Perebutan hak asuh anak di Palembang meningkat drastis
Merdeka.com - Kasus perebutan hak asuh anak usai orangtuanya bercerai di Palembang meningkat drastis dari tahun ke tahun. Orangtua mestinya tidak egois karena berdampak psikologis anak.
Ketua Komisi Perlindungan Anak Indonesia Daerah (KPAID) Palembang, Romi Apriansyah mengungkapkan, pada tahun 2015 kasus perebutan hak asuh anak terjadi 20 kali, lalu meningkat menjadi 24 kasus pada 2016. Peningkatan drastis terjadi tahun 2017 di angka 36 kasus.
"Ada peningkatan setiap tahunnya, tahun 2017 tercatat 36 kasus. Itu dilakukan baik dari bapak atau ibu si anak, ini sangat miris," ungkap Romi, Selasa (24/7).
-
Apa saja dampak pertengkaran orangtua? Pertengkaran dapat menimbulkan rasa tidak aman, mempengaruhi hubungan antara orangtua dan anak, serta menciptakan lingkungan yang penuh stres.
-
Apa saja penyebab konflik antara orangtua dan anak? Perbedaan ini bisa timbul dari banyak hal, mulai dari perbedaan generasi hingga perbedaan nilai dan harapan yang dimiliki.
-
Kenapa konflik antara orangtua dan anak bisa berdampak negatif? Konflik antara orangtua dan anak adalah hal yang wajar terjadi dalam hubungan keluarga. Berbagai perbedaan pandangan, kebutuhan, dan nilai yang dimiliki masing-masing generasi sering kali menjadi pemicu timbulnya permasalahan. Namun, jika tidak dikelola dengan baik, konflik ini dapat berkembang menjadi masalah yang berkepanjangan dan berdampak negatif pada hubungan antara orangtua dan anak.
-
Bagaimana cara menyelesaikan konflik antara orangtua dan anak? Dhani menyarankan agar dalam situasi emosional, baik orangtua maupun anak mengambil jeda terlebih dahulu sebelum melanjutkan diskusi. Hal ini memungkinkan keduanya untuk menenangkan diri dan kembali ke pembicaraan dengan pikiran yang lebih jernih.
-
Bagaimana orangtua bisa mengurangi konflik dengan anak? Dhani juga menjelaskan bahwa potensi konflik dalam keluarga bisa dikurangi apabila komunikasi yang positif sudah menjadi kebiasaan sejak dini.
-
Apa dampak buruk perbandingan anak? Komentar-komentar negatif yang muncul akibat kebiasaan ini dapat membuat anak merasa inferior dibandingkan dengan yang lain. Jika kebiasaan ini terus berlanjut, anak akan terbiasa membandingkan dirinya dengan teman-teman, yang pada akhirnya dapat menimbulkan rasa minder dan menurunkan kepercayaan diri mereka.
Secara hukum, kata dia, anak di bawah lima tahun hak asik diberikan kepada ibu. Ibu dianggap sosok yang cocok untuk membesarkan si anak hingga dewasa.
"Tapi, ada saja bapak-bapak yang bawa kabur anaknya yang masih kecil jika bercerai, ibunya juga kadang begitu," ujarnya.
Romi menyesalkan sikap orangtua yang bercerai membuat psikologis anak terganggu. Padahal, mereka bisa saja tetap saling menjaga anak-anaknya meski tak lagi serumah.
"Dampaknya psikologis anak. Harusnya anak jangan jadi korban, tidak dilibatkan. Orangtua tidak boleh egois, bersikap dewasa, bila perlu bergantian mengasuh anak-anak," kata dia.
"Sebaiknya rahasiakan apa yang terjadi, tunggu mereka sudah dewasa baru dikasih tahu, biar mereka memilih sendiri mau tinggal dengan siapa," sambungnya.
(mdk/dan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Terjadinya pertengkaran antara orangtua bisa sangat mempengaruhi kondisi mental anak.
Baca SelengkapnyaKemen PPPA pada 2021 menunjukkan bahwa empat dari 100 anak usia dini pernah mendapatkan pengasuhan tidak layak.
Baca SelengkapnyaPeran keluarga sangat vital dalam menjaga kestabilan kondisi mental anak-anak.
Baca SelengkapnyaHubungan orang tua dan anak dapat menjadi renggang dan menjauh karena beberapa alasan.
Baca SelengkapnyaRumah adalah fondasi yang kokoh, tempat di mana anak belajar, tumbuh, dan menciptakan kenangan yang tak terlupakan. Namun, sayangnya, tidak semua seperti itu.
Baca SelengkapnyaOverparenting atau terlalu mengendalikan anak bisa dikenali tandanya melalui berbagai hal.
Baca SelengkapnyaBanyak faktor yang menjadi pemicu, salah satunya ketidakmampuan untuk mengendalikan amarah.
Baca SelengkapnyaKomisi VIII DPR beraudiensi dengan Kementerian PPPA kemarin.
Baca SelengkapnyaSejak tahun 2015 hingga saat ini, perceraian terus meningkat pesat akibat semakin banyak orang-orang toksik.
Baca SelengkapnyaKeberadaan orangtua dalam pengasuhan anak merupakan hal krusial terhadap perkembangan buah hati.
Baca SelengkapnyaCara tersebut bisa menjadi cara balas dendam atas kondisi yang tidak dapat ia kendalikan ketika istri bersikeras untuk bercerai.
Baca SelengkapnyaKepala BKKBN mengungkap angka perceraian di Indonesia meningkat.
Baca Selengkapnya