Perjuangan buruh cuci kuliahkan anak sampai S3 di Jepang
Merdeka.com - Pendidikan adalah cara terbaik untuk mengubah nasib. Kata-kata itulah yang menjadi pegangan teguh bagi Yuniati (49), seorang buruh cuci warga Ketandan Kulon, Imogiri, Bantul, dalam mendidik dua anaknya.
Keyakinan itu tidak hanya sebatas keyakinan, tapi keyakinan itu dilakukan Yuniati hingga akhirnya bisa membuat anak pertama, Satya Chandra Wibawa Sakti (29) kuliah S3 di Universitas Hokaido, Jepang.
Meski dia harus banting tulang tiada henti, mulai dari buruh cuci hingga pekerjaan serabutan lainnya, dia ikhlas menjalani demi anak-anaknya.
-
Bagaimana cara pengemis kaya raya ini mendapatkan uang? Dalam sehari, dia mendapat Rp500.000 hingga Rp1 juta per hari.
-
Bagaimana tradisi upah-upah dilakukan? Tradisi upah-upah biasanya dilengkapi dengan jamuan kecil maupun besar serta doa dan selamat atas tercapainya suatu hal.
-
Apa itu tradisi upah-upah? Upah-upah merupakan tradisi yang berasal dari Rantau Prapat, Kabupaten Labuhan Batu, Provinsi Sumatra Utara.
-
Kenapa mbah putri ngalah dan bayar 10.000? Mangkel mergo tukang becake ra gelem ngedukke rego, akhire simbah putri ngalah, karo munggah lungguh becak.
-
Siapa yang melakukan tradisi upah-upah? Masyarakat yang tinggal di Rantau Prapat terdiri dari berbagai suku dan agama.
-
Kenapa tradisi upah-upah dilakukan? Tujuan utama dari diadakannya tradisi ini adalah untuk mengembalikan tondi ke individu atau kelompok yang diberikan upah-upah.
"Saya itu mau ngapain saja saya kerjakan, yang penting anak saya bisa sekolah tinggi, hidup tidak seperti saya," katanya baru-baru ini.
Sakti, anak pertamanya merupakan salah satu mahasiswa penerima beasiswa Dikti untuk kuliah di jurusan Kimia di Universitas Hokaido, Jepang tahun 2012.
Sebelumnya Sakti kuliah S1 di jurusan Kimia UNY tahun 2004, lalu melanjutkan S2 di jurusan Kimia UGM pada tahun 2008.
Sementara anak keduanya, Oktaviana Ratna Cahyani (27) kini menjadi perawat di Rumah Sakit Harjo Lukito setelah lulus dari Akademi Perawat Bethesda.
"Biayanya itu ya pakai utang juga, tapi anak saya enggak perlu tahu. Biar mereka enggak minder di pergaulan. Alhamdulillah anak saya dua-duanya itu enggak macam-macam, enggak malu punya ibu buruh cuci," ungkapnya.
Saat anak pertamanya masuk S1, dia pun pontang-panting mencari utang. Beruntung setengah biaya masuk kuliah dibantu pemerintah kabupaten Bantul. Begitu masuk semester kedua, dia tidak khawatir karena anaknya mendapatkan beasiswa.
"Untungnya dapat beasiswa sampai lulus. Jadi saya cuma kasih uang jajan, biar cuma Rp 5.000 sehari," tambahnya.
Penghasilannya jadi buruh cuci yang hanya Rp 10.000 sekali cuci, sebenarnya kurang jika harus untuk biaya kuliah. Namun dia memilih uang tersebut digunakan untuk pendidikan kedua anaknya.
"Saya yang penting ada uang buat beli beras. Lauknya ambil daun pepaya buat dimasak. Kalau sudah beli beras, sisa uangnya buat ditabung bayar utang," tambahnya.
Sampai saat ini, Yuniati pun mengaku masih memiliki banyak utang. Namun itu tidak dijadikannya beban. Baginya yang terpenting anak-anak punya masa depan yang cerah.
"Kalau dipikir saya malah stres. Jadi saya jalani saja. Anak perempuan saya sudah kerja, menikah. Sakti sudah selesai ujian S3, dan tahun ini sudah balik ke Indonesia," terangnya.
(mdk/cob)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Sebuah video memperlihatkan seorang perempuan yang rela jadi tukang pijat demi anak sekolah.
Baca SelengkapnyaYuliana (23) salah satu mahasiswi Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Syekh Nurjati Cirebon yang baru saja lulus kuliah.
Baca SelengkapnyaTerlahir sebagai anak artis sukses dan kaya raya tak membuat Cinta dan Nino manja.
Baca SelengkapnyaDi Swiss, tukang kebun bisa digaji Rp85 juta per bulan.
Baca SelengkapnyaSejumlah serikat buruh di Yogyakarta memperingati Hari Buruh atau May Day
Baca SelengkapnyaTernyata, tak banyak yang tahu berapa gaji yang diterima Kiky Saputri selama menjadi guru honorer.
Baca SelengkapnyaDulu karyawan pabrik bergaji Rp 800 ribu, pria ini kini jadi dosen lulusan S3 di Jepang dan duduki jabatan di kampus.
Baca SelengkapnyaBerbagai tantangan hidup berhasil dilalui hingga ia mampu membahagiakan keluarganya.
Baca SelengkapnyaKisah perjuangan seorang wanita dari kecil berjualan demi memenuhi kebutuhan hidup. Hingga kini telah sukses memiliki toko sendiri.
Baca SelengkapnyaAda perjuangan dan kerja keras dari sosok bocah bernama Iyyang.
Baca SelengkapnyaUya Kuya dibuat syok ketika mengetahui sisa saldo putrinya, Cinta Kuya yang hanya tinggal 3 dolar saja.
Baca SelengkapnyaSaat ia meminta izin pada orang tuanya, mereka mengaku tidak punya uang untuk membiayai kuliah
Baca Selengkapnya