Perihnya hidup Bripda Asrul, jadi kuli bangunan dan makan nasi berkutu
Merdeka.com - Asrul (20) lolos seleksi sebagai anggota polisi. Kisah hidupnya begitu inspiratif. Dia pernah menjadi kuli bangunan membantu sang ayah Syamsuar (46) yang berprofesi seorang tukang batu. Bahkan dia pernah makan nasi berkutu lantaran himpitan ekonomi.
Kondisi ekonomi yang serba kekurangan itu justru memperkuat tekadnya untuk mengangkat derajat keluarga, hingga akhirnya dia lulus di Sekolah Polisi Negara (SPN) Batua, Makassar dan dilantik bersama 599 bintara muda lainnya, Selasa (6/3).
Kini Asrul menyandang pangkat Bripda. Diakuinya, kelulusan itu diraih murni melalui kerja keras tanpa sogok.
-
Siapa pemulung di Palembang yang punya saudara kaya? Seorang pemulung asal Palembang harus hidup di jalan padahal memiliki keluarga yang kaya raya.
-
Siapa anak penjual jus yang sukses jadi polisi? 'Bukti doa Ibu menembus langit anak pedagang jus keliling lulus masuk Polisi Murni 100%', tulisnya dalam video.
-
Kenapa anak Tukul Arwana jadi polisi? Keputusan Ega untuk menjadi seorang polisi adalah pemenuhan dari keinginan mendiang ibunya, Susiana, istri Tukul Arwana. Ega merasa bersyukur karena dapat mewujudkan harapan yang selalu didoakan oleh sang ibu.
-
Apa pekerjaan Try Sutrisno di masa kecil? Mulai berjualan air di stasiun kereta, menjual rokok eceran, hingga menjadi pesuruh di markas militer.
-
Bagaimana Amran Sulaiman membangun karir di bidang pertanian? Meski usianya yang masih relatif muda, dia telah mampu membangun dan membesarkan 14 perusahaan yang tergabung dalam sebuah holding Tiran Group, yang meliputi Unit Usaha: Tambang Emas, Tambang Nikel, Proyek Gula, Proyek Perkebunan Kelapa Sawit, SPBU, Distributor Unilever, Distributor Semen, Produsen Pestisida, dan usaha lainnya.
-
Mengapa Ahmad Aviv Mahmudi bekerja sebagai kuli bangunan? 'Bahkan kerja sebagai kuli bangunan saya jalani. Yang penting saya bisa kuliah. Alhamdulillah dalam perjalanannya ada kesempatan untuk itu. Tidak merepotkan orang tua lagi. Justru kita bisa bantu orang tua, bisa studi lanjut, dan Insya Allah karier itu akan mengikutinya,' kata Aviv dikutip dari kanal YouTube Musyafa Musa.
Bripda Asrul yang ditemui di SPN Batua, Kamis (8/3) menuturkan, setiap kali membantu orang tua kerja bangunan, selalu dikasi Rp 50 ribu dan itu tidak dihamburnya melainkan ditabung. Tabungan inilah yang digunakan untuk membiayai kebutuhan administrasi saat proses pendaftaran di SPN Batua. Antara lain untuk biaya fotocopy berkas, beli pulpen dan ongkos bensin bolak-balik ke SPN Batua dll.
"Karena hidup benar-benar serba kekurangan, kami biasa makan nasi berkutu tapi tetap dimakan karena tidak ada pilihan lain. Ibu bilang, nanti kalau Asrul sukses, bisa beli beras yang bagus," kata Bripda Asrul dengan tangis yang tiba-tiba pecah disusul Syamsuar yang duduk di sisinya.
Perihnya hidup tidak sampai di situ. Asrul mengaku, karena kondisi ekonomi keluarganya yang seperti itu, mereka kerap menuai hinaan dan cibiran orang-orang.
Dia teringat, saat masih di Taman Kanak-kanak (TK), berkali-kali minta ke ayahnya untuk dibelikan seragam polisi cilik. Tetapi karena tidak ada uang, permintaan itu tidak dipenuhi. Hingga suatu hari dapat juara 1 lomba mewarnai dengan hadiah Rp 70 ribu. Rusnah (44), ibunya langsung bawa dia ke pasar sentral beli seragam polisi lalu ke studio foto dan berfoto dengan seragam polisi lengkap dengan pistol mainannya.
"Dari semua kondisi hidup seperti itu yang saya alami sejak kecil membuat tekadku semakin besar. Saya harus sukses untuk mengangkat derajat keluarga dan tidak lagi dihina, tidak lagi dicibir," kata Bripda Asrul seraya menambahkan, rencananya gaji pertama akan diberikan ke orang tua.
Bripda Asrul berpesan, jangan takut bermimpi asal dibarengi belajar, usaha dan doa, insya Allah akan menuai hasil.
(mdk/cob)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Cerita perjuangan salah satu tokoh intelektual Indonesia saat berjuang mengadu nasib ke Jakarta.
Baca SelengkapnyaDari hasil kerjanya, dia menabung hingga bisa kuliah dan mendapatkan pekerjaan yang lebih baik.
Baca SelengkapnyaSegala pekerjaan telah dilakukannya mulai dari pemecah batu, penggali sumur, bertani, penjual ikan, penjual ubi, hingga menjadi pengembala sapi.
Baca SelengkapnyaPerjalanan Najamuddin menjadi pengusaha konstruksi tidak lah mudah.
Baca SelengkapnyaPutra bungsu dari enam bersaudara itu harus menjalani kehidupan pahit manakala sang ayah meninggal dunia.
Baca SelengkapnyaTak sedikit warganet yang memberikan semangat untuk siswa Bintara Polri satu ini.
Baca SelengkapnyaKisah Kapten Polisi yang rela menjadi tukang ojek karena gaji pas-pas tak disangka kariernya moncer.
Baca Selengkapnya