Perjalanan Jenderal TNI Abdul Haris Nasution di masa kemerdekaan
Merdeka.com - Abdul Haris Nasution dilahirkan 3 Desember 1918 di Huta Pungkut, Tapanuli Selatan. Dia memulai karir di bidang militer dengan menyelesaikan pendidikan Corps Opleiding Reserve Officieren (CORO) KNIL, atau Korps Pendidikan Perwira Cadangan di Bandung dengan pangkat vaandrieg (pembantu letnan calon perwira).
Setelah proklamasi kemerdekaan RI tanggal 17 Agustus 1945, Nasution memulai karir dalam Tentara Keamanan Rakyat (TKR) dengan pangkat dan jabatan yang tinggi. Sejak tahun 1945 sampai dengan 1948, dia menyandang pangkat sebagai kolonel.
Ketika Nasution diangkat sebagai Wakil Panglima Besar Angkatan Perang Republik Indonesia pada tahun 1948, pangkatnya kembali dinaikkan menjadi jenderal mayor. Namun, akibat pelaksanaan rasionalisasi dan reorganisasi tahun 1948, pangkatnya kembali diturunkan setingkat lebih rendah menjadi kolonel dan diberi jabatan Kepala Staf Operasi Markas Besar Tentara (MBT).
-
Kenapa Abdul Haris Nasution diangkat menjadi Jenderal Besar? Pengangkatan Nasution sebagai Jenderal Besar mengakui perannya dalam pertahanan nasional dan stabilitas negara serta posisinya yang berpengaruh di militer Indonesia.
-
Siapa yang berjuang mempertahankan kemerdekaan di Padang? Bagindo Aziz Chan sendiri adalah tokoh penting bagi Kota Padang saat pihak kolonial Belanda menjajah wilayah tersebut.
-
Kapan Abdul Haris Nasution menjadi KSAD? Pada 27 Desember 1949, Belanda mengakui kedaulatan Indonesia dan Abdul Haris Nasution diangkat sebagai Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD).
-
Apa yang dilakukan Abdul Haris Nasution saat menjabat KSAD? Saat menjabat KSAD, Nasution bersama TB Simatupang, Kepala Staf Angkatan Perang Republik Indonesia memutuskan untuk mengadopsi kebijakan restrukturisasi dan reorganisasi di dalam tubuh ABRI. Tujuan reorganisasi ini untuk menciptakan tentara dengan lingkup kecil tetapi lebih modern dan profesional. Sistem ini turut didukung oleh Perdana Menteri Wilopo dan Menhan Sultan Hamengkubuwono IX.
-
Kapan Soekarno dibebaskan dari pengasingan? Usai perjanjian itu disepakati, Ir. Soekarno pada 6 Juli 1949 bisa bebas dari pengasingan dan kembali ke Yogyakarta sebagai ibu kota sementara Indonesia.
-
Siapa yang dipecat Kejagung? Jaksa Agung ST Burhanuddin memecat Kajari Bondowoso, Jawa Timur Puji Triasmoro dan Kasie Pidsus Alexander Kristian Diliyanto Silaen karena diduga terlibat korupsi.
Dia kemudian ditugaskan sebagai panglima tentara dan teritorium Djawa (PTTD). Seusai perang kemerdekaan, tepatnya pada tanggal 10 Desember 1949, Nasution diangkat menjadi kepala staf Angkatan Darat.
Sayangnya, Nasution sempat dibebaskan dari jabatannya ketika terjadi peristiwa perbedaan pendapat antara Angkatan Darat dan Parlemen (Dewan Perwakilan Rakyat). Sebab, parlemen dianggap terlalu mencampuri urusan internal Angkatan Darat.
Akan tetapi, selama non aktif, Nasution malah aktif dalam menulis buku dan mendirikan partai politik Ikatan Pendukung Kemerdekaan Indonesia (IPKI). Pada tanggal 7 November 1955, dia kembali dilantik menjadi KASD dan pangkatnya naik menjadi jenderal mayor.
Di samping jabatannya menjadi KASD, dia juga menjabat sebagai penguasa perang pusat (Peperpu) dan jabatan lain, dalam rangka penyelesaian kemelut di daerah. Tahun 1958, Nasution diangkat sebagai Menteri Keamanan Nasional/KASD dengan pangkat letnan jenderal.
Pada tahun 1962, dia kembali diangkat menjadi Menteri Koordinator Pertahanan Keamanan/ Kepala Staf Angkatan Bersenjata (Menko Hankam/Kasab) dengan pangkat jenderal. Baru pada awal masa Orde Baru dia dipilih sebagai Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat Sementara (MPRS).
Hingga akhirnya, dia pensiun dari dinas aktif TNI AD pada tahun 1972 dalam usia 53 tahun. Untuk mengisi masa pensiunnya, Nasution memilih untuk menulis buku-buku perjuangan.
Kemudian, Nasution pun menutup usia pada tanggal 6 September 2000, dan dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Kalibata, Jakarta Selatan. Sesuai dengan jasa-jasanya yang luar biasa, pemerintah menganugerahkan pangkat kehormatan Jenderal Besar TNI dan Pahlawan Nasional atas kemampuan Nasution yang tidak saja terkenal sebagai ahli pikir di bidang militer, tetapi juga pemimpin militer dan bangsa yang sangat besar. (mdk/cob)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Dua sosok Jenderal TNI bintang lima ini ternyata pernah jadi atasan dan bawahan. Simak karier keduanya hingga mampu meraih penghargaan tertinggi militer.
Baca SelengkapnyaSejak dibentuk, sudah ada beberapa orang yang mengisi kursi tersebut. Namun, ada satu pria yang pernah menjabat sebanyak dua kali.
Baca SelengkapnyaPotret lawas mendiang Jenderal Besar AH Nasution saat masih berseragam militer bersama istrinya.
Baca SelengkapnyaFoto langka Jenderal A.H Nasution dan D.N Aidit sukses mencuri perhatian. Terlihat dalam foto lawas tersebut keduanya saling tersenyum dan tertawa.
Baca SelengkapnyaSejumlah tokoh militer senior dan sipil kecewa. Mereka mempertanyakan sikap Soeharto yang menyeret ABRI sebagai alat kekuasaan.
Baca SelengkapnyaSutan Mohammad Amin Nasution, sosok Gubernur Sumatra Utara pertama saat pemerintahan Indonesia masih bergejolak.
Baca SelengkapnyaSoeharto murka ketika mobil-mobil yang akan diselundupkannya ke Jawa dicegah naik kapal.
Baca SelengkapnyaSosok Mr. Asaat, seorang Datuk Mudo yang ditunjuk sebagai Pelaksana Jabatan Presiden Republik Indonesia.
Baca SelengkapnyaMomen Jenderal AH Nasution beli senjata didampingi 2 ajudannya.
Baca SelengkapnyaTry Sutrisno memiliki karir politik yang mentereng. Pada tahun 1956, dia diterima menjadi taruna di Atekad.
Baca SelengkapnyaMemakai seragam militer saja nyaris sudah tidak pernah. Tapi kenapa Jenderal ini yang dipilih?
Baca SelengkapnyaIbnu Hadjar merupakan mantan Letnan Dua TNI yang berujung menjadi pemberontak pemerintah dalam pasukan DI/TII.
Baca Selengkapnya