Perlawanan Jokowi ketika ditekan Belanda, Brasil dan Prancis
Merdeka.com - Dalam sepekan terakhir Presiden Joko Widodo (Jokowi) tengah menghadapi tekanan luar biasa. Setelah keputusannya menolak grasi para terpidana mati kasus narkoba, Jokowi mulai ditekan asing terutama Belanda, Brasil dan Prancis.
Pada gelombang pertama, eksekusi mati kasus narkoba menuai kritik tajam dari luar negeri. Saat itu Jokowi tak gentar. Dan gelombang kedua, tekanan agar Jokowi membatalkan eksekusi mati semakin menguat.
Bagaimana cara Jokowi menghadapi tekanan dari asing, berikut ini rangkumannya, Rabu (25/2):
-
Kenapa Jokowi dikritik? Khususnya terhadap keluarga Jokowi yang ikut dalam kontestasi politik baik Pilpres maupun pilkada.
-
Siapa yang mengkritik Jokowi? Ketua DPP PDIP Djarot Saiful Hidayat mengkritik kepemimpinan Presiden Joko Widodo (Jokowi).
-
Bagaimana persepsi publik terhadap pemberantasan korupsi di era Jokowi? Survei Indikator menunjukkan bahwa responden menilai kondisi pemberantasan korupsi di era pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) buruk, dengan jumlah persentase sebesar 32,7 persen.
-
Siapa yang membuat Presiden Jokowi gemas? Akhirnya, pertunjukan lucu Ameena sukses membuat semua orang terkesan, termasuk Presiden Jokowi yang menyaksikannya dari kursi utama.
-
Mengapa Jokowi digugat? Gugatan itu terkait dengan tindakan administrasi pemerintah atau tindakan faktual.
-
Siapa yang mengapresiasi kebijakan Jokowi? Kebijakan Presiden Joko Widodo (Jokowi) di bidang pangan dan pertanian mendapatkan apresiasi dari Dekan Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya, Mangku Purnomo.
Jokowi ditelepon, tapi tak gentar
Presiden Joko Widodo menarik Dubes Indonesia Toto Riyanto dari negara Brasil. Alasan utamanya lantaran Brasil merecoki penegakan hukum di Indonesia. Hubungan kedua negara memanas setelah Indonesia akan mengeksekusi dua warga negara Brasil karena kasus narkoba.Jokowi mengaku telah ditelepon Presiden Brasil Dilma Rousseff. Dilma meminta Jokowi memberikan keringanan dan pengampunan bagi warga negaranya."Iya. Masalah hukuman mati ada telepon dari Presiden Brasil, Presiden Prancis kemarin juga. Kemudian dari Belanda juga," kata Jokowi di Istana Presiden, Jakarta, Selasa (24/2).Jokowi menegaskan, tidak ada alasan untuk mengampuni gembong narkoba. Sebab Indonesia saat ini sedang darurat untuk memerangi narkoba.
Jokowi tegaskan tak bisa diintervensi
Presiden Joko Widodo (Jokowi) langsung angkat bicara dengan tegas soal penolakan Dubes Indonesia oleh pemerintah Brasil. Jokowi memerintahkan Menteri Luar Negeri Retno Marsudi untuk menarik dulu Dubes Indonesia Toto Riyanto dari Brasil."Pada Hari Jumat malam saya dikabari mengenai kejadian credential dari Bu Menlu dan saya perintahkan Pak Dubes kita di Brasil ditarik ke Tanah Air," kata Jokowi di Istana Presiden, Jakarta, Selasa (24/2).Yang pertama, kata Jokowi, yang perlu ditegaskan adalah jangan sampai ada intervensi hukum dari negara lain mengenai ditolaknya Dubes Indonesia ini."Saya sampaikan secara tegas, bahwa jangan ada yang intervensi masalah eksekusi mati karena itu adalah Kedaulatan hukum kita! Kedaulatan hukum kita, kedaulatan politik kita. Dan hukum positif kita ada mengenai hukuman mati ini," tegas Jokowi.
Jokowi tak mau martabat bangsa dilecehkan
Alasan Jokowi menarik Dubes Indonesia dari Brasil lantaran sudah berkaitan dengan harkat dan martabat bangsa. Menurut Jokowi, hal tersebut sudah melampaui batas kewajaran."Masalah Brasil kenapa saya tarik karena ini adalah masalah kehormatan negara, kehormatan bangsa. Kenapa saya tarik, karena itu masalah. Buat saya itu masalah besar," jelas Jokowi.Sebelumnya, pemerintah Brasil menunda secara mendadak acara penyerahan credential oleh Duta Besar RI untuk Brasil Toto kepada Presiden Brasil Dilma Rousseff. Pembatalan penyerahan tersebut terjadi pada saat Toto sudah berada di Istana Kepresidenan bersama dubes-dubes lain. Hal ini terjadi di tengah pertentangan eksekusi seorang warga Brasil di Indonesia dan rencana hukuman mati warga kedua dalam waktu dekat.
Menlu Retno semprot Brasil
Menteri Luar Negeri Retno LP Marsudi menyayangkan sikap pemerintah Brasil yang menunda penerimaan atau menolak Dubes Indonesia untuk negaranya. Menurut dia, hal itu bertentangan dengan hukum Internasional."Dari situ kemudian Presiden menegaskan bahwa apa yang dilakukan Brasil, tidak dapat diterima Indonesia, dan bertentangan dengan konvensi WINA," kata Retno di Istana Negara, Selasa (24/2).Konvensi Wina tahun 1969 merupakan perjanjian antar negara internasional. Dalam konvensi itu mengatur sejumlah kerja sama antar negara, termasuk hubungan diplomatik.Lebih lanjut, Retno menambahkan, pengusiran duta besar Indonesia dari Brasil merupakan masalah yang berkaitan dengan martabat dan kedaulatan bangsa. Kehadiran Dubes Indonesia Toto Riyanto di Brasil adalah bukan atas nama pribadi. Melainkan mewakili pemerintah Indonesia secara resmi."Membawa surat resmi dari Presiden Indonesia, untuk mewakili secara pribadi Presiden dan pemerintah negara Indonesia," tegasnya.
(mdk/has)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Jokowi bercerita mengenai Indonesia yang kalah digugat Uni Eropa
Baca SelengkapnyaHarus ada tindak tegas agar aparat tidak lagi terlibat dalam peredaran narkoba.
Baca SelengkapnyaBahlil membahas terkait kepemimpinan hingga stategi hilirisasi menuju Indonesia Emas 2024.
Baca SelengkapnyaKepemimpinan Presiden Joko Widodo selama dua periode mendapat sorotan dari dunia internasional.
Baca SelengkapnyaBivitri dalam diskusi ini, menyebut kecurangan Pemilu dirasakan luar biasa.
Baca SelengkapnyaMahkamah Rakyat Luar Biasa menggelar sidang menggugat Pemerintahan Jokowi.
Baca SelengkapnyaPresiden Jokowi memberi kata sambutan pada pembukaan Kongres XXV Persatuan Wartawan Indonesia 2023.
Baca SelengkapnyaDia menegaskan jika Indonesia tidak bisa didikte oleh siapa pun.
Baca SelengkapnyaBeragam modus penyelundupan narkoba jaringan internasional berhasil dibongkar
Baca SelengkapnyaPeristiwa yang cukup menyita perhatian publik antara lain soal denda terhadap produk sepatu yang dipesan seorang konsumen dari luar negeri.
Baca SelengkapnyaKetiga pelaku mengedarkan narkoba berasal dari jaringan peredaran sabu-sabu dari Malaysia.
Baca SelengkapnyaPresiden Jokowi memberi sambutan saat groundbreaking Hotel Nusantara, Penajam Paser Utara, Kamis (21/9)
Baca Selengkapnya