Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

PERKI Sebut Keterisian RS di Pulau Jawa Capai 90%, Pasien Tak Tertangani Maksimal

PERKI Sebut Keterisian RS di Pulau Jawa Capai 90%, Pasien Tak Tertangani Maksimal Pasien Covid-19 dirawat di tenda darurat RSUD Bekasi. ©2021 Merdeka.com/Arie Basuki

Merdeka.com - Ketua Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia (PERKI) dr Isman Firdaus SpJP(K) mengemukakan keterisian tempat tidur pelayanan pasien di rumah sakit di Pulau Jawa, termasuk DKI Jakarta, sudah di atas 90 persen akibat lonjakan kasus Covid-19. Kondisi ini membuat tenaga medis kewalahan.

"Kita sudah kewalahan. Biasanya Bed Occupancy Rate (BOR) mencapai 50-60 persen. Di Jawa dan Jakarta sudah di atas 90 persen dan dokter juga tumbang karena banyak yang terinfeksi Covid-19," kata Isman saat dikonfirmasi di Jakarta, Senin (28/6).

Dia mengatakan, pasien terkonfirmasi positif Covid-19 yang saat ini terus berdatangan ke ruang pelayanan darurat rumah sakit membuat penanganan medis terhadap pasien dengan penyakit berat lainnya tidak tertangani maksimal. Salah satunya pasien penyakit jantung yang diyakini sebagai 'pembunuh' nomor satu di dunia.

Orang lain juga bertanya?

"Saat ini pasien jantung di Indonesia belum terselesaikan dengan baik karena dominasi pasien Covid-19," kata Isman.

Hal senada disampaikan anggota Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI), dr Dewi Astrid Lestari SpPD.

"Yang terjadi saat ini rumah sakit umum besar diubah fungsinya 100 persen hanya layani kasus Covid-19," kata Dewi.

Akibatnya, pasien dengan gagal ginjal, diabetes, hipertensi, gangguan jantung, paru, autoimun, kanker dan sebagainya kurang kesempatan untuk mendapat pelayanan optimal. Padahal mereka juga masuk dalam kelompok rentan.

Ketua Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI) dr Agus Dwi Susanto SpP (K) mengatakan, situasi zona merah Covid-19 di Pulau Jawa dan Provinsi DKI Jakarta telah mengakibatkan antrean pasien di berbagai rumah sakit swasta maupun milik pemerintah.

"Saat ini ada beban pelayanan tinggi akibat Covid-19. Data di berbagai negara, belum ada satu pun penanganan pandemi bertumpu pada fasilitas pelayanan kesehatan. Harus ada keseimbangan penanganan melalui upaya menurunkan angka kasus di populasi," katanya.

Guru Besar Paru Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) Prof Tjandra Yoga Aditama mengatakan, diperlukan penambahan kapasitas rumah sakit, dengan sejumlah pertimbangan.

"Hal penting yang perlu dapat perhatian, yaitu harus diikuti penambahan petugas, jangan sampai alat seperti oksigen tidak tersedia. Pelayanan kesehatan primer juga terus ditingkatkan perannya dalam penanganan pasien ini," katanya seperti dilansir Antara.

Situasi itu juga memerlukan keseriusan berbagai otoritas terkait untuk mengendalikan penyebaran Covid-19 di tataran aktivitas masyarakat, sehingga terjadi keseimbangan pada pelayanan di rumah sakit.

Tjandra berharap kondisi tempat tidur rumah sakit yang saat ini penuh, antrean pasien di IGD, atau pasien yang tidak dapat tertolong sampai meninggal dunia, tidak lagi terulang di kemudian hari.

(mdk/yan)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Perlu SDM Unggul, Wamenkes: Rasio Dokter Indonesia di Bawah Standar WHO
Perlu SDM Unggul, Wamenkes: Rasio Dokter Indonesia di Bawah Standar WHO

Berdasarkan data Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN), kasus penyakit katastropik mengalami peningkatan sebanyak 23,3 juta kasus di 2022.

Baca Selengkapnya
Menkes Ungkap Ratusan Puskesmas Tak Miliki Dokter
Menkes Ungkap Ratusan Puskesmas Tak Miliki Dokter

6.333 Puskesmas yang belum memiliki jumlah tenaga kesehatan yang sesuai standar.

Baca Selengkapnya
Presiden Jokowi: 59 Persen Dokter Spesialis Terkonsentrasi di Pulau Jawa
Presiden Jokowi: 59 Persen Dokter Spesialis Terkonsentrasi di Pulau Jawa

Terlebih, kata Jokowi, distribusi dokter spesialis di daerah juga tak merata.

Baca Selengkapnya
Jokowi Soroti Tak Ada Dokter Spesialis Jantung hingga Kanker di RSUD Tamiang Layang
Jokowi Soroti Tak Ada Dokter Spesialis Jantung hingga Kanker di RSUD Tamiang Layang

RSUD Tamiang Layang harus memiliki dokter sepesialis untuk penyakit-penyakit kritikal.

Baca Selengkapnya
Pasien Covid-19 yang Dirawat di Rumah Sakit RI Naik 255 Persen
Pasien Covid-19 yang Dirawat di Rumah Sakit RI Naik 255 Persen

Tjandra mengatakan, data WHO menunjukkan, ada kenaikan 255 persen perawatan Covid-19 di rumah sakit Indonesia.

Baca Selengkapnya
Anies Buka Data Ketimpangan di Indonesia: 64 Persen Dokter dan 74 Persen RS Ada di Jawa-Sumatera
Anies Buka Data Ketimpangan di Indonesia: 64 Persen Dokter dan 74 Persen RS Ada di Jawa-Sumatera

Berdasarkan data tersebut, membuat masyarakat di wilayah Timur Indonesia kesulitan berobat.

Baca Selengkapnya
Anggota DPR Ungkap Tenaga Kesehatan yang Kerja Hanya 292 Ribu, 1 Juta Lebih Masih Menganggur
Anggota DPR Ungkap Tenaga Kesehatan yang Kerja Hanya 292 Ribu, 1 Juta Lebih Masih Menganggur

ian juga menyoroti persoalan pendistribusian tenaga kesehatan.

Baca Selengkapnya
Jokowi: 59 Persen Dokter Spesialis Terkonsentrasi di Pulau Jawa
Jokowi: 59 Persen Dokter Spesialis Terkonsentrasi di Pulau Jawa

Jokowi tak mau peralatan kesehatan yang sudah ada tak digunakan karena tak ada dokter spesialis.

Baca Selengkapnya
Viral Video IGD RSUD Bekasi Membludak Akibat Pasien DBD, Ini Penjelasan Kemenkes
Viral Video IGD RSUD Bekasi Membludak Akibat Pasien DBD, Ini Penjelasan Kemenkes

Tampak sejumlah pasien anak hingga lansia yang tidak kebagian tempat tidur harus dirawat menggunakan kursi roda dengan selang infus di tangan.

Baca Selengkapnya
Macet Jabodetabek Kian Parah, Polisi: Indeksnya Sudah 53 Persen, Normal 35
Macet Jabodetabek Kian Parah, Polisi: Indeksnya Sudah 53 Persen, Normal 35

Dirlantas Polda Metro Jaya Kombes Latif Usman mengatakan, bila melihat dari indeks kemacetan, untuk kondisi ideal di Jabodetabek berada pada angka 35 persen.

Baca Selengkapnya
Menkes Jelaskan Perubahan KRIS: Meningkatkan Standar Minimum Layanan
Menkes Jelaskan Perubahan KRIS: Meningkatkan Standar Minimum Layanan

KRIS bertujuan untuk meningkatkan standard minimal pelayanan rawat inap di seluruh rumah sakit.

Baca Selengkapnya
RSUD Sepaku Berbenah, Begini Persiapan Layani Pasien Non VVIP saat Upacara HUT RI di IKN
RSUD Sepaku Berbenah, Begini Persiapan Layani Pasien Non VVIP saat Upacara HUT RI di IKN

RSUD Sepaku berperan sebagai rumah sakit rujukan untuk pasien non-VVIP. Sementara untuk layanan VVIP ditangani oleh rumah sakit di Balikpapan.

Baca Selengkapnya