Peringati hari populasi sedunia, 13 Orangutan dilepasliarkan di hutan Kalteng
Merdeka.com - Tiga belas individu Orangutan dilepasliarkan ke hutan taman nasional bukit baka bukit raya (TNBBR) di Kalimantan Tengah, mulai hari ini. Pelepasliaran ke sepuluh kalinya ini, menggenapkan jumlah orangutan yang dilepasliarkan di hutan TNBBR menjadi 92 individu orangutan. Pelepasliaran juga berkaitan dengan hari populasi sedunia, yang diperingati setiap 11 Juli.
Ketiga belas orangutan ini terdiri dari 4 jantan dan 9 betina, dengan 4 di antaranya adalah 2 pasang ibu-anak, akan dibawa dalam dua pemberangkatan yang berbeda, hari ini dan 14 Juli 2018 mendatang.
"13 Orangutan ini dilepasliarkan setelah menjalani masa rehabilitasi yang panjang di pusat rehabilitasi orangutan yayasan BOS (Borneo Orangutan Survival) di Nyaru Menteng," kata CEO Yayasan BOS Jamartin Sihite, dalam keterangan diterima merdeka.com, Kamis (12/7).
-
Dimana Orangutan Tapanuli bisa ditemukan? Mengutip indonesia.go.id, Orang utan Tapanuli ini hanya bisa ditemukan di ekosistem Batang Toru. Berada di 3 kabupaten, yaitu Tapanuli Utara, Tapanuli Tengah, dan Tapanuli Selatan.
-
Dimana orangutan ditemukan? Kerja keras tim BKSDA, dibantu pegiat Center for Orangutan Protection (COP) dan tim pihak perusahaan tambang, menemukan dua Orangutan Induk dan anaknya hari Jumat (22/9), di kawasan area tambang batu bara di Kilometer 35 Kampung 26 Kecamatan Kaubun, Kabupaten Kutai Timur.
-
Bagaimana Taman Nasional Tiga Puluh melindungi orang utan? Di sini juga orang utan dilakukan proyek pelepas-liaran mereka di alam bebas.
-
Apa yang terjadi pada anak orangutan? 'Tim di lapangan berhasil evakuasi induknya hari Sabtu sekitar jam 9 pagi. Tapi anaknya, saat tim mengevakuasi, memisahkan diri dari induknya dan masuk cepat ke dalam hutan,' kata Kepala BKSDA Kalimantan Timur, Ari Wibawanto, dikonfirmasi merdeka.com, Senin (25/9).
-
Kenapa Taman Nasional Tiga Puluh penting untuk orang utan? Gerakan ini diinisiasikan oleh Konservasi Ekosistem Hutan Sumatra untuk menjaga dan melestarikan satwa-satwa endemik yang langka dan terancam punah akibat adanya perburuan liar dan habitatnya yang mulai hancur.
-
Apa ciri fisik yang membedakan Orangutan Tapanuli? Mengutip dari artikel yang diterbitkan oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, terdapat beberapa ciri perbedaan fisik antara Orangutan Tapanuli dengan dua jenis Orangutan lainnya. Pertama, tulang tengkorak dan tulang rahang lebih halus. Kedua, rambutnya lebih tebal dan keriting. Ketiga, Orang utan Tapanuli jantan memiliki jenggot yang menonjol dengan bantalan pipi berbentuk datar. Keempat, perbedaan ukuran gigi geraham dari fosil Orang utan zaman dahulu. Terakhir, panggilan jarak jauh yang berbeda pada jantan dewasa.
Hutan TNBBR yang masuk di wilayah kabupaten Katingan, Kalimantan Tengah itu, merupakan hutan alami. Dari Nyaru Menteng, diperlukan waktu 10-12 jam perjalanan darat dan sungai.
"Di sepanjang tahun 2018 ini saja kami di Nyaru Menteng, telah menerima 4 bayi orangutan baru. Memang terdengar sedikit, tapi kami masih punya lebih dari 400 orangutan yang kami rawat," ujar Jamartin.
Jamartin menerangkan, deforestasi atau kegiatan penebangan hutan, dan berbagai tindakan manusia lainnya menjadi faktor utama mendorong satwa liar ke jurang kepunahan.
"Upaya konsumsi sumber daya alam yang berlebihan untuk memenuhi kebutuhan kitalah penyebab utamanya. Dengan menyelamatkan orangutan, kita menyelamatkan kemanusiaan," ungkap Jamartin.
Kepala Balai Konservasi dan Sumber Daya Alam (BKSDA) Kalimantan Tengah Adib Gunawan menambahkan, perlindungan orangutan liar di habitatnya, kerap diabaikan. "Banyak dari kita yang tidak paham bahwa perlindungan alam liar beserta isinya adalah tanggung jawab kita semua. Ada banyak satwa liar yang hidup dalam wilayah-wilayah hutan yang terfragmentasi dan terancam," ujarnya.
(mdk/lia)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Salah satu taman nasional yang berada di lintas provinsi dan kabupaten ini menjadi kawasan habitat orang utan beserta jenis makhluk hidup lainnya.
Baca SelengkapnyaSebuah kawasan yang menjadi tempat konservasi Orang utan ini terdapat beberapa kegiatan penelitian untuk ilmu pengetahuan dan lain sebagainya.
Baca SelengkapnyaBKSDA Jawa Tengah melepasliarkan 25 ekor burung langka ke Papua dan Maluku. Satwa endemik itu umumnya diserahkan warga yang memeliharanya secara ilegal.
Baca SelengkapnyaIni merupakan kelahiran bayi badak sumatera keempat di Suaka Rhino Sumatera Taman Nasional Way Kambas (SRS TNWK).
Baca SelengkapnyaBKSDA belum bisa memastikannya apakah dua ekor orangutan itu betina dan anaknya.
Baca SelengkapnyaDua ekor lutung jawa dilepasliarkan di kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru wilayah Kecamatan Senduro, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, Jumat (23/2).
Baca SelengkapnyaKehadiran ketiga ekor bayi harimau itu disambut dengan suka cita oleh pengelola Safari Solo dan juga masyarakat umum
Baca SelengkapnyaLebih dekat dengan Dimas, banteng pejantan yang bakal kawini lima betina Taman Nasional Baluran.
Baca SelengkapnyaKomodo-komodo itu hasil breeding di Lembaga Konservasi TSI I Cisarua.
Baca SelengkapnyaBanyak yang bisa dilakukan bagi konservasi Orangutan pada program ini.
Baca SelengkapnyaKehadiran dua anak Harimau Benggala ini melengkapi koleksi satwa yang ada di Siantar Zoo.
Baca SelengkapnyaPenghuni Suaka Rhino Sumatera Taman Nasional Way Kambas bertambah. Seekor badak sumatera (Dicerorhinus sumatrensis) lahir di sana, Sabtu (25/11).
Baca Selengkapnya