Perlu Kerja Keras Cegah Masyarakat Tak Tertarik Ideologi Radikal Mengarah Terorisme
Merdeka.com - Merehabilitasi orang sudah menjadi teroris bukanlah pekerjaan mudah. Banyak dampak ditimbulkan dari aksi-aksi kekerasan dilakukan kelompok teroris. Untuk itu diperlukan deteksi dini untuk mencegahnya.
"Maka kita mencegah supaya orang jangan sampai tertarik dengan ideologi radikal yang mengarah pada terorisme itu. Karena ideologi radikal tentu tidak datang begitu saja, ideologi radikal itu hasil dari proses yang namanya indoktrinasi," ujar Guru Besar Psikologi Universitas Indonesia, Hamdi Muluk, Kamis (28/1)).
Lebih lanjut, Hamdi menyebut bahwa indoktrinasi itu masuk dengan cara diajarkan, diceramahi dan kegiatan lainnya. Ia menyebut bahwa biasanya pengajian radikal itu memang tidak mau terang-terangan karena aktivitasnya cenderung eksklusif, karena materi-materi disampaikan untuk ideologi radikal.
-
Bagaimana cara mencegah terorisme di Indonesia? Di Hari Peringatan dan Penghargaan Korban terorisme ini, Anda bisa membagikan cara mencegah radikalisme di media sosial. Hal ini penting dilakukan agar tindakan terorisme bisa diminimalisir atau dihilangkan.
-
Mengapa penting deteksi dini kolesterol tinggi? Oleh karena itu, penting untuk mengenali dan mendeteksi gejala kolesterol tinggi sejak awal guna mencegah komplikasi yang lebih serius.
-
Apa tujuan razia di Jakarta? Ditlantas Polda Metro Jaya memaparkan lokasi-lokasi razia kendaraan di Jakarta dan sekitarnya.
-
Siapa yang berperan penting dalam mencegah terorisme di Indonesia? Ary mengatakan tantangan tersebut semakin kompleks dengan adanya bonus demografi 2045. Hal itu, ucapnya, menjadi salah satu tugas utama BNPT.
-
Bagaimana cara mendeteksi kanker anak sejak dini? Deteksi dini sangat penting dalam penanganan kanker pada anak, tetapi jika fasilitasnya tidak tersedia, maka diagnosis tepat waktu menjadi mustahil.
-
Siapa yang mengikuti pelatihan deteksi dini? Peserta pelatihan, yang terdiri dari dokter umum dan bidan, juga mendapatkan sertifikat berakreditasi B dari Kemenkes RI dan 15 Satuan Kredit Profesi (SKP).
"Dan memang ideologi yang keras radikal itu tidak diterima oleh masyarakat. Karena kebanyakan mayoritas secara umum itu moderat sebenarnya. Makanya kelompok radikal itu biasanya bikin forum-forum yang eksklusif itu," tutur Hamdi.
Oleh karena itu, Hamdi menyarankan mulai mengembangkan deteksi siaga dini di lingkungan sekitar. Menurutnya, hal ini bisa dimulai dari lingkungan terkecil seperti Rukun Tetangga dan Rukun Warga (RT/RW). Karena kelompok masyarakat di kampung-kampung itu masih sangat guyub dan ada Sistem Keamanan Keliling (Siskamling).
"Dengan Siskamling itu kan masyarakat keliling di kampung wilayahnya. Lalu misalnya warga melihat ada rumah yang terlihat tertutup, tetapi malam-malam datang 10-20 orang, lalu diam di dalam. Nah dengan adanya Siskamling maka itu bisa melapor ke RT dan RW-nya kalau ada yang mencurigakan seperti itu," ucapnya.
Selanjutnya, menurut mantan anggota Panitia Seleksi Calon Pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (Pansel Capim KPK) periode 2019-2023 itu, RT/RW setempat bisa melapor ke Lurah, lalu Lurah melapor ke Polsek terdekat atau hotline nomor telepon tertentu yang mudah diingat seperti layanan darurat 112 atau 119.
Terlebih ia menyebut bahwa saat ini ada program dari Kapolri yang baru bahwa Polsek sekarang harus banyak memantau di tingkat masyarakat dan menjalin kerjasama. Menurutnya, hal itu juga termasuk dalam rangka menangkal radikalisme dengan melapor dan sebagainya.
"Nah selain pengajian kumpul-kumpul di rumah, sekarang ini mereka kumpulnya secara online. Sistem radikalisasinya melalui online. Nah RAN PE ini sebenarnya membuka peluang kerjasama untuk menangkal itu. Maka selain BNPT juga harus melibatkan kominfo juga," terangnya.
Menurutnya, BNPT bersama para stakeholder dapat melakukan pemantauan konten-konten radikal di kanal-kanal sosial media dan internet. Ia menambahkan, perlu membanjiri Medsos dengan konten-konten antiradikal berisi tentang toleransi, harmoni kebangsaan, lalu mengajak dengan pelajaran-pelajaran Islam moderat.
"Bisa melibatkan ormas-ormas keagamaan, harus dilibatkan semua pihak dari semua lini di masyarakat," tandasnya.
(mdk/did)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Untuk membentuk ketahanan ideologi masyarakat, salah satunya dengan mendekati dan memberi arahan kepada para takmir masjid.
Baca SelengkapnyaDensus 88 memberikan pemahaman kepada para personel Polri dalam kegiatan pencegahan bahaya paham radikal.
Baca SelengkapnyaPemkot Madiun disarankan memiliki penguatan pencegahan paham radikal dan terorisme demi keamanan kota tersebut
Baca SelengkapnyaPancasila menjadi penting dibumikan khususnya bagi para generasi muda guna mencegah intoleransi
Baca SelengkapnyaMenjaga generasi muda dari radikalisasi memerlukan pendekatan komprehensif dan sinergi berbagai pihak. Termasuk keluarga, masyarakat, dan negara.
Baca SelengkapnyaMasyarakat jangan mudah terpapar informasi hoaks dan ujaran kebencian yang dapat memicu konflik.
Baca SelengkapnyaSetiap individu selayaknya bisa menjadi sosok yang menyebarkan kebaikan dan menjaga harmonisasi.
Baca SelengkapnyaJangan sampai dimanfaatkan untuk menyebarkan narasi intoleransi, bahkan mengarah pada aksi radikal terorisme.
Baca SelengkapnyaBustan menegaskan perlu adanya kolaborasi dan sinergisitas semua pihak, untuk memberantas paham radikalisme dan terorisme.
Baca SelengkapnyaPergerakan kelompok itu dicurigai dimotori pihak lama yang sudah dilarang oleh Pemerintah
Baca SelengkapnyaBerbagai program itu hadir untuk mewadahi generasi muda agar tidak terjadi kekosongan pengetahuan.
Baca SelengkapnyaDi tengah upaya membumikan toleransi pada keberagaman, kelompok radikal melakukan framing terhadap moderasi beragama.
Baca Selengkapnya