Pergeseran Tanah di Sukabumi, Relokasi Warga Masih Tunggu Kajian Badan Geologi
Merdeka.com - Sejumlah rumah terkena dampak pergeseran tanah di Kampung Gunungbatu, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat. Hingga kini, pemerintah daerah setempat belum melakukan relokasi warga karena masih menunggu hasil kajian Badan Geologi Jabar.
"Petugas dari Badan Geologi sudah ke lokasi bencana di Desa Kertaangsana, Kecamatan Nyalindung untuk melakukan pengkajian. Saat ini kami masih menunggu hasil kajian tersebut apakah lokasi pergeseran tanah itu masuk zona merah sehingga warganya harus direlokasi," kata Bupati Sukabumi Marwan Hamami di Sukabumi. Demikian dikutip Antara, Kamis (2/5).
Menurutnya, ketika lokasi tersebut ditetapkan sebagai zona merah dari hasil kajian dari Tim Geologi, maka warga harus siap direlokasi ke tempat yang lebih aman untuk menjaga keamanan dan keselamatan.
-
Bagaimana Warugan Lemah mengatur permukiman? Selain itu, warugan lemah juga mengatur hal lainnya terkait dengan permukiman seperti permukaan dan posisi tanah, sampai bentuk-bentuk wilayah agar membawa kebaikan.
-
Bagaimana BP Batam siapkan relokasi? “Bila masyarakat bersedia kita relokasi, kami sudah siapkan kavling seluas 200 meter persegi dengan rumah tipe 45 sebanyak 3.000 unit, kemudian kami sediakan juga Fasum dan Fasos, serta area kantor pemerintahan,“ ujar Muhammad Rudi.
-
Bagaimana Palangka Raya dipersiapkan jadi ibu kota? Pemerintahan Soekarno pun jor-joran membangun sejumlah fasilitas di tengah kondisi negara yang baru saja merdeka. Beberapa bangunan yang didirikan di antaranya pusat kota seluas 10 x 10 kilometer persegi, gedung perkantoran, perumahan pegawai, sekolah, poliklinik, rumah sakit, pasar, hotel, dan pembangkit listrik.
-
Dimana faktor lokasi penting saat membeli rumah? Lokasi, harga, tren pasar, pajak properti, dan biaya asosiasi pemilik rumah menjadi faktor yang dipertimbangkan dalam mencari rumah.
-
Mengapa Kampung Bong Suwung direlokasi? 'Kami sangat perhatian terhadap keselamatan perjalanan kereta api. Kondisi di sini sangat rawan kecelakaan karena frekuensi dan kecepatan kereta api yang semakin bertambah. Selain itu kondisi ini juga membahayakan keselamatan warga yang bermukim di sini,' kata Bambang dikutip dari ANTARA.
-
Kenapa Wali Kota Tarakan memberikan bantuan? Wali Kota juga mencatat pentingnya pemanfaatan lahan terbatas, dengan mendorong penduduk untuk mengolah halaman rumah mereka sendiri untuk bercocok tanam, termasuk hortikultura, guna memenuhi kebutuhan rumah tangga.
Relokasi warga tidaklah mudah karena harus menentukan terlebih dahulu lokasi yang strategis serta tersedia sarana dan prasarana yang memadai mulai dari sekolahan, pelayanan kesehatan dan lainnya.
Selain itu juga harus dilakukan musyawarah terlebih dahulu antara warga dengan pemerintah. Namun saat ini yang paling penting adalah menyelamatkan warga yang tinggal di lokasi bencana serta memenuhi kebutuhan untuk sehari-harinya mulai dari makan, mandi, tempat tidur dan lainnya.
Apalagi sudah ada ratusan warga yang memilih mengungsi akibat rumahnya rusak terkena dampak bencana ini. Pihaknya juga sudah menginstruksikan kepada dinas terkait dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sukabumi untuk terus bersiaga dan melayani para korban bencana.
"Bantuan darurat untuk warga sudah kami distribusikan termasuk peralatan berupa cangkul, garpu, roda sorong dan paralon air untuk pipanisasi warga," tambahnya.
Marwan mengimbau kepada warga agar tidak membangun permukiman atau rumah di lokasi rawan seperti di lereng gunung dan bantaran sungai karena bisa memicu terjadinya bencana mulai dari longsor, banjir, pergerakan tanah dan lainnya.
Informasi yang dihimpun akibat bencana pergeseran tanah di Kampung Gunungbatu ini sebanyak 109 rumah yang tersebar di RT 01, 02 dan 03 RW 09 mengalami kerusakan dengan rincian 12 rusak berat, 57 rusak sedang dan 40 rusak ringan. Bahkan jumlah rumah yang rusak setiap harinya terus bertambah.
(mdk/lia)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Jokowi sudah menyimpan data penduduk yang bersedia direlokasi.
Baca SelengkapnyaGibran juga berpesan, harus dilakukan perencanaan yang matang melalui survei lapangan dalam menentukan lokasi relokasi yang akan dibangun.
Baca SelengkapnyaRetakan tampak membentang sejauh sejauh 480 meter dengan kedalaman mencapai 12 meter.
Baca SelengkapnyaBang Doel mengaku sudah mengetahui apa yang saat ini menjadi permasalahan warga Kampung Bayam
Baca SelengkapnyaPresiden Joko Widodo atau Jokowi memerintahkan proses relokasi rumah warga yang rusak akibat banjir lahar hujan di Sumatera Barat (Sumbar) segera dimulai.
Baca SelengkapnyaJokowi menegaskan, pindah ke IKN bukan hanya soal pindah saja, tetapi juga kesiapan segala fasilitas.
Baca SelengkapnyaHal ini dikonfirmasi Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman, Maruarar Sirait.
Baca SelengkapnyaRencana relokasi warga di kolong Jembatan Pakin sudah dibahas bersama Menteri Perumahan, Menteri Sosial, dan Menteri Dalam Negeri.
Baca SelengkapnyaBNPB Pastikan Relokasi Rumah Rusak Berat akibat Banjir Lahar di Sumbar
Baca SelengkapnyaPusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) telah menurunkan statusnya dari awas level IV menjadi siaga level III.
Baca Selengkapnya"Hampir 400KK yang sudah mendaftar sukarela. 27 KK sudah berada di rumah transit sementara dan sisanya masih proses," kata Bahlil
Baca SelengkapnyaWarga terdampak pengembangan proyek strategis nasional Rempang Eco-City.
Baca Selengkapnya