Perbanyak Alat Deteksi Kanker Payudara, Menkes Budi 'Colek' Sri Mulyani
Merdeka.com - Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin menyampaikan keinginannya agar Indonesia bisa menambah alat pendeteksi kanker payudara yakni mamograf sebagai standar pengecekan kanker.
Hal itu diungkapkan karena masih rendahnya angka deteksi penyakit kanker payudara seluruh Indonesia dibandingkan dengan negara lain. Padahal penyakit kanker payudara menjadi salah satu penyebab tingginya angka kematian wanita Indonesia.
"Kanker juga yang paling banyak, membuat wanita Indonesia meninggal yaitu cancer payudara. Kanker Payudara di indonesia yang terdeteksi 1/6 nya Australia. 1/5 Singapura, 1/5 Amerika. Sedikit sekali. Tapi kalau kita lihat fatalitynya lima kali lipat dari Australia, lima kalinya Singapura," ujar Budi saat acara diskusi Demiindonesia, di Jakarta, Sabtu (29/10).
-
Bagaimana cara mendeteksi dini kanker payudara? Selain faktor menyusui, Dr. Diani juga mengingatkan pentingnya deteksi dini melalui pemeriksaan rutin payudara, baik pada masa menyusui maupun setelahnya.
-
Kenapa skrining payudara penting? Deteksi yang dilakukan sejak awal memungkinkan kanker payudara untuk didiagnosis dan ditangani dengan lebih efektif.
-
Bagaimana cara mengetahui kanker payudara? Perempuan perlu mengenali kondisi payudara mereka melalui SADARI (Pemeriksaan Payudara Sendiri) agar bisa segera menyadari jika ada perubahan.
-
Kenapa kanker payudara perlu diperiksa? 'Jika puting yang awalnya keluar kemudian tiba-tiba tertarik ke dalam, itu menandakan adanya sesuatu yang perlu diperiksa,' sarannya.
-
Bagaimana pria bisa mendeteksi dini kanker payudara? Pria dapat melakukan deteksi dini dengan melakukan SADARI (Periksa Payudara Sendiri) untuk mengetahui risiko dari kanker payudara dalam diri. Berbeda dengan wanita, pria tidak perlu memperhatikan siklus menstruasi, dan benjolan atau nyeri pada payudara pria lebih mudah dirasakan saat disentuh.
-
Bagaimana cara mencegah kanker payudara? Lebih baik mencegah daripada mengobati. Ada beberapa cara yang bisa anda coba untuk mendeteksi gejala kanker payudara di atas. Cara tersebut bernama SADARI yang digagas dari Yayasan Kanker Indonesia. Untuk melakukan SADARI, lakukan 7-10 hari pasca menstruasi:
Budi menjelaskan, meski di Indonesia telah gencar mengampanyekan gerakan pemeriksaan payudara sendiri (SADARI), namun hal tersebut bukan sebagai standar medis hitungan pasti.
"Kenapa, saya tanya padahal kalau periksa kanker payudara namanya, Sadari. Diraba sama si ibunya diraba. Nah saya kan belajar nih pas covid ada namanya goal standard. Oh kalau raba-rabanya itu goal standart gak? oh enggak," jelas Budi.
Lantas, secara spontan Budi sambil menjelaskan tentang standar medis pengecekan kanker payudara. Dia yang sepanggung dengan Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani langsung menodong berharap diberikan dana agar bisa membeli alat mamograf.
"Kalau goal standarnya itu pakai, mamografi. Ini mumpung ada bu Sri Mulyani, kali aja dikasih duit gitu ya. Make mamografi, alatnya apa namanya mamograf, mahal gak? Semiliar lah," ujar Budi yang dibalas senyum Sri Mulyani.
Lalu, Budi menjelaskan soal penyebab minimnya angka identifikasi kanker payudara Indonesia yang masih rendah meski angka kematian tinggi. Karena masalah alat deteksi berstandar yang masih minim.
"Saya punya 3.000 rumah sakit, yang punya memograf berapa coba tebak? yang punya cuman 200 dari 3.000, ya pantesan tidak terdeteksi. Deteksi kalau sudah telat, udah telat stadium 3, stadium 4, terus mati," ujarnya.
"Jadi makanya, kita minta uang ke bu Sri Mulyani, cuman 200 yang punya memograf. Sudah 77 tahun Indonesia merdeka, cuman 200, pantas tidak bisa deteksi," tambah dia.
Oleh sebab itu, Budi mengimbau agar masyarakat dapat menyadari pentingnya menjaga kesehatan dengan memastikan cek sedini mungkin, karena mencegah lebih baik daripada mengobati.
"Nah kesehatan fisik itu bapak, ibu, jauh lebih penting mencegah jadi mesti sehat. Kalau bangsa mau maju. Sehat fisik mesti preventif jangan keburu sakit baru dirawat," tutup Budi.
(mdk/bal)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pemerintah telah mendistribusikan alat USG kepada 10 ribu puskesmas di seluruh Indonesia.
Baca SelengkapnyaHingga bulan Juli 2024 sudah ada sekitar 60 juta penduduk Indonesia yang melakukan skrining kesehatan berdasarkan by name by address.
Baca SelengkapnyaPresiden Joko Widodo atau Jokowi mengatakan akan menambah fasilitas dan dokter spesialis jantung dan stroke di RSUD Sibuhuan, Padang Lawas, Sumatera Utara.
Baca SelengkapnyaMetode PCR sebelumnya juga digunakan untuk mendeteksi virus corona.
Baca SelengkapnyaJokowi meninjau RSUD Baharuddin Kabupaten Muna cek fasilitas kesehatan
Baca SelengkapnyaMenurut data Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, dari sekitar 200 jenis kanker yang ada
Baca SelengkapnyaJokowi meminta pemerintah daerah menyediakan ruangan untuk menyimpan alat kesehatan tersebut.
Baca SelengkapnyaMenkes Budi Gunadi Sadikin sebelumnya mengungkap ingin menjadi menteri penerangan di tengah kabar menjadi kandidat menteri keuangan kabinet Prabowo-Gibran.
Baca SelengkapnyaMenkes Budi yang didampingi Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani mengunjungi para kader Posyandu Seruni.
Baca SelengkapnyaDr Kemala menyatakan, bahwa sebagian besar pasien penderita kanker datang ke rumah sakit sudah stadium lanjut dan itu tentu menjadi masalah.
Baca SelengkapnyaBudi mengaku banyak mendapat kritikan maupun celaan terkait kebijakannya.
Baca SelengkapnyaJokowi juga meminta agar jumlah tempat tidur pasien di RSUD Kefamenanu ditambah.
Baca Selengkapnya