Perawat RS Siloam Sebut Tangan Anak Penganiayanya Berdarah saat Digendong
Merdeka.com - Jason Tjakrawinata (38) ditangkap polisi karena melakukan penganiayaan terhadap perawat Rumah Sakit Siloam Sriwijaya Palembang Christina Ramauli (28). Penganiayaan yang viral di media sosial itu dilatarbelakangi pelaku kesal tangan anaknya berdarah sehabis lepas infus.
Kapolrestabes Palembang Kombes Pol Irvan Prawira mengatakan, korban dan sejumlah saksi sudah diperiksa terkait kasus ini. Korban pun telah memberikan penjelasan penyebab tangan anak pelaku berdarah.
Berdasarkan keterangan korban, tidak terjadi apa-apa saat dirinya mencabut infus dari tangan anak tersangka. Dia pun melarang istri tersangka langsung menggendong pasien begitu infus dilepas.
-
Apa yang dilakukan pelaku pada korban? 'Korban meninggal akibat kekerasan. Ini peristiwa pembunuhan dengan tindak kekerasan, ditali, dicekik. Kami penyidik melakukan penyidikan pembunuhan, tidak soal lain,' kata Endriadi.
-
Bagaimana pelaku menghipnotis nenek? Saat Wagiyanti hendak membuatkan kopi untuk keduanya, salah satu pelaku menghipnotis Wagiyanti hingga tak sadarkan diri.
-
Apa yang dilakukan pelaku? Mereka juga meminta Y agar menyerahkan diri agar dapat diperiksa. 'Saya imbau kepada yang diduga pelaku berinisial Y yang sesuai dengan video yang beredar agar menyerahkan diri,' kata Rahman saat dikonfirmasi, Minggu (28/4).
-
Apa yang dilakukan pelaku kepada korban? Mereka melakukan tindakan kekerasan fisik kepada korban.
-
Bagaimana istri pria itu menampar sopir ambulans? Namun, tiba-tiba istri pria tersebut langsung menempeleng sopir ambulans. Sopir ambulans spontan menunjuk wanita tersebut. Dia tak terima ditampar.
-
Bagaimana ibu itu mengurung putranya? Ia mengungkapkan kepada pihak kepolisian bahwa selama bertahun-tahun, ia telah berupaya menyelamatkan putranya melalui berbagai cara, termasuk mengirimnya ke lebih dari 10 pusat rehabilitasi di seluruh negeri.
"Di ruangan hanya ada korban dan istri tersangka. Korban bilang 'jangan digendong bu, nanti berdarah'. Ternyata istri tersangka menggendongnya dan waktu itulah tangan anaknya berdarah," ungkap Irvan, Sabtu (17/4).
Dari pengakuan istri tersangka, dia langsung menghubungi suaminya karena panik tangan anaknya berdarah. Lantas, tersangka langsung marah begitu tiba di ruang perawatan.
"Istri tersangka menelepon suaminya yang ada di luar mengabarkan tangan anaknya berdarah dan membuat tersangka panik," ujarnya.
Ketika itulah, tersangka melakukan penganiayaan terhadap korban, termasuk membanting ponsel milik rekan sejawat korban yang merekam kejadian. Dia tak mampu menahan emosi meski dilerai.
"Tersangka datang dan langsung marah-marah dan menganiaya korban," kata dia.
Sejauh ini tersangka kooperatif menjalani pemeriksaan. Tersangka juga mengakui perbuatannya dan menyesal. "Tersangka masih kita periksa," ujarnya.
(mdk/yan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Jaringan di tangannya mengalami kematian atau tak berfungsi sehingga mesti operasi.
Baca SelengkapnyaSaat dianiaya korban sempat menyelamatkan diri, meski sudah dalam kondisi terluka.
Baca SelengkapnyaPria sempat panik saat 'diserang' oleh pasien tetangganya di IGD. Begini momen menegangkannya.
Baca SelengkapnyaPelaku kini telah mendekam di balik jeruji guna mempertanggung jawabkan perbuatan kejinya
Baca SelengkapnyaPerawat tersebut sempat menyelamatkan diri, meski sudah dalam kondisi terluka.
Baca SelengkapnyaSeorang ibu dan anak di Kota Palembang meninggal secara mengenaskan.
Baca SelengkapnyaVonis dijatuhkan lebih ringan dari tuntutan jaksa penuntut umum dengan hukuman 20 bulan penjara.
Baca Selengkapnya