Perjuangan pelajar NTT, demi air bersih tenteng jeriken ke sekolah
Merdeka.com - Hari itu hari Senin. Bukan bekal yang dibawa serta para murid ke sekolah tapi jeriken air untuk air bila hendak ke toilet.
Ya, ketersediaan air bersih menjadi suatu kendala di beberapa wilayah Kabupaten Timor Tengah Utara, NTT. Struktur geografi yang gersang di musim panas kerap membuat warga kesulitan mendapatkan air. Warga yang berada di wilayah kekeringan harus mengantre lama di tempat penampungan air umum untuk menunggu giliran menadahkan jeriken yang biasanya bekas minyak goreng atau oli.
Keadaan ini juga berdampak pada sekolah di sekitarnya. Untuk kebersihan dan ketersediaan air di toilet sekolah, guru-guru menginstruksikan para murid untuk membawa air dari rumah mereka masing-masing.
-
Kenapa warga kesulitan air bersih? Kekeringan tahun ini disebabkan oleh fenomena El Nino yang membuat curah hujan sangat rendah.
-
Apa saja akibat kekurangan air bersih? Sehingga berpotensi menimbulkan penyakit kulit, infeksi pencernaan, dan lainnya.
-
Apa yang terjadi di toilet umum? Dalam keterangan unggahannya, Lulu menceritakan kisah seorang ayah di Jepang yang mengizinkan putrinya pergi ke toilet. Karena anaknya perempuan, sang ayah tidak menemani putrinya. Dua menit kemudian, istrinya menyusul ke toilet, tetapi mereka terkejut karena putri mereka tidak ada di dalam.
-
Kenapa warga Klaten kekurangan air bersih? Sarmini, salah seorang warga menjelaskan bahwa dampak kekeringan sudah terjadi dua bulan lamanya. Demi memperoleh air bersih, warga harus antre dengan warga lain. Mereka juga harus rela menempuh jarak 1,5 km dari rumah. Air bersih digunakan untuk kebutuhan memasak, mandi, dan mencuci. Setiap harinya ia membutuhkan sekitar 4-6 jeriken air. “Dari air hujan. Pakai tandon. Kalau saat ini kering tandon saya. Untuk air saya ambil di sini. Antre paling kadang setengah sampai satu jam,“ kata Sarmini dikutip dari kanal YouTube Liputan6 pada Senin (7/8).
-
Di mana air bersih semakin menipis? Contohnya, di Australia sebagian besar airnya berasal dari air hujan yang masuk ke saluran air utama yang mereka miliki.
-
Siapa yang kesulitan mendapatkan air bersih? Dampak bencana kekeringan rupanya sangat dirasakan warga di Dusun Bisang. Di sana lahan-lahan kering kerontang. Sumur-sumur warga mengering. Satu-satunya sumber mata air berada di atas bukit. Warga berbondong-bondong untuk mengambil air dari sana.
Merdeka.com yang kebetulan di perkampungan tersebut melihat jelas bagaimana pelajar berusaha membawa jeriken berisi air yang tentu tidaklah ringan. Pemandangan serupa terjadi di sepanjang Trans Timor Raya, tepatnya di kilometer 20, Kota Kefamenanu, Kabupaten TTU. Para murid yang hendak ke sekolah membawa serta air dengan jeriken bekas minyak goreng ukuran 5 liter. Meski terlihat susah, wajah mereka tetap ceria seolah tanpa beban.
"Ini untuk toilet sekolah. Kalau musim kering, kami selalu bawa air untuk disediakan di toilet," ujar seorang murid SMP yang enggan menyebutkan namanya, TTU, Senin (7/12).
Ia mengaku keberatan diberikan tugas oleh gurunya untuk membawa air. Demi kebersihan dan keindahan sekolah, air yang mereka bawa dari rumah biasanya dibawa bergiliran sesuai urutan kelas.
"Kami senang saja, lagi pula kalau ke toilet tak ada air kita sendiri yang kerepotan," ujar dia.
Meski sudah memasuki musim penghujan, sebagian wilayah TTU baru beberapa kali dibasahi air hujan.
(mdk/lia)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Inovasi ini bisa menjadi solusi atas permasalahan krisis air bersih yang terjadi setiap tahun di sejumlah wilayah Kabupaten Jember
Baca SelengkapnyaWilayah pesisir Jakarta Utara bukan hanya menjadi langganan banjir rob sebagai dampak krisis iklim, tetapi juga menghadapi krisis air bersih.
Baca SelengkapnyaMereka sudah merasakan dampak kekeringan sejak Mei.
Baca SelengkapnyaSetiap hari mereka menyeberang sungai itu tanpa didampingi orang tua
Baca SelengkapnyaWarga rela antre untuk mendapatkan air demi memenuhi kebutuhan sehari-hari mereka
Baca SelengkapnyaSetiap harinya puluhan ibu-ibu di Kecamatan Cikulur, harus berjalan berkilo-kilo meter untuk mendapatkan sumber air.
Baca SelengkapnyaSumber air di tengah hutan itu kondisinya keruh, namun warga tak punya pilihan lain.
Baca SelengkapnyaBerikut momen TNI dan Bobon Santoso cari solusi kemerdekaan air di NTT dengan anggaran dari donasi rakyat.
Baca SelengkapnyaMusim kemarau berkepanjangan membuat penjual air bersih keliling meraup keuntungan lebih.
Baca SelengkapnyaSetiap hari anak-anak di kampung ini harus bertaruh nyawa untuk menuju sekolah menggunakan rakit, lantaran tak ada akses jembatan.
Baca SelengkapnyaPerjalanan bertaruh nyawa itu terpaksa ditempuh para pelajar SD di dua desa karena akses menuju sekolah hanya melalui jembatan rusak tersebut.
Baca Selengkapnya