi kendaraan berat. Kini, kemudi berada di bawah kendali Rian.

Terlihat sedikit cemas, Rian mencoba tenang melewati jembatan. Ternyata tidak berjalan mulus. Roda mobil selip. Setelah didorong oleh beberapa orang mobil itu akhirnya bisa melintas. Lega rasanya.

badau

Hanya berjarak 5 kilometer, rintangan ternyata semakin berat. Kali ini, mobil 'dipaksa' melewati jembatan sepanjang sekitar 40 meter yang kayu-kayunya sudah jebol.

Perlahan, roda mobil diletakkan di atas kayu. Ini benar-benar harus hati-hati, karena kayu cuma bisa menyanggah ban kiri dan kanan mobil. Sedikit saja tergelincir, mobil akan nyemplung ke sungai.

Setelah melewati berbagai 'ujian', para pegawai pajak akhirnya sampai di Kecamatan Badau. Di sana sudah menunggu camat dan warga yang sengaja datang untuk mengikuti penyuluhan.

Yusman menjelaskan arti pajak, sistem perpajakan dan siapa saja yang wajib membayar pajak. Selain itu, pria yang sempat PKL di KPP Pratama Bantul, Yogyakarta ini juga menjelaskan cara membuat Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP).

"Semua layanan diberikan secara gratis," kata Yusman di hadapan sekitar 30-an warga.

Yusman juga mengingatkan agar warga tidak mudah tertipu dengan modus penipuan yang mengaku sebagai orang pajak. Biasanya, kata Yusman, mereka akan meminta imbalan untuk mengurus NPWP.

"Jika ada yang datang ke ibu dan bapak bantu urus NPWP, tanpa mengenalkan identitas lebih baik jangan diterima, apalagi tidak gratis. Silakan dilaporkan, akan ditindaklanjuti," katanya.

Penyuluhan ini rupanya mengusik rasa keingintahuan warga. Begitu diberi kesempatan, mereka berebut mengacungkan tangan. Ada yang bertanya, ada pula yang sekadar memberi masukan.

Jonathan, Kepala Desa Badau mengaku masih bingung sebagai warga negara pajak apa yang harus dibayarkan. Dia juga bertanya soal Pajak Penghasilan (PPh) dan Pajak Pertambahan Nilai (PPN).

Lain lagi dengan Balay, PNS di Kecamatan Badau itu mengeluhkan jarak tempuh yang jauh untuk membayar pajak. Dia berharap ada kerja sama antara pajak dengan bank di Badau.

"Akomodasi lebih mahal dari pada PPh. Baiknya bisa disetorkan di BRI dan BPD Kalbar di Badau," kata Balay yang mengaku sudah tiga kali bayar pajak ke Putussibau.

Hampir kurang lebih dua jam dialog berlangsung. Di penghujung pertemuan, para pegawai pajak memenuhi permintaan para warga agar memberikan nomor telepon pribadi. Sebabnya, sering kali warga menghubungi KP2KP Putussibau, tapi tak direspons.

"Kita kasih nomor telepon, pin BB. Jadi, kapan saja bapak dan ibu perlu silakan hubungi kami," kata Rian.

Pertemuan hari itu berakhir. Warga terlihat senang karena mendapat pengetahuan tentang pajak. Sudah barang tentu hal itu langka bagi mereka karena masih minimnya sarana informasi di pedalaman.

Bagi pegawai pajak, tugas hari itu belum lah usai. Mereka masih memiliki tanggung jawab untuk terus melakukan sosialisasi kepada wajib pajak.

Menjalankan semua ini tentu berbeda dengan mereka yang melakukan penyuluhan di kota-kota besar. Pengabdian ini memang tak bisa diukur oleh jabatan dan materi. Mereka akan merasa bangga jika warga negara taat membayar pajak.

(mdk/tts)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Guru di Pelosok Lebak Ini 30 Tahun Jalan Kaki untuk Mengajar, Pernah Jatuh ke Jurang hingga Diadang Hewan Liar
Guru di Pelosok Lebak Ini 30 Tahun Jalan Kaki untuk Mengajar, Pernah Jatuh ke Jurang hingga Diadang Hewan Liar

Tantangan yang dihadapinya bukan hanya soal jalanan yang rusak, tetapi juga hewan-hewan liar di sepanjang perjalanan.

Baca Selengkapnya
Viral Jalan di Indonesia Tayang di Acara TV Jepang, Masuk dalam Kategori Jalan Teraneh
Viral Jalan di Indonesia Tayang di Acara TV Jepang, Masuk dalam Kategori Jalan Teraneh

Salah satu program TV di Jepang memperlihatkan jalanan di Indoensia yang masuk dalam kategori teraneh di dunia.

Baca Selengkapnya
Cerita Wisatawan 'Korban' Macet Puncak: Keluar Vila di Puncak Pass Jam 8 Pagi, Jam 14.00 Cuma Sampai Gadog
Cerita Wisatawan 'Korban' Macet Puncak: Keluar Vila di Puncak Pass Jam 8 Pagi, Jam 14.00 Cuma Sampai Gadog

"Makanan di restoran juga tinggal sisa sedikit. Beli sate, harus berebutan karena satenya tinggal 15 tusuk," tutur Rai.

Baca Selengkapnya
FOTO: Kondisi Terkini Jalan Rusak Parah di Parung Panjang Bogor yang Ancam Keselamatan Warga
FOTO: Kondisi Terkini Jalan Rusak Parah di Parung Panjang Bogor yang Ancam Keselamatan Warga

Sudah bertahun-tahun, jalan raya yang kerap dilalui truk-truk tambang di Parung Panjang, Bogor ini mengalami kerusakan parah.

Baca Selengkapnya
Tak Cuma Puncak, Ini Deretan Tempat-tempat yang Juga Tak Kalah Macetnya Sampai Bikin Merinding
Tak Cuma Puncak, Ini Deretan Tempat-tempat yang Juga Tak Kalah Macetnya Sampai Bikin Merinding

Macetnya jalanan saat libur panjang Maulid Nabi Muhammad SAW kemarin, tampaknya tidak hanya di jalan raya tapi juga di gunung bahkan arung jeram.

Baca Selengkapnya
Niat Berwisata, Pengunjung Puncak Malah Tidur di Jalan Puncak Akibat Macet Total
Niat Berwisata, Pengunjung Puncak Malah Tidur di Jalan Puncak Akibat Macet Total

Kendaraan tidak berjalan sama sekali di kawasan Puncak. Para pengendara yang lelah memutuskan beristirahat di pinggir jalan.

Baca Selengkapnya
Viral Video Jalan Pantura Pati-Rembang Macet hingga 20 Jam, Aksi Polisi Bagi-bagi Makanan Ini Curi Perhatian
Viral Video Jalan Pantura Pati-Rembang Macet hingga 20 Jam, Aksi Polisi Bagi-bagi Makanan Ini Curi Perhatian

Macet parah terjadi di jalan pantura Pati-Rembang hingga mencapai 20 jam.

Baca Selengkapnya
Pj Gubernur Jabar Minta Truk Tambang Galian C di Parung Panjang Patuhi Aturan Jam Operasi
Pj Gubernur Jabar Minta Truk Tambang Galian C di Parung Panjang Patuhi Aturan Jam Operasi

Pj Gubernur Jabar Minta Truk Tambang Galian C di Parung Panjang Patuhi Aturan Jam Operasi

Baca Selengkapnya
Pemuda Ini Ceritakan Pengalaman Mudik ke Jambi Naik Kapal, Terjebak 13 Jam di Pelabuhan Merak
Pemuda Ini Ceritakan Pengalaman Mudik ke Jambi Naik Kapal, Terjebak 13 Jam di Pelabuhan Merak

Pria ini pun kembali melakukan sujud syukur usai menginjakkan kaki di tanah Lampung sebelum melanjutkan perjalanan ke Jambi.

Baca Selengkapnya
Begini Langkah Pj Gubernur Jabar Terkait Persoalan Truk Tambang Pasir yang Dikeluhkan Warga Parung Panjang
Begini Langkah Pj Gubernur Jabar Terkait Persoalan Truk Tambang Pasir yang Dikeluhkan Warga Parung Panjang

Langkah itu dtempuh setelah mendengar keluhan warga di Kantor Kecamatan Parung Panjang, Minggu (19/11) sore kemarin.

Baca Selengkapnya
Kapolri Beberkan Biang Kerok Penyebab Macet 12 Kilometer saat Mudik di Jalur Sumatera
Kapolri Beberkan Biang Kerok Penyebab Macet 12 Kilometer saat Mudik di Jalur Sumatera

Jalan lintas Sumatera terpantau macet parah sepanjang 12 kilometer pada Jumat (5/4) sore.

Baca Selengkapnya
Nestapa Warga Parung Panjang: Jalan Rusak, Pasrah Lihat Truk Melintas Hingga Hirup Udara Kotor
Nestapa Warga Parung Panjang: Jalan Rusak, Pasrah Lihat Truk Melintas Hingga Hirup Udara Kotor

Warga Parung Panjang berharap jalan rusak parah segera diperbaiki

Baca Selengkapnya