Perang Tagar, Menggembosi dan Menunggangi Demo Mahasiswa Lewat Medsos
Merdeka.com - Pengamat media sosial dari Komunikonten, Hariqo Wibawa Satria mengatakan terdapat berbagai upaya penggembosan gerakan mahasiswa turun ke jalan, salah satunya melalui media sosial (medso).
"Jadi ada yang menggembosi dan ada yang menunggangi gerakan mahasiswa, dua hal ini dilakukan oleh kelompok yang berbeda," kata Hariqo seperti dikutip dari Antara, Rabu (25/9).
Dia mengatakan penggembosan dari media sosial terhadap aksi mahasiswa dilakukan dengan penyebaran hashtag atau tanda pagar (tagar) #SarkemMemanggil untuk merecehkan tagar #GejayanMemanggil. Selain menggembosi, tagar pertama itu sekaligus melakukan demoralisasi gerakan mahasiswa dan mengecilkan gerakan itu.
-
Bagaimana internet membantu mahasiswa dalam demonstrasi? Mengutip @rchipelago online: The Internet and Political Activism in Indonesia hasil riset Merlyna Lim menyatakan adanya gambar beberapa mahasiswa Indonesia menggunakan laptop yang terhubung ke Internet dari dalam gedung parlemen menjadi berita utama di berita internasional. Gambar itu memperkuat argumen jika internet memiliki peran dalam melengserkan Presiden Soeharto.
-
Apa tuntutan mahasiswa saat itu? Lahirlah apa yang dinamakan TRITURA. Tritura atau Tri Tuntutan Rakyat 1. Bubarkan PKI dan ormas-ormasnya 2. Rombak Kabinet Dwikora 3. Turunkan Harga-Harga
-
Siapa pendiri Himpunan Mahasiswa Indonesia? Lafran Pane dikenal sebagai pendiri Himpunan Mahasiswa Indonesia dan telah menyandang gelar Pahlawan Nasional Indonesia.
-
Apa tujuan warga demo? Dilansir dari akun Instagram @merapi_uncover, mereka mengadakan arak-arakan itu dengan tujuan 'Mberot Jalan Rusak' di sepanjang Jalan Godean.
-
Mengapa mahasiswa demo di tahun 1965? Para mahasiswa yang tergabung dalam Kesatuan Aksi Mahasiswa Indonesia (KAMI) itu tidak puas dengan kebijakan pemerintahan Orde Lama. Mereka terus melakukan demonstrasi dan meminta Presiden Sukarno bertindak tegas terhadap PKI dan menteri-menteri yang tidak becus bekerja.
-
Siapa yang ikut sosialisasi? Sosialisasi digelar secara hibrida yang dihadiri para eksportir dan pemangku kepentingan.
Media sosial, kata dia, juga dilakukan oleh pihak tidak bertanggung jawab untuk menyebarkan konten yang membenturkan gerakan mahasiswa dengan TNI/POLRI.
Hariqo mengatakan upaya penggembosan gerakan mahasiswa dilakukan beberapa pendukung Presiden Jokowi di grup-grup percakapan daring dan media sosial.
Dan lewat saluran yang sama, kata dia, beberapa akun oposisi juga berupaya menunggangi aksi gerakan mahasiswa dengan tagar #TurunkanJokowi, kemudian direspons oleh pendukung Jokowi dengan tagar #SayaBersamaJokowi.
"Beberapa akun dari kedua kelompok ini lebih fokus pada sosok Jokowi, namun kurang memperhatikan substansi-substansi yang diteriakkan gerakan mahasiswa," kata penulis buku Seni Mengelola Tim Media Sosial #SMTMedsos.
Adapun tuntutan para mahasiswa itu, kata dia, di antaranya agar pemerintah mengubah kebijakan-kebijakan yang merugikan demokrasi, pemberantasan korupsi, kebebasan sipil, penyelamatan negara dari oligarki dan kepentingan nasional lainnya.
Dia juga menemukan di medsos terdapat sejumlah akun pendukung Jokowi yang justru mendukung gerakan mahasiswa dengan tagar #ReformasiDikorupsi.
Hariqo mengatakan gerakan mahasiswa yang konsisten setidaknya memberikan tiga manfaat besar untuk jangka panjang. Pertama, bisa menjadikan orang baik/benar di lingkaran kekuasaan, yang awalnya takut menjadi berani.
Kedua, kata dia, menjadikan masyarakat, para orang tua yang awalnya pesimis menjadi optimis, karena ternyata generasi penerus Indonesia adalah manusia merdeka.
Kemudian yang ketiga, Hariqo mengatakan gerakan mahasiswa yang konsisten akan menutupi kekhawatiran kita terhadap kualitas pengawasan anggota DPR/DPRD/DPD terpilih hasil pemilu 2019.
Selain itu Hariqo juga melihat, bahwa berbagai demonstrasi hangat belakangan ini telah melelehkan tembok antara pendukung Jokowi dan Prabowo, merubuhkan sekat-sekat antar golongan. Mereka melebur menjadi pendukung kepentingan nasional.
Jangan Lewatkan:
Ikuti Polling Bagaimana Pendapat Anda soal RUU KUHP? Klik di Sini!
(mdk/bal)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Mereka menggaungkan demokrasi berjalan dengan aman, damai dan jujur.
Baca SelengkapnyaPara mahasiswa di Ibu kota tersebut menyatakan siap adu argumentasi dengan Prabowo
Baca SelengkapnyaSahroni menyebut, teknologi memiliki peran penting yang perlu dimanfaatkan anggota dewan.
Baca SelengkapnyaHabiburokhman mengaku mendapat informasi dari masyarakat adanya gerakan berbahaya menjelang Pemilu 2024.
Baca SelengkapnyaIndonesia harus kuat dari berbagai upaya destabilisasi gencar dilakukan khususnya dari kelompok dan jaringan teror.
Baca SelengkapnyaAksi Mimbar Demokrasi melawan Politik Dinasti dan Menolak Pelanggaran HAM meluas hingga Jambi.
Baca SelengkapnyaSetelah merobohkan pintu pagar Gerbang Pancasila, pendemo berkumpul dengan penjagaan ketat dari pihak kepolisian.
Baca SelengkapnyaDemonstrasi terkait RUU Pilkada di Semarang berakhir ricuh. Puluhan mahasiswa harus dirawat di rumah sakit dan puluhan lainnya ditahan polisi
Baca SelengkapnyaAksi ini digelar sebagai bentuk demokrasi untuk melawan Politik Dinasti serta menolak Pelanggaran HAM.
Baca SelengkapnyaDemo yang dilakukan mahasiswa Universitas Pancasila , Selasa (27/2) sempat diwarnai aksi blokade Jalan Raya Srengseng Sawah yang memicu kemacetan.
Baca SelengkapnyaSahroni meminta generasi muda turut andil mengekspos bentuk-bentuk ketidakadilan yang terjadi di sekitar.
Baca SelengkapnyaDalam orasinya, mereka juga menolak pelanggaran HAM yang hingga saat ini masih banyak kasus yang belum terselesaikan.
Baca Selengkapnya