Perjuangan Bang Bule, tukang kopi UNJ sekolahkan anak sampai tamat
Merdeka.com - Burhan atau yang biasa disapa Bang Bule ini potret rakyat kecil di Jakarta. Hidupnya jatuh bangun, dari satu pekerjaan ke pekerjaan lain. Tapi Bang Bule tak kenal menyerah.
Dulu dia mantan caddy golf di Taman Impian Jaya Ancol pada 1986-2008. Sempat menjadi petugas pengurus surat perpanjangan di makam. Kini, menjadi tukang kopi di Universitas Negeri Jakarta.
Penutupan lapangan golf di Ancol mengharuskan Bang Bule untuk pensiun dini. "Soalnya lapangan golf Ancol nggak ada lagi. Dulu saya pensiun dini, soalnya mau dipakai penelitian buat pendidikan, sebagian diperluas buat Dufan, sebagian lagi buat Pasar Seni. Kan emang luas, 11 hektare," cerita Bule pada Merdeka.com, Selasa (17/2).
-
Dimana pria itu bekerja? Dilansir dari South China Morning Post (SCMP), insiden ini dengan cepat menjadi postingan tren teratas di platform media sosial China Weibo pada tanggal 19 September.
-
Apa pekerjaan suami Nur Utami? Berdasarkan informasi diketahui Faizal, suami Nur Utami bekerja di perusahan tambang di Kalimantan.
-
Dimana pemuda itu bekerja? Pada Minggu malam, biro pegawai negeri Suzhou, sebuah kota di Provinsi Anhui bagian barat daya, mengumumkan penerimaan rekrutmen kedua untuk tahun ini.
-
Apa yang dilakukan teman kantor? Dengan beberapa ucapan ini, Anda bisa menyampaikan terima kasih sekaligus salam perpisahan yang menyentuh hati.
-
Apa profesi Pak Sunandar? Ia mengaku sempat berprofesi sebagai pemain film di era Roy Marten.
-
Bagaimana perjalanan karir Hadibowo Susanto? Dalam perjalanan kariernya, Hadibowo bergabung dengan PB Djarum, salah satu klub bulu tangkis terkenal di Indonesia. PB Djarum, yang berbasis di Kudus, Jawa Tengah, dikenal sebagai penghasil banyak pemain bulu tangkis top Indonesia. Di sinilah Hadibowo mulai mengasah keterampilan dan bakatnya, serta menerima bimbingan dari para pelatih yang berpengalaman.
Tidak lama pensiun dini, dia pun mendapatkan pekerjaan di makam di daerah Cawang sebagai pengurus surat perpanjangan makam. Namun, pekerjaannya di sana tidak berlangsung lama.
"Kerja di makam dari 2008-2009, abis itu nganggur sampe 2009," tambah Bule.
Memasuki awal 2010, pria 49 tahun ini mencoba berjualan kopi di Universitas Negeri Jakarta. Bermula dengan 'kolak' alias kopi dan salak. Selama dua minggu pertama berdagang, dia membawa 5 renceng kopi dan 3 kg salak dalam satu plastik hitam dengan ukuran tidak terlalu besar.
Empat tahun berjalan, usaha Bang Bule mulai membuahkan hasil. Kini setiap harinya dia membawa 21 renceng kopi serta beragam jenis minuman lain. Bang Bule juga mengganti salak dengan rokok. Tak kurang dari 30 bungkus rokok dijualnya setiap hari. Omzet hariannya pun lumayan, pendapatan bersihnya dalam sehari bisa mencapai sekitar Rp 500 ribu.
"Alhamdulillah, udah bisa sekolahin anak sampe tamat. Udah bisa beli motor juga, ya, dan cukuplah buat sehari-hari," kata Bule.
Bapak dari tiga orang anak ini juga tengan ternak ayam kate. "Mulanya cuma ada 2 ekor, sekarang nambah, ya, baru 18 ekor. Nantinya kalo emang udah banyak, mau coba diorderin, siapa tau jadi rezeki juga," ungkap Bule sambil tersenyum. (mdk/ian)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Tak ada keraguan bahkan gengsi dari wanita tersebut saat dirinya selalu menemani suaminya bekerja.
Baca SelengkapnyaSeorang priapengusaha rambut nenek lulusan SD sukses dan berhasil menyekolahkan anaknya sampai sarjana.
Baca SelengkapnyaMas Udek berhasil menemukan jalannya untuk menggeluti bisnis usaha kopi.
Baca SelengkapnyaPak Beno adalah seorang pengusaha mie di Bantul lulusan SMP yang pernah mengalami jatuh bangunnya kehidupan.
Baca SelengkapnyaBanyak yang tak mengetahui bahwa artis kelahiran Kabupaten Ciamis, 19 September 1990 itu pernah menjadi asisten manajer sebuah restoran.
Baca SelengkapnyaSiapa sangka, Tri Retno Prayudati atau lebih dikenal dengan nama Nunung pernah hidup susah.
Baca SelengkapnyaFirman berjuang keras untuk mengangkat derajat keluarganya yang selama ini hidup miskin.
Baca SelengkapnyaNasi Goreng Pakdhe, begitu Pakdhe Nurdin memberi nama makanan yang ia jual, merupakan perpaduan unik antara cita rasa bakmi Jawa dan bumbu masakan Chinese.
Baca Selengkapnya