Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Peringati Yaa Qowiyyu, ribuan warga rebutan 4 ton kue apem

Peringati Yaa Qowiyyu, ribuan warga rebutan 4 ton kue apem Peringatan Yaa Qowiyyu. ©2013 Merdeka.com/Arie Sunaryo

Merdeka.com - Sedikitnya 4 ton kue apem diperebutkan warga, saat digelar ritual saparan Yaa Qowiyyu, Jumat (20/12). Ribuan warga dari berbagai kota memperebutkan kue yang terbuat dari tepung beras, yang disebar di samping makam Ki Ageng Gribig, Jatinom, Klaten Jawa Tengah.

Meski hujan, ribuan pengunjung tetap memadati area Sendang Plampeyan. Mereka sekadar ingin mengalap berkah dari apem Yaa Qowiyyu. Mereka masih mempercayai dengan memakan kue apem, bisa mendatangkan berkah dalam kehidupannya.

Pantauan merdeka.com, ribuan warga sudah memadati area digelarnya ritual Yaa Qowiyyu sejak pagi. Usai salat Jumat ritual yang telah berlangsung secara turun temurun sejak zaman Ki Ageng Gribig itu, diawali dengan mengarak 2 gunungan apem jaler (pria) dan estri (putri). Kedua gunungan tersebut sebelumnya disemayamkan selama semalam di kompleks Masjid Besar Jatinom. Selanjutnya keduanya diarak menuju oro-oro kompleks pemakaman Ki Ageng Gribig.

Usai didoakan oleh ulama, puluhan ribu warga menyerbu 2 gunungan apem tersebut. Tak sampai 10 menit kedua gunungan ludes diperebutkan warga. Untuk mengantisipasi warga yang belum memperoleh apem, panitia menyebar seberat sekitar 4 ton atau sebanyak 38 ribu biji, yang dilakukan dari 2 menara yang sudah dipersiapkan ditengah oro-oro.

"Saya dapat 3 ini. Saya percaya nanti akan mendapatkan keberuntungan dan rezeki selama setahun ke depan," ungkap Rohadi (46) warga Karanganyar.

Sementara itu Camat Jatinom, Anang Widjatmoko mengatakan tradisi Yaa Qowiyyu di Jatinom sudah dilakukan secara turun temurun setiap hari jumat pada bulan sapar.

"Tradisi Yaa Qowiyyu yang artinya 'mohon kekuatan kepada Tuhan' ini sudah berlangsung secara turun temurun sejak zaman Kyai Ageng Gribig. Beliau itu masih mempunyai garis keturunan ke-5 dari Kerajaan Mataram. Desa Jatinom sendiri adalah awal mula tempat bertapanya Kyai Ageng Gribig yang pada saat itu masih berupa hutan jati," paparnya.

Lebih lanjut Anang mengemukakan, Kyai Ageng Gribig, pada waktu ziarah ke Mekkah tepat pada tanggal 15 bulan Sapar, mendapat apem yg masih hangat. Apem tersebut dibawa pulang ke Jatinom untuk. Dibagikan kepada anak cucunya. Dan ternyata apem masih tetap hangat. Tapi berhubung apem buah tangan itu tidak mencukupi untuk anak cucunya maka istrinya membuat apem lagi agar dapat merata pembagiannya. Kemudian Kyai Ageng Gribig memerintahkan kepada warganya agar setiap bulan Sapar menyedekahkan hartanya.

"Itulah sejarahnya, hingga sekarang menjadi tradisi di wilayah kami," pungkasnya. (mdk/bal)

Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Meriah tapi Sakral, Begini Potret Warga Banyuwangi Gelar Kenduri Massal di Sepanjang Jalan Kampung
Meriah tapi Sakral, Begini Potret Warga Banyuwangi Gelar Kenduri Massal di Sepanjang Jalan Kampung

Tradisi ini dilakukan turun-temurun karena dianggap membawa keberkahan

Baca Selengkapnya
FOTO: Perayaan HUT Kabupaten Trenggalek, Warga Antusias Berebut Berkah Tumpeng Raksasa
FOTO: Perayaan HUT Kabupaten Trenggalek, Warga Antusias Berebut Berkah Tumpeng Raksasa

Warga percaya bahwa tupeng raksasa tersebut mengandung keberkahan dan kebaikan di dalamnya.

Baca Selengkapnya
Warisan Budaya Islam di Klaten, Ini Fakta Menarik Tradisi Sebar Apem Yaa Qowiyyu
Warisan Budaya Islam di Klaten, Ini Fakta Menarik Tradisi Sebar Apem Yaa Qowiyyu

Tradisi itu berasal dari seorang tokoh syiar Islam di Klaten bernama Ki Ageng Gribig.

Baca Selengkapnya
Potret Kemeriahan Sebar Apem di Klaten Dihadiri Menteri Jokowi, Hormati Keragaman Tradisi dan Budaya
Potret Kemeriahan Sebar Apem di Klaten Dihadiri Menteri Jokowi, Hormati Keragaman Tradisi dan Budaya

Tradisi penyebaran penganan yang terbuat dari tepung beras tersebut bermula dari Kyahi Ageng Gribig .

Baca Selengkapnya
Mencicipi Apem Wonolelo, Kue Unik dari Sleman yang Lahir dari Tradisi Masyarakat Desa
Mencicipi Apem Wonolelo, Kue Unik dari Sleman yang Lahir dari Tradisi Masyarakat Desa

Kue itu merupakan sarana penyebar dakwah di Dusun Wonolelo, Sleman. Sebagian dari mereka percaya makanan itu bisa membuat awet muda.

Baca Selengkapnya
Keseruan Pedagang Pasar Temanggung Gelar Kirab dan Doa Bersama, Harapkan Kelancaran Rizki
Keseruan Pedagang Pasar Temanggung Gelar Kirab dan Doa Bersama, Harapkan Kelancaran Rizki

Dengan adanya kirab tersebut para pedagang berharap pasar bakal semakin ramai pengunjung.

Baca Selengkapnya
Ganjar Hadiri Tradisi Ya Qowiyyu di Klaten: Luar Biasa, Dua Tahun Pandemi Tak Bisa Kita Rayakan
Ganjar Hadiri Tradisi Ya Qowiyyu di Klaten: Luar Biasa, Dua Tahun Pandemi Tak Bisa Kita Rayakan

Ganjar menyampaikan tradisi Yaa Qowiyyu juga bertujuan untuk menjalin silaturahmi antar tokoh setempat dan masyarakat.

Baca Selengkapnya
Potret Serunya Hajad Dalem Garebeg Besar Keraton Yogyakarta, Ada Arak-Arakan Gajah hingga Tumpeng Raksasa
Potret Serunya Hajad Dalem Garebeg Besar Keraton Yogyakarta, Ada Arak-Arakan Gajah hingga Tumpeng Raksasa

Dalam waktu singkat, isi gunungan tumpeng habis diserbu masyarakat yang tampak sangat antusias.

Baca Selengkapnya
FOTO: Antusiasme Warga Gelar Pawai Obor Menyambut Ramadan 1445 Hijriah
FOTO: Antusiasme Warga Gelar Pawai Obor Menyambut Ramadan 1445 Hijriah

Pawai obor merupakan salah satu tradisi untuk menyambut datangnya bulan suci Ramadan.

Baca Selengkapnya
Mengenal Tradisi Gunungan Ketupat di Nganjuk, Warga Kompak Sedekah dan Saling Memaafkan saat Lebaran
Mengenal Tradisi Gunungan Ketupat di Nganjuk, Warga Kompak Sedekah dan Saling Memaafkan saat Lebaran

Semua warga tampak semringah mengarak gunungan ketupat keliling kampung

Baca Selengkapnya
FOTO: Kesibukan Pembuat Kue Keranjang Banjir Permintaan Jelang Perayaan Imlek
FOTO: Kesibukan Pembuat Kue Keranjang Banjir Permintaan Jelang Perayaan Imlek

Menjelang perayaan Tahun Baru Imlek yang jatuh pada 10 februari mendatang, permintaan kue keranjang meningkat hingga 20 persen.

Baca Selengkapnya
Airlangga Apresiasi Tradisi Masyarakat Jaga Kekayaan Budaya Luhur Bangsa
Airlangga Apresiasi Tradisi Masyarakat Jaga Kekayaan Budaya Luhur Bangsa

Salah satu tradisi yang masih terus terselenggara yakni tradisi Penyebaran Apem Yaa Qawiyyu yang sarat dengan kearifan lokal.

Baca Selengkapnya