Peringati Idul Adha, Keraton Yogyakarta bagikan 7 gunungan
Merdeka.com - Memperingati Idul Adha, Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat menggelar Hajad Dalem Garebeg Besar Dal 1951 pada Rabu (22/8). Dalam acara garebeg tersebut tujuh buah gunungan dibuat oleh Keraton dan dibagikan kepada masyarakat.
Ketujuh gunungan yang terdiri dari gunungan lanang, gunungan wadon, gunungan darat, gunungan gepak dan pawuhan ini keluar dari Keraton sekitar pukul 10.00 WIB. Dengan dikawal empat ekor gajah dan ratusan bregada turut mengawal ketujuh gunungan tersebut.
Ketujuh gunungan ini kemudian dibawa ketiga lokasi. Lima gunungan dibawa ke Masjid Gede Kauman, satu gunungan dibawa ke Puro Pakualaman, dan satu gunungan diberikan ke komplek kantor gubernur atau kepatihan.
-
Apa yang dilakukan Gegeb saat merayakan Idul Adha? Gegeb terlihat mencium tangan ibunya sepulang salat Idul Adha. Gegeb juga sungkem, memohon maaf atas kesalahan yang disengaja maupun tidak.
-
Apa yang dirayakan di Hari Raya Galungan? Hari Galungan dan Kuningan adalah hari diperingati untuk merayakan kemenangan dharma atau kebaikan melawan adharma atau kejahatan.
-
Kapan Hari Raya Galungan dirayakan? Pada tahun ini, Hari Raya Galungan akan dirayakan pada Rabu, 2 Agustus 2023.
-
Apa yang dibagikan di Garebeg Besar? Dalam acara itu, ada gunungan tumpeng yang dibagikan pada masyarakat.
-
Bagaimana cara warga Banjarnegara sambut Ramadan dengan grebeg gunungan? Berbagai gunungan berisi buah-buahan, sayur mayur, serta palawija diarak keliling pusat Kota Banjarnegara.
-
Kapan tradisi Gerobagan dirayakan? Tradisi ini digelar pada hari pertama setelah Lebaran.
Hadirnya lima gunungan di Masjid Gede Kauman sudah ditunggu oleh ribuan warga. Melihat gunungan melintasi gerbang masuk ke Masjid Gede Kauman, ribuan warga pun bersiap untuk merayah gunungan yang terbuat dari hasil bumi ini.
Manggalayudha Kraton Yogyakarta, Yudhaningrat menyampaikan tradisi garebeg sudah ada sejak Islam masuk ke Pulau Jawa. Garebeg sendiri, lanjut Yudhaningrat adalah bentuk sedekah dari raja kepada rakyatnya.
"Tradisi grebeg sejak ada sejak Islam masuk Jawa, khususnya Demak. Dilakukan di Kraton Kota Gede, Kasunanan Surakarta, dan Kraton Yogyakarta. Ngarso Dalem (Sri Sultan Hamengku Buwono X) juga berkurban sapi dan kambing yang disebar di berbagai masjid," tutup Yudhaningrat. (mdk/bal)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Dalam waktu singkat, isi gunungan tumpeng habis diserbu masyarakat yang tampak sangat antusias.
Baca SelengkapnyaAcara Grebeg Maulud digelar setiap tahun. Setiap perayaan itu menyimpan momen sejarahnya masing-masing.
Baca SelengkapnyaMengawali acara besar Grebeg Mulud, Keraton Yogyakarta melakukan tradisi menyebar udhik-udhik. Animo masyarakat untuk mengikuti prosesi ini cukup besar.
Baca SelengkapnyaKeraton Ngayogyakarta Hadiningrat atau Keraton Yogyakarta menggelar rangkaian hajad dalem Sekaten.
Baca SelengkapnyaAda banyak cara yang dilakukan warga Jateng dalam menyambut datangnya Bulan Suci Ramadan
Baca SelengkapnyaSetiap wilayah di Indonesia punya caranya masing-masing dalam menyambut Hari Lebaran
Baca SelengkapnyaSemua warga tampak semringah mengarak gunungan ketupat keliling kampung
Baca SelengkapnyaSelama kirab, peserta tidak boleh mengenakan alas kaki dan dilarang berbicara
Baca SelengkapnyaTradisi itu juga bisa menjadi potensi wisata karena banyak menyedot perhatian warga.
Baca SelengkapnyaMemberi hampers menjadi cara unik untuk mendukung pengrajin lokal Bali.
Baca SelengkapnyaMeski di tengah guyuran hujan, prosesi Kirab Dudgeran Kota Semarang tetap berlangsung semarak dan meriah.
Baca SelengkapnyaUpacara yang digelar tiap bulan Sapar itu digelar untuk menjaga nilai-nilai budaya yang diwariskan turun-temurun.
Baca Selengkapnya