Perburuan penganiaya Kanit Reskrim di Padang bikin resah warga
Merdeka.com - Polisi terus menyelidiki kasus pengeroyokan dilakukan sejumlah massa terhadap Kanit Reskrim Polsek Pauh, Kota Padang, Sumatera Barat, Ipda Syafwal. Wakil Kepala Kepolisian Daerah (Wakapolda) Sumatera Barat, Brigjen Bayu Wisnumurti, menginstruksikan Polresta Padang dan jajaran polisi lain segera menangkap pelaku pengeroyokan.
"Kita sangat prihatin atas kejadian ini, sebab itu diminta kepada Kapolresta supaya menangkap segera para pelaku pengeroyokan itu. Apalagi, anggota yang dikeroyok itu menjalankan tugas untuk menangkap pelaku penganiayaan yang ditangani Polsek Pauh," kata Bayu, di Mapolda Sumbar, Senin (8/1).
Dia mengatakan, kejadian itu merupakan salah satu resiko polisi dalam menjalankan tugasnya di lapangan, sehingga setiap anggota kepolisian harus tetap mengutamakan keselamatannya dalam bertugas. Dengan demikian, kejadian serupa tidak terulang kembali dan pihaknya sudah memberikan arahan kepada anggota agar lebih berhati-hati lagi ketika akan melakukan penangkapan.
-
Dimana kejadian polisi mengancam warga? Peristiwa itu terjadi di Palembang, Senin (18/12) pukul 11.30 WIB.
-
Apa yang bikin warga resah? Momen teror suara ketuk puntu rumah yang terekam di kamera CCTV ini bikin warga sekitar resah.
-
Kenapa Polisi diserang? Polisi diserang karena tersangkameronta dan berteriak sehingga mengundang perhatian orang-orang di sekelilingnya. 'Itu bukan orang tidak dikenal itu, keluarga tersangka (yang menyerang). Ditangkap di rumah, kemudian dibawa, diborgol teriak-teriak dia. Begitu ceritanya,' kata dia.
-
Kenapa polisi tersebut mengancam warga? 'Kau belum tahu di keluarga aku banyak yang jadi polisi ye, kau belum tahu dengan aku ye,' kata pelaku mengancam korban.
-
Bagaimana cara polisi tersebut mengancam warga? Dalam rekaman itu, pelaku mengenakan baju putih dan membawa sajam mencengkeram baju korban serta membentaknya.
-
Dimana kejadian penganiayaan terjadi? Nasib sial dialami Damari (59) pengemudi ojek online warga Jurumudi, Kota Tangerang, yang dikeroyok tiga orang pria tidak dikenal saat akan menjemput pelanggan di depan pasar Tanah Tinggi, Kota Tangerang.
"Kita memang sangat menyayangkan aksi massa yang main hakim sendiri padahal anggota di lapangan sudah menyebutkan identitasnya dan bahkan memberikan tembakan peringatan. Seharusnya masyarakat lebih cerdas lagi dalam menyikapi suatu persoalan, jangan bertindak sendiri yang bisa berdampak pada orang lain, pemikiran yang seperti ini harus diubah," katanya.
Terpisah, saat merdeka.com, mencoba menyelusuri lokasi kejadian pengeroyokan di Jalan Wak Ketok Koto Parak RT 002 RW 002 Kanangan, Kelurahan Pisang, Kecamatan Pauh, terlihat aktivitas masyarakat setempat tidak seperti biasanya. Sebanyak 85 kepala keluarga di lokasi kejadian, saat ini tengah direnung ketakutan karena polisi terus menyisir pemungkinan masyarakat.
Menurut pengakuan ketua RT setempat, Darman, telah dua kali Polisi datang ke pemungkiman warga untuk mencari pelaku pengeroyokan. Hal itu dilakukan pada Minggu (7/1) malam dan Senin (8/1).
"Polisi datang ke sini menyisir dan kami (warga) di sini sangat ketakutan. Bahkan satu orang sempat diamankan namun kembali dilepaskan karena tidak terbukti terlibat," terang ketua RT, Darman.
Dia mengungkapkan, dengan penyisiran di lokasi yang dilakukan pihak kepolisian membuat aktivitas sehari-hari masyarakat jadi terganggu dan direnung kecemasan. Bahkan, anak-anak untuk pergi sekolah menjadi malas karena imbas dari ketakutan itu.
"Kami merencanakan membuat surat atas keresahan warga di sini yang akan ditembuskan kepada Kelurahan dan Lembaga Bantuan Hukum (LBH) bahkan keseluruhan seperti Gubernur dan Wali Kota. Sebab kami sangat butuh perlindungan, kejadian ini membuat tidur kami tidak nyenyak," ulasnya.
Menanggapi peristiwa yang terjadi, Kabid Humas Polda Sumatera Barat, Kombes Syamsi, mengatakan pihaknya masih mendalami kasus tersebut. Mengenai adanya sekelompok Polisi yang melakukan penyisiran di pemungkinan warga untuk mencari pelaku pengeroyokan dia enggan berkomentar.
"Kalau soal itu (penyisiran) silakan tanya langsung ke Kapolresta Padang. Yang jelas kasus pengeroyokan terhadap Kanit Reskrim ini masih terus kita dalami," kata Syamsi saat dihubungi wartawan.
Saat beberapa wartawan mencoba mengkonfirmasi ke Kapolresta Padang, Kombes Pol Chairul Aziz, hingga berita ini diturunkan belum ada tanggapan.
(mdk/gil)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Peristiwa yang terjadi di dalam gang ini sontak membuat warga enggan terima. Para warga pun akhirnya terlihat cekcok dengan anggota polantas.
Baca SelengkapnyaViral video kericuhan antara anggota Polresta Padang dengan masyarakat Air Bangis dan Pasaman Barat
Baca SelengkapnyaViral di media sosial seorang pria pengemudi mobil Alphard mengancam warga dengan pisau.
Baca SelengkapnyaBukan tersangka yang didapat, para aparat kepolisian ini justru dikeroyok oleh warga Kampung Ambon.
Baca SelengkapnyaAdapun kronologi penembakan dua perwira ini diduga akibat proyek tambang ilegal
Baca Selengkapnyamotif kelima pelaku melakukan pengeroyokan di depan rumah Komisioner KPU Sulsel karena ketersinggungan.
Baca SelengkapnyaAnak-anak itu bahkan takut ke sekolah karena khawatir akan menjadi sasaran meski tak tahu apa-apa.
Baca SelengkapnyaKapolres menyesalkan tindakan warga yang menghalangi penangkapan pelaku kejahatan bahkan menyerang dan menyandera polisi.
Baca SelengkapnyaPengeroyokan itu terjadi di Jalan Raya Banjaran-Soreang, Rabu (20/12) lalu.
Baca SelengkapnyaPatroli dilakukan ke sejumlah lokasi di wilayah Sukabumi dengan tujuan memberi rasa aman
Baca SelengkapnyaBubarkan Tawuran Pelajar, Satpam SMP di Bantul Malah Disabet Pakai Sajam
Baca SelengkapnyaMayat tahanan yang tewas kini diautopsi di Rumah Sakit Bhayangkara Polda Jambi. Meski awalnya disebut bunuh diri, polisi belum memastikan penyebab kematiannya.
Baca Selengkapnya