Perbatasan RI-Timor Leste jadi jalur tikus selundupkan narkotika

Merdeka.com - Sebanyak 167 negara peserta sidang umum Interpol masih melakukan sidang pleno. Dalam sidang, Polri mengeluhkan minimnya hukuman bagi pelaku kejahatan tindak pidana narkoba.

"Kejahatan maksimal untuk narkotika di sana (Timor Leste) hanya 10 tahun," kata Kepala Biro Misi Internasional Divisi Hubungan Internasional Polri, Brigjen Johanis Asadoma, ‎di Bali Nusa Dua Convention Center, Bali, Rabu (9/11).

Dikatakan Johan, pengedar narkoba kerap memanfaatkan situasi itu untuk mengedarkan barang haram tersebut. Bahkan, Timor Leste kerap dijadikan tempat transit penyelundupan narkoba.

"Perbatasan darat Timor Leste dan Indonesia sangat panjang. Banyak sekali jalur tikus yang digunakan untuk selundupkan narkotik tersebut," ujar Johan.

Oleh karena itu, dalam sidang umum Interpol ini Polri terus meningkatkan kerjasama dengan pihak Kepolisian Timor Leste untuk menekan atau mencegah peredaran narkoba.

"Sehingga akan ditingkatkan kerjasama ke depan. Maka disepakati dibentuk tim khusus antara Polri dengan kepolisian Timor Leste," ungkap dia.

Johan mengungkapkan, bukan hanya masalah narkoba, Polri juga membahas kerjasama dalam penangan kejahatan konvensional. Semisal, kasus pencurian kendaraan motor. Di mana Polri kesulitan menyita barang bukti kendaraan jika sudah berada di Timor Leste.

"Banyak kendaraan bermotor dari Indonesia dibawa ke Kupang, dari Kupang masuk ke Timor Leste. Ketika masuk ke Timor Leste, enggak bisa masuk lagi ke Indonesia. Kalaupun kita tahu barang itu di sana, sulit untuk mengambil barang itu," pungkas Johan.