Perempuan, anak-anak, dan orangtua jadi sasaran empuk penipuan
Merdeka.com - Aksi kriminal, seperti penipuan melalui telepon dan pesan singkat seakan menjadi santapan sehari-hari. Di manapun dan kapan pun aksi tersebut bisa dilakukan dengan berbagai cara. Tentunya, setiap pelaku sudah memperhitungkan setiap risiko yang akan terjadi sebelum melakukannya.
Bahkan para pelaku sepertinya sudah memiliki target tersendiri untuk mencari mangsa dari aksi kejahatannya. Menurut Kriminolog dari UI, Chazizah Gusnita, yang berpotensi untuk menjadi korban aksi kriminal adalah perempuan, anak-anak, dan orangtua.
"Dalam kriminolog, yang berpotensi menjadi korban adalah perempuan, terutama mereka yang lemah dan mudah dirayu. Selanjutnya anak-anak, mereka yang belum dewasa dan belum mengerti banyak hal sehingga mudah dikelabui. Yang terakhir orangtua, terutama yang pemikirannya belum modern sehingga mudah dipengaruhi," jelas Zizah ketika dihubungi merdeka.com, Jumat (13/3).
-
Siapa pelaku penipuan? Kelima tersangka tersebut telah dilakukan penahanan sejak tanggal 26 April 2024 dan terhadap satu WN Nigeria sudah diserahkan kepada pihak imigrasi untuk diproses lebih lanjut,' tuturnya.
-
Apa penipuan yang marak terjadi saat ini? Beredar unggahan di media sosial terkait tawaran pinjaman bagi nasabah Bank Rakyat Indonesia (BRI) hanya dengan menghubungi nomor WhatsApp.
-
Mengapa penipuan WhatsApp semakin sering terjadi? Masalahnya adalah masih sedikit orang yang benar-benar memahami jenis-jenis penipuan melalui pesan WA.
-
Siapa yang menjadi target penipuan DANA? Di tengah kemajuan teknologi, masyarakat saat ini lebih banyak menggunakan transaksi menggunakan dompet digital. Salah satunya dompet digital DANA, aplikasi dompet digital yang digemari lebih dari 70 juta pengguna di Indonesia, ternyata juga menjadi sasaran empuk para penipu licik.
-
Siapa yang sering jadi korban pemerasan? Siapa yang selalu jadi korban pemerasan? Sapi perah.
-
Kenapa pelaku mengincar korban? “Pelaku pertama kali melihat korban saat turun dari bus Bintang Timur di Jalan Urip Sumoharjo. Dari situ, kedua pelaku berboncengan dan membuntutinya hingga di depan rumah dan langsung menarik tas korban,“ ujarnya saat di Mapolsek Rappocini Makassar, Senin (22/1).
Selain target, situasi dan kondisi juga menjadi pemicu aksi penipuan tersebut. Zizah menuturkan, lemahnya kondisi psikologis korban menentukan keberhasilan aksi para pelaku.
"Pelaku yang melakukan penipuan sambil mengangis-nangis, atau yang memainkan emosi korbannya memungkinkan pelaku berhasil memperdaya korbannya. Bahkan banyak juga mereka yang menghipnotis korbannya untuk menuruti segala perintah pelaku," imbuh Zizah.
Oleh karena itu, masyarakat harus meningkatkan kewaspadaan dalam berbagai situasi. Jika menjadi korban penipuan, usahakan masyarakat jangan panik sehingga logika masih bisa bekerja. Hal penting yang harus dilakukan adalah memperkaya informasi tentang penipuan dari berita atau dari lingkungan sekitar.
"Korban juga harus mengecek ulang sumber-sumber yang diduga penipuan. Masyarakat harus mengecek kebenaran dan kejelasan dari informasi yang didapat," ujar Zizah.
(mdk/rnd)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Delapan anak korban terkait kasus konten porno jaringan internasional menjalani perawatan kesehatan dan layanan konseling.
Baca SelengkapnyaKPAI terus bekerja sama dengan Siber Polri dan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) untuk mengungkap sindikat TPPO anak.
Baca SelengkapnyaKementerian PPPA mengungkap penyebab perempuan dan anak rentan menjadi korban perdagangan orang di Indonesia.
Baca SelengkapnyaEmpat pelaku yang ditangkap terdiri dari tiga pria berinisial AS, SA, RSKT dan DW.
Baca SelengkapnyaMemiliki pendidikan lebih baik dan kepintaran tidak membuat seseorang dijamin kebal dari penipuan. Kenali mengapa mereka tetap rentan menjadi korban tipuan ini:
Baca SelengkapnyaPara korban tergiur iming-iming kedua pelaku dijanjikan menjadi model, namun malah dijadikan pemeran konten pornografi di media social.
Baca SelengkapnyaBeredar video mengenai pengakuan sejumlah korban interview bodong.
Baca SelengkapnyaDirreskrimsus Polda Metro Jaya, Kombes Pol Ade Safri Simanjuntak bicara pentingnya meningkatkan kemampuan literasi digital agar terhindar dari penipuan online.
Baca SelengkapnyaRibuan wanita menjadi korban dari sindikat eksploitasi seksual 'Premium Place'.
Baca SelengkapnyaKepada korban, pelaku meminta agar amplop yang berisi mata uang asing itu tak dibuka sebelum turun dari mobil.
Baca SelengkapnyaMereka mampu menggaet pelaku melalui aplikasi dating Tinder, Bumble, Okcupid, Tantan dan sebagainya.
Baca Selengkapnyaantinya, semua wanita yang direkrut akan dipantau oleh IM (26) selaku otak dari sindikat 'Premium Place’.
Baca Selengkapnya