Perangi propaganda radikalisme dengan konten damai di dunia maya
Merdeka.com - Konten-konten damai dunia maya yang aspiratif, kreatif, dan inovatif diharapkan dapat menjadi penangkal masifnya propaganda kelompok radikal. Terlebih kelompok-kelompok ini kerap memanfaatkan dunia maya untuk merekrut anggota.
Salah cara memeranginya dengan membuat pelatihan duta damai dunia maya 2017 di beberapa daerah. Di wilayah Sumatera Barat (Sumbar), misalnya diikuti 60 peserta. Dihasilkan lima website damai yaitu www.bagonjong.dutadamai.id, www.marawa.dutadamai.id, www.konco.dutadamai.id, www.paganagari.dutadamai.id, dan www.galamai.dutadamai.id.
-
Apa dampak positif dari konten kriminal? Ternyata ada dampak positif yang ditimbulkan bila menonton konten kriminal.
-
Apa isi konten yang viral? Terdapat banyak sekali naskah drama yang cocok untuk ditampilkan untuk menghibur penonton, salah satunya adalah naskah drama lucu.
-
Bagaimana cara merileksasi hati dan pikiran di media sosial? Bermeditasi dengan melakukan olahraga ringan seperti yoga menjadi cara yang bagus untuk merelaksasi hati dan pikiran di tengah dominasi media sosial.
-
Bagaimana media sosial bisa berdampak negatif? Remaja yang menghabiskan waktu berlebihan di media sosial sering kali mengalami tingkat kecemasan dan depresi yang lebih tinggi dibandingkan dengan mereka yang tidak terlalu aktif di platform tersebut.
-
Bagaimana Konten AI membantu menciptakan konten? Konten AI membantu para pembuat konten untuk membuat konten yang lebih menarik, lebih informatif, dan lebih efektif.
-
Bagaimana kata-kata keren ini bisa membuat konten terlihat lebih menarik? Kata bahasa Inggris keren yang Anda tulis dapat membuat konten Anda terlihat lebih menarik dan juga menghibur.
"Ini sangat bagus dan harus diviralkan sebagai bagian kontra narasi kita dalam memerangi propaganda radikalisme dan terorisme di dunia maya," ujar Direktur Pencegahan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Brigjen Hamli dalam keterangannya, Kamis (10/8).
Dengan potensi itu, Hamli meminta para duta damai terus berkreasi dan tidak berhenti setelah pelatihan ini. "Komitmen ini harus terus dipelihara dan ditingkatkan dengan membuat konten yang lebih banyak lagi, baik itu berupa tulisan, gambar, video, meme, dan lain-lain," imbuh Hamli.
Ia melanjutkan bahwa tugas duta damai ini sangat mulia. Dari hasil penelitian dari lembaga-lembaga berkompeten seperti Inzet dan UI, didapat data bahwa penyebab orang melakukan terorisme 45,5 persen karena pemahaman keliru yang menjadikan mereka melakukan tindakan terorisme dengan menjadikan ideologi menjadi agama.
Kemudian 20 persen karena solidaritas komunal seperti yang terjadi di Palestina dan Rohingya. 10,2 Persen mob mentality alias ikut-ikutan, 10 persen balas dendam, dan 9 persen situasional.
Selain itu, dari penelitian Wahid Institute, dari lebih dari 250 juta penduduk Indonesia, 72 persen anti-radikal, 7,2 mendukung aksi radikalisme, 0,4 persen sudah pernah melakukan kekerasan.
"Kita bisa berharap dari komposisi itu, 72 persen tetap posisinya atau meningkat. Diharapkan orang yang mau melakukan upaya radikal langsung berhenti bila melihat website atau video adik-adik duta damai," terang Hamli.
Hamli menegaskan bahwa menjadi tugas bersama untuk mereka yang anti-radikal. Juga yang 7,7 persen harus diberikan pemahaman baik melalui dunia maya maupun dunia nyata. Sementara untuk yang radikal 0,4 persen biar menjadi tugas Densus 88 menanganinya.
"Duta damai dunia maya harus menjadi agen perubahan dalam mengikis dan menangkal radikalisme dan terorisme di dunia maya yang disusupi agitasi dan propaganda radikalisme terorisme," tandasnya.
(mdk/did)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Generasi muda Indonesia seringkali dihadapkan pada perdebatan yang tidak produktif di dunia maya.
Baca SelengkapnyaDia menjelaskan, kasus penipuan, radikalisme dan terorisme dilakukan dengan pendekatan persuasif dan tidak hard selling.
Baca SelengkapnyaMenjaga generasi muda dari radikalisasi memerlukan pendekatan komprehensif dan sinergi berbagai pihak. Termasuk keluarga, masyarakat, dan negara.
Baca SelengkapnyaBerpikir kiritis dan logis mutlak dalam mencerna dan menyimpulkan konten yang tersebar luas di media sosial.
Baca SelengkapnyaSetiap individu selayaknya bisa menjadi sosok yang menyebarkan kebaikan dan menjaga harmonisasi.
Baca SelengkapnyaMusdah menyayangkan jika masih banyak perempuan terjebak doktrin mengharuskan mereka tunduk dan patuh tanpa memiliki hak bertanya atau menolak.
Baca SelengkapnyaMilenial dan Gen Z menyumbang 56,45%, pada peta pemilih di Pemilu 2024.
Baca SelengkapnyaMenyiapkan diri, bangsa, dan negara memanfaatkan AI dan menanggulangi dampak buruknya bukan lagi suatu pilihan, namun menjadi keharusan.
Baca SelengkapnyaDia lantas mengajak generasi muda benar-benar memahami dan menerapkan nilai-nilai toleransi sesuai dengan Indonesia yang ber-Bhinneka Tunggal Ika.
Baca SelengkapnyaSeluruh pihak termasuk pemerintah perlu memperkuat sosialisasi beragam jenis informasi kepada kalangan anak muda
Baca SelengkapnyaIndonesia harus kuat dari berbagai upaya destabilisasi gencar dilakukan khususnya dari kelompok dan jaringan teror.
Baca SelengkapnyaMasyarakat jangan mudah terpapar informasi hoaks dan ujaran kebencian yang dapat memicu konflik.
Baca Selengkapnya