Perjuangan hidup ibu-ibu buruh gendong Pasar Beringharjo Yogya
Merdeka.com - Pagi-pagi buta Paila (46) sudah bangun. Dipacunya sepeda motor menuju terminal Kulonprogo. Setelah menitipkan motornya, dia kemudian langsung naik bus ke terminal Giwangan Yogyakarta, lalu menyambung perjalanan ke Pasar Beringharjo dengan bus lagi.
Jam baru menunjukan pukul 06.30 WIB, dia langsung bergegas ke lantai dua pasar Beringharjo. Selendang sebagai alat kerjanya sudah dikalungkan pada lehernya. Sampai di lantai dua, dia pun mulai mengangkut barang-barang dagangan pembeli dan juga penjual yang membutuhkan bantuan.
"Begini ini sehari-hari. Lha cuma buruh gendong begini paling sehari mentok dapat Rp 50 ribu," kata Paila yang akrab juga dipanggil Menuk saat ditemui merdeka.com, Selasa (22/12).
-
Apa makna kata motivasi mencari rezeki di pagi hari? Kata-kata motivasi mencari rezeki di pagi hari memiliki kekuatan untuk membangkitkan semangat dan memotivasi seseorang untuk memulai hari dengan keyakinan dan determinasi.
-
Bagaimana cara mencari rezeki di pagi hari? Setelah waktu subuh, disarankan untuk tidak tidur.
-
Apa yang Ayu Dewi lakukan di pagi harinya? Ia memulai hari lahirnya dengan menjalankan salat tahajud di sepertiga malam, dan kemudian mendapatkan kejutan di pagi hari dari sahabat-sahabatnya.
-
Bagaimana cara pengemis kaya raya ini mendapatkan uang? Dalam sehari, dia mendapat Rp500.000 hingga Rp1 juta per hari.
-
Siapa saja pengemis kaya raya di Indonesia? Berikut ini 5 pengemis yang ternyata kaya raya: Legiman di Pati, Jawa Tengah Pada tahun 2019, seorang pengemis bernama Legiman terciduk Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP). Dalam razia itu terungkap Legiman memiliki tabungan mencapai Rp900 juta. Tak hanya itu, dia juga memiliki tanah senilai Rp275 juta dan rumah senilai Rp250 juta. Dalam sehari, dia mendapat Rp500.000 hingga Rp1 juta per hari. Sri Keryati di Jakarta Pusat. Dia kedapatan memiliki jumlah emas dan uang hingga Rp23 juta. Sri terjaring petugas dinas sosial saat tengah mengemis di JPO (Jembatan Penyebrangan Orang) Kramat Sentiong, Jakarta Pusat. Dari PMKS (penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial) itu, petugas mendapatkan sejumlah emas, uang kertas sebesar Rp22.750.000 dan uang receh sebanyak Rp313.900. Sehingga totalnya berjumlah Rp23.063.900. Muklis di Kebayoran Lama, Jakarta Selatan Suku Dinas Sosial Jakarta Selatan menjaring pengemis bernama Muklis yang memiliki harta yang banyak. Muklis terjaring di Flyover Kebayoran Lama, Jakarta Selatan. Saat digeledah, Muklis kedapatan memiliki uang Rp90 juta. Uang itu dikumpulkan dari hasil mengemis selama 6 tahun. Uang tersebut dalam bentuk pecahan Rp100 ribu mencapai Rp80 juta. Uang pecahan Rp50 ribu total Rp10 juta. Uang pecahan Rp20 ribu, dan uang receh kecil sebanyak Rp250 ribu. Luthfi Haryono di Gorontalo Pengemis di Gorontalo, bernama Luthfi Haryono membuat heboh jagat media sosial. Luthfi juga berkedok sumbangan masjid dengan membawa proposal ilegal ke setiap rumah dan warung. Waktu ditangkap Luthfi kedapatan bawa uang Rp43 juta dan emas. Sri Siswari Wahyuningsih di Semarang, Jawa Tengah Siswari diketahui memiliki deposito sebesar Rp140 juta dan rekening tabungan sebesar Rp16 juta. Tak hanya itu, dia juga memiliki surat BPKB kendaraan roda dua. Pengemis terlihat sangat lusuh itu mempunyai tiga anak yang saat ini duduk di bangku kuliah. Bahkan ketiga anaknya kuliah di kampus ternama Kota Semarang. Anaknya yang pertama berinisial HMS kuliah di Universitas Perbankan (Unisbank) di Jalan Tri Lomba Juang, Kota Semarang. Kemudian anak kedua berinisial SMS kuliah di jurusan Bahasa Inggris, Universitas Sultan Agung (Unisula), Jalan Raya Kaligawe, Kota Semarang.
-
Apa karakteristik orang Jumat Wage? Orang yang memiliki weton ini dinilai mempunyai kepribadian yang penuh semangat dan percaya diri. Karirnya dinilai dapat mencapai kesuksesan finansial. Begitu juga dengan jodoh, weton Jumat Wage memiliki peluang hubungan yang sangat baik.
Paila adalah seorang ibu dari dua anak. Anak pertamanya Karmin (20) sudah menikah sedangkan anak keduanya Gonang (16) putus sekolah dan kini bekerja sebagai buruh serabutan.
Di hari ibu yang jatuh pada hari ini, 22 Desember, Paila tidak merasakan ada yang istimewa baginya. Dia tetap harus bekerja untuk mencari sesuap nasi.
"Saya malah nggak tahu kalau ini hari ibu. Ya, tahunya hari Selasa, wayahe (saatnya) kerja ya kerja," ungkapnya.
Setelah tahu jika hari ini adalah hari ibu, dia merasa tidak perlu diperlakukan spesial. Sebab baginya, apa yang dilakukan ibu pada anaknya adalah kewajiban.
"Lha nggak usah, saya itu yang penting anak saya bisa dapat kerja enak, jangan jadi buruh gendong seperti saya. Biar cukup saya saja yang susah, anak saya jangan," tuturnya.
Hal serupa juga diungkapkan oleh Wartimen (66) warga Sorolaten, Godean yang juga buruh gendong di pasar Beringharjo. Di hari ibu ini dia sama sekali tidak berharap apa-apa untuk dirinya. Dia justru berharap kedua anaknya yang sudah menikah bisa hidup dengan layak.
"Anak saya itu SD saja nggak lulus, ya kerjanya juga jadi buruh. Kalau boleh berharap, pengennya anak saya hidupnya enak, kerjanya enak," katanya.
Meski hidup pas-pasan dari hasil sebagai buruh gendong, dia tidak pernah mengeluh pada anaknya. Sebagai ibu, baginya sudah merupakan kewajiban untuk membahagiakan anaknya.
"Dulu waktu anak saya masih kecil-kecil saya sudah jadi buruh gendong. Tapi nggak mau anak saya tahu kalau saya kerjanya capek begini. Tahunya mereka bisa tercukup. Tapi pas SD malah milih berhenti sekolah, terus kerja bangunan. Nggak tegel sama orangtuanya kerja begini," terangnya. (mdk/cob)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Dua pria yang sudah tak muda ini harus mengangkat kayu puluhan kilo setiap hari hanya untuk mendapatkan bayaran Rp50 ribu.
Baca SelengkapnyaSebuah video memperlihatkan beberapa pria yang rela bekerja di bawah tanah membuat pawon demi memenuhi kebutuhan hidup keluarganya.
Baca SelengkapnyaMayoritas warga di sana merupakan petani yang menggarap lahan tadah hujan. Kalau musim kemarau lahan itu dibiarkan kosong.
Baca SelengkapnyaIa mengungkapkan alasannya tetap bertahan di pekerjaan tersebut.
Baca SelengkapnyaSeorang wanita paruh baya pilih berjualan di tengah hutan dan gunung selama 24 jam sehari untuk penuhi kebutuhan keluarganya.
Baca SelengkapnyaAkun Instagram @suarasemangat menunjukkan bagaimana para pedagang rela basah kuyup demi menyelamatkan dagangannya
Baca SelengkapnyaSebuah video memperlihatkan seorang perempuan yang rela jadi tukang pijat demi anak sekolah.
Baca SelengkapnyaPotret kehidupan nelayan di tengah laut saat mencari ikan. Terombang-ambing saat hujan badai.
Baca SelengkapnyaSejumlah serikat buruh di Yogyakarta memperingati Hari Buruh atau May Day
Baca SelengkapnyaDia begitu berani berjualan di warung miliknya yang terletak di tengah hutan belantara.
Baca SelengkapnyaKeberadaan Pak Ogah dan banyaknya kendaraan yang berputar balik, dinilai menjadi salah satu faktor penyebab kemacetan ibu kota.
Baca Selengkapnya