Perbanyak Gagasan Moderat buat Lindungi Generasi Muda dari Paham Radikal Intoleran
Merdeka.com - Pendidikan dan sosialisasi kepada anak muda sangat penting agar mereka tidak mudah terpengaruh pandangan ekstrem berbasis kekerasan. Ini menjadi tugas semua pihak memaksimalkan fungsi edukasi untuk terus memberikan wawasan kepada para generasi milenial.
Rektor Institut Agama Islam Sahid, Muhammad Imdadun Rahmat mengatakan, masukan yang benar tentunya sangat dibutuhkan agar pandangan moderat, bervisi masa depan terus dikumandangkan agar bisa masuk dan menyebar seluas-luasnya ke kalangan milenial. Ia menyebut tantangannya adalah bagaimana pesan ini bisa menjangkau mereka.
"Pertama, tentu media sosial itu menjadi sarana sangat krusial dan menjadi sarana sangat strategis untuk menjadi channel penyalur gagasan-gagasan keagamaan moderat bisa tersampaikan," ujar Rahmat dalam keterangannya, Jumat (16/4).
-
Bagaimana milenial mendidik anak? Gerson menjelaskan bahwa orang tua saat ini lebih cenderung memperkuat perilaku positif daripada menghukum perilaku negatif.
-
Mengapa penting untuk meningkatkan kecerdasan warga negara? Temuan ini menekankan pentingnya pendidikan dan pemanfaatan kecerdasan warga negara dalam memajukan masyarakat.
-
Apa yang menjadi fokus pendidikan menurut pakar? 'Yang menjadi fokus kita dalam dunia pendidikan itu bukan hanya ranah kognitif, namun bagaimana dia berempati. Nah ini kan masalahnya dia tidak berpikir bahwa apa yang dia lakukan akan menyakiti orang lain. Berarti empati terhadap orang lain minim sehingga yang terjadi adalah yang kita lihat saat ini,'
-
Kenapa penting bagi milenial untuk belajar tentang perkembangan anak? Dunia terus berubah, dan penelitian tentang pendidikan anak terus berkembang. Dengan memiliki pengetahuan yang mendalam tentang tahapan perkembangan anak, orangtua dapat memberikan dukungan dan bimbingan yang tepat sesuai dengan kebutuhan anak mereka.
-
Siapa yang menilai perlu disiapkan generasi muda untuk Indonesia Emas 2045? Dirinya menilai, sejak saat ini perlu disiapkan generasi muda siap berdaya saing dan unggul.
-
Siapa yang mengajak anak muda memahami pentingnya kualitas anak? Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi Jawa Tengah, Eka Sulistia Ediningsih yang hadir sebagai narasumber menyampaikan pentingnya anak muda dalam hal ini calon pengantin untuk memahami isu stunting.
Lalu kedua, lanjut Direktur Said Agil Sira'j (SAS) Institute itu, yakni dalam menyampaikannya harus ada aspek memagari agar milenial tidak menjadi korban. Dengan cara mempersempit ruang gerak dari konten-konten yang sengaja disebarkan oleh para aktor-aktor kelompok radikal kekerasan maupun kelompok teroris yang menjangkau ke anak muda.
"Tentunya memang perlu disesuaikan dengan target grupnya. Nah ini tentunya menjadi tantangan tersendiri buat kaum akademisi dan juga bagi para tokoh-tokoh agama untuk membahasakan gagasan-gagasan ini yang mudah dicerna oleh kaum milenial," tuturnya.
Menurutnya, berdasarkan survei berbagai lembaga penelitian, anak milenial ini sudah jauh termakan gagasan-gagasan demikian yang jumlahnya cukup signifikan.
"Nah tentunya ini perlu kita pagari. Perlu kita mencari cara yang tepat untuk menghindarkan mereka dari sebaran virus-virus radikalisme ini," ujarnya.
Level pertama, menurut Rahmat, perlunya membuat konten yang terkait dengan pesan-pesan umum seperti pentingnya hidup bersama, pentingnya menjaga kehidupan damai sesama umat manusia.
"Yang mana ini penting dilakukan secara simultan, dari level yang paling bawah untuk milenial atau yang baru kenal atau baru mau belajar agama untuk mendapatkan pesan-pesan sederhana, pesan-pesan singkat dan pendek seperti dengan penyebaran flyer-flyer atau video-video pendek," ucapnya.
Lalu langkah level kedua, menurut mantan Ketua Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) itu, berharap adanya konten-konten yang lebih berat. Yaitu penjelasan mengenai dalil-dalil dalam kitab suci yang bisa memberikan peneguhan dan pembenaran bahwa paham keagamaan yang moderat adalah yang benar.
"Konten-konten ini lebih tinggi dan lebih berat dibandingkan dengan konten pertama tadi. Dalam hal ini memang peran para ustaz, tokoh agama, intelektual menyediakan konten-konten yang berisi argumen, hujjah dan dalil-dalilnya. Jadi sudah harus menghadirkan dalil-dalilnya yang memberikan landasan bagi kebenaran Islam moderat itu," jelasnya.
Lalu langkah untuk level yang lebih tinggi atau ketiga, yaitu kerja para intelektual berupa penerbitan buku mengupas pentingnya moderasi agama dari berbagai tinjauan, baik dari sisi sosial, psikologi, ekonomi, politik, kebudayaan dari tentunya juga dari sisi peradaban Islam. Karena peradaban kebudayaan dan peradaban Islam itu hanya bisa dibangun dengan pendekatan keagamaan yang wasathiyah dan moderat.
Oleh karena itu, Imdadun pun jutga mengingatkan pentingnya influencer yang bisa masuk untuk menarik anak generasi milenial. Di mana diperlukan narasumber tokoh-tokoh muda, ustaz muda, kiai muda yang bisa untuk lebih diterima kalangan milenial.
Selain itu, ia juga menyebut pentingnya peran orang orangtua atau wali murid untuk mengamati anaknya karena bisa problem nantinya bila tidak diawasi dengan benar. Sehingga, menurutnya, orangtua mesti paham juga tentang keagamaan.
"Ini penting sebagai pengetahuan untuk membuat pembeda terhadap mana pemahaman keagamaan yang sehat dengan yang melenceng seperti radikal, intoleran, ektrimisme kekerasan," tandasnya.
(mdk/did)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pancasila menjadi penting dibumikan khususnya bagi para generasi muda guna mencegah intoleransi
Baca SelengkapnyaUntuk membentuk ketahanan ideologi masyarakat, salah satunya dengan mendekati dan memberi arahan kepada para takmir masjid.
Baca SelengkapnyaDiperlukan gotong royong dan kerja bersama demi masa depan anak bangsa.
Baca SelengkapnyaPergerakan kelompok itu dicurigai dimotori pihak lama yang sudah dilarang oleh Pemerintah
Baca SelengkapnyaAnak-anak harus dilindungi dari ancaman intoleransi, radikalisme dan terorisme
Baca SelengkapnyaMusdah menyayangkan jika masih banyak perempuan terjebak doktrin mengharuskan mereka tunduk dan patuh tanpa memiliki hak bertanya atau menolak.
Baca SelengkapnyaBerbagai program itu hadir untuk mewadahi generasi muda agar tidak terjadi kekosongan pengetahuan.
Baca SelengkapnyaMenjaga generasi muda dari radikalisasi memerlukan pendekatan komprehensif dan sinergi berbagai pihak. Termasuk keluarga, masyarakat, dan negara.
Baca SelengkapnyaPerlu dipahami bahwa keberagaman adalah ruh Pancasila yang harus dijaga dan dipertahankan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara
Baca SelengkapnyaSeluruh pihak termasuk pemerintah perlu memperkuat sosialisasi beragam jenis informasi kepada kalangan anak muda
Baca SelengkapnyaModerasi beragama menjadi solusi untuk bagi anak muda agar tidak terjerumus radikal-terorisme
Baca SelengkapnyaGenerasi muda Indonesia seringkali dihadapkan pada perdebatan yang tidak produktif di dunia maya.
Baca Selengkapnya