Perangi narkoba, BNN bakal dilengkapi 2.200 pucuk senjata api
Merdeka.com - Badan Narkotika Nasional (BNN) membeli 2.200 senjata api, untuk memerangi kasus narkoba di seluruh wilayah Indonesia. Nantinya, senjata itu bakal digunakan petugas unit penindakan BNN di seluruh kabupaten dan kota.
Senjata api itu rencananya mulai digunakan pada Desember 2016 mendatang, untuk melengkapi upaya penindakan sekaligus pemberantasan peredaran narkoba oleh petugas BNN di lapangan.
"Yang jelas tahap pertama ada 1.800 pucuk pistol. Sedangkan laras panjang yang akan datang, sebanyak 400 unit ya," kata Kepala BNN Komjen Pol Budi Waseso, kepada wartawan, saat berada di Samarinda, Kalimantan Timur, Kamis (24/11).
-
Siapa saja yang terlibat dalam memerangi narkoba? Selain itu, Hari Anti Narkotika Internasional mengajak seluruh elemen masyarakat, mulai dari pemerintah, lembaga non-pemerintah, hingga individu, untuk berperan aktif dalam menciptakan lingkungan yang bebas dari narkoba.
-
Apa yang dilakukan BNPT untuk tanggulangi terorisme? “Penurunan ini sangat tajam sampai dengan 89 persen lebih, indeks potensi radikalisme dan indeks risiko terorisme juga terus menurun,“ rinci Kepala BNPT.
-
Siapa yang mengacungkan senjata api? Menurut dia kondisi seketika mencekam, karena dua dari gerombolan itu mengacungkan senjata api.
-
Apa saja kasus polisi narkoba? 'Ada tujuh yang sudah vonis PTDH. Empat sudah keluar surat keputusan (pemecatan), tiga masih menunggu keputusan dari Polda Sulsel,' ujarnya saat rilis akhir tahun di Mapolrestabes Makassar, Sabtu (30/12). Ngajib menyebut personel yang mendapatkan vonis PTDH, mayoritas karena kasus disersi atau pengingkaran tugas atau jabatan tanpa permisi. Sementara dua kasus lainnya adalah keterlibatan anggota dalam penyalahgunaan narkoba.
-
Apa yang dilakukan BNPT untuk penyintas? BNPT juga sering mengadakan agenda gathering yang ditujukan untuk menumbuhkan semangat hidup dan mengembalikan kepercayaan diri bagi para korban terorisme agar tetap berdaya.
-
Bagaimana cara memerangi narkoba? Peringatan ini juga menjadi ajang bagi berbagai negara untuk menunjukkan komitmen mereka dalam memerangi narkoba melalui kebijakan yang efektif, penegakan hukum yang ketat, dan kampanye pendidikan yang luas.
Tidak hanya pistol dan senjata laras panjang, menurut Budi Waseso, BNN juga bakal dilengkapi dengan jenis senjata lainnya, seperti senjata serbu.
"Kita juga akan datangkan senjata serbu dan senjata sniper untuk berikutnya. Nanti tergantung pembiayaan negara. Semua itu untuk kepentingan negara ya, bukan untuk kepentingan BNN," ujarnya.
Waseso menerangkan, penggunaan senjata api di Desember 2016 mendatang, tidak lantas menjadikan BNN membentuk semacam pasukan khusus membasmi peredaran narkoba.
"Itu fleksibelnya. Penegakan hukum ada stratanya. Didukung sarana prasarana, termasuk senjata. Selama ini BNN belum dilengkapi senjata api, maka BNN melengkapinya dengan senjata api," terang Waseso.
"Senjata itu untuk penegakan hukum itu merupakan tingkatan akhir, bilamana menghadapi ancaman dan perlawanan," tambahnya.
Dijelaskannya, tidak semua petugas BNN dibakal senjata api. Hanya petugas penindakan di lapangan yang memenuhi persyaratan khusus.
"Kita dilengkapi senjata api digunakan anggota, khusus penindakan di lapangan. Bilamana diperlukan, maka itu digunakan oleh anggota. Yang menggunakan tidak semuanya, itu khusus unit penindakan di lapangan," ungkapnya.
"Ya, digunakan semua petugas lapangan sampai ke BNK (BNN kabupaten dan kota). Tapi harus penuhi persyaratan, tes psikologi dan psikotest. Dia harus mahir menggunakan senjata api, dan dia bertanggungjawab," jelasnya.
Dia menggarisbawahi, selama ini kekurangan BNN dalam upaya melakukan penindakan adalah tidak memiliki senjata sehingga dibantu oleh Polri.
"Jenisnya ada pistol, senjata serbu, ada senjata pendamping, senjata sniper. Timnya (untuk penindakan) sudah ada, kekurangan dulu adalah tidak ada senjatanya. Senjata kita dibantu oleh Polri. Sekarang BNN memiliki senjata sendiri," demikian penjelasan dia.
Kedatangan Waseso ke Samarinda dalam rangka penganugerahan BNN Award 2016 Kalimantan Timur bertempat di Samarinda Convention Hall di Jalan KH Wahid Hasyin. Waseso sekaligus juga meresmikan klinik rehabilitasi pengguna narkoba milik yayasan swasta di Jalan Rapak Indah, Loa Bakung, juga di Samarinda.
(mdk/lia)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Senjata tersebut untuk perlindungan diri anggota ketika menghadapi ancaman kejahatan dan mengamankan pelaku kejahatan.
Baca SelengkapnyaTujuh wilayah yang menjadi prioritas pencegahan berupa soft power approach
Baca SelengkapnyaUntuk permasalahan narkotika tidak memandang usia. Contoh sekarang sintetis cannabinoid yang beredar sekarang yaitu sabu, kokain, heroin dan sebagainya.
Baca SelengkapnyaBersama jajaran Forkopimda, Bupati Ipuk telah menemui BNN belum lama ini.
Baca SelengkapnyaDi Indonesia tercatat 3,6 juta orang sebagai pengguna narkotika, dengan dinominasi oleh generasi muda.
Baca SelengkapnyaBNNK Banyuwangi juga akan berkerja sama dengan kepolisian untuk pencegahan dan penanganan kasus narkotika.
Baca SelengkapnyaGanja tersebut diseludupkan dari daerah Aceh Gayo Lues untuk disebarluaskan di wilayah Sumatera Barat.
Baca SelengkapnyaMartinus menyebut, ketika struktur aparat terlibat dalam peredaran narkoba, maka kekuatan jaringan itu akan semakin kuat.
Baca SelengkapnyaTim BNN mengamankan 10 (sepuluh) orang tersangka dengan total barang bukti berupa 971.000 butir narkotika jenis PCC (Paracetamol, Caffeine, Carisoprodol).
Baca SelengkapnyaPenggerebekan terbaru dilakukan polisi pada Minggu (10/3) lalu.
Baca SelengkapnyaMartinus menyebutkan para bandar beroperasi di sejumlah kampung narkoba dengan memanfaatkan situasi kondisi ekonomi masyarakat.
Baca SelengkapnyaDalam operasi preventif yang dilakukan oleh aparat TNI-Polri, mereka menemukan senjata yang akan diselundupkan untuk teroris KKB Papua yang terbaru dan canggih.
Baca Selengkapnya