Perlu Terobosan untuk Tingkatkan Partisipasi Mahasiswa di Pemilu 2019
Merdeka.com - Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) dan lembaga penggiat pemilu dalam hal ini Sindikasi Pemilu dan Demokrasi (SPD) yang selama ini menjalin kemitraan, baik dalam penyusunan UU Pemilu maupun hasil kajian–kajian demokrasi lainnya memaparkan hasil kajian terkait pemahaman mahasiswa terhadap pelaksanaan Pemilu 2019.
Paparan kajian tersebut disampaikan dalam acara Kemendagri Media Forum yang diselenggarakan di Kantor Pusat Kemendagri Jl, Medan Merdeka Utara Nomor 7 Jakarta Pusat, Jumat (16/11).
Pada kesempatan tersebut Kapuspen Kemendagri Bahtiar memandu langsung acara dengan menghadirkan narasumber Dian Permata, Peneliti SPD. Ia mencoba menggali dan mengupdate hasil penelitian SPD dari sisi tingkat pemahaman masyarakat terhadap Pelaksanaan Pemilu 2019 khususnya kalangan mahasiswa yang jumlahnya puluhan juta orang sekaligus sering disebut kaum muda atau kaum mileneal.
-
Siapa yang mengajak mahasiswa untuk menjaga kondusivitas pemilu? Bupati Ipuk mengajak mahasiswa agar berkontribusi positif dalam menyosialisasikan informasi yang benar dan bermanfaat.
-
Bagaimana mahasiswa berperan dalam menjaga kondusivitas Pemilu? “Saya minta mahasiswa berperan, jangan baperan. Keamanan adalah kesepakatan, bukan kebutuhan. Mari kita berfikir dan berperasaan yang positif,“ ujarnya.
-
Bagaimana cara meningkatkan kualitas partisipasi pemilih? Peningkatan kualitas ini dapat dicapai melalui pemberantasan politik uang, peningkatan kualitas kampanye, pemberantasan hoaks, serta penegakan hukum terhadap tindak pidana maupun pelanggaran dalam penyelenggaraan Pemilu dan Pilkada.
-
Siapa yang berpengaruh terhadap partisipasi pemilih? Partisipasi masyarakat dalam Pemilu juga dipengaruhi oleh kepercayaan terhadap penyelenggara Pemilu dan kontestan.
-
Bagaimana agar pemilu dapat mencerminkan kehendak rakyat? Pemilihan umum atau pemilu adalah salah satu mekanisme penting dalam sistem demokrasi, karena melalui pemilu, rakyat dapat menentukan siapa yang akan mewakili dan memimpin mereka di lembaga-lembaga negara.
-
Siapa yang memiliki peran penting dalam Pemilu? Keterlibatan rakyat dalam memilih pemimpin melalui Pemilu juga merupakan ekspresi dari hikmat kebijaksanaan dalam pembentukan pemerintahan, yang menjadi salah satu nilai utama dari Sila Ke-4 Pancasila.
Pertanyaan sederhana yang disampaikan Bahtiar terkait tingkat pemahaman masyarakat dalam memahami setiap tahapan agenda Pemilu 2019 yang paling sederhana adalah hari dan tanggal pemungutan suara.
"Saat ini dalam posisi tahapan kampanye, ada waktu sekitar 5 bulan lagi menuju hari H pemungutan suara. Sebenarnya masyarakat mengetahui dan memahami atau tidak bahwa akan ada Pemilu Serentak yang hari ‘H’ nya di 17 April 2018, terlebih targetan tingkat partisipasi pemilih pada Pemilu 2019 adalah 77,5%," ujarnya.
Pertanyaan tersebut kemudian direspon oleh narasumber Dian Permata Peneliti Senior SPD yg memaparkan hasil kajian penelitiannya yang dilakukan pada bulan Agustus–November 2018, dengan populasi responden kalangan mahasiswa, sampel yang diperoleh melalui teknik purposive sampling dengan jumlah sampel 300 responden yang dilakukan di 3 daerah, yaitu Riau, Sumatera Barat dan Yogyakarta.
Di awal paparannya, Ia sampaikan adanya trend menurunnya tingkat partisipasi Pileg dari Tahun 1974 dengan partisipasi 94% s.d 2014 yang mencapai 74.66%, trend menurun tingkat partisipasi juga ditunjukkan pada Pilpres mulai dari mulai Pilpres Tahun 2004 Putaran I (78,5%), Putaran II (76,7%), Tahun 2009 (71,9%), dan Tahun 2014 sekitar (70%).
Selanjutnya, Dian Permata jelaskan salah satu temuan hasil penelitian dengan pertanyaan penelitian Tanggal berapa hari ‘H’ pencoblosan Pemilu 2019, sebagai dasar mengetahui tingkat pengenalan, pengetahuan dan pemahaman mahasiswa yang notabene kaum intelektual dan dianggap memiliki ilmu pengetahuan, kepedulian dan akses informasi terhadap berbagai informasi dan regulasi mengenai Pemilu serentak 2019.
"Mahasiswa Di Sumatera Barat yang menjawab 17 April 2019 sebanyak 53%, yg menjawab tanggal lainnya sebanyak 41% dan yang menjawab tidak tahu sebanyak 6%. Mahasiswa Di Riau yang menjawab tanggal 17 April 2019 sebanyak 17%, menjawab tanggal lainnya sebanyak 74 % dan menjawab tidak tahu sebanyak 9%. Dan di Yogyakarta yang menjawab tanggal 17 April 2019 sebanyak 85%, menjawab tanggal lainnya sebanyak 11% dan yang menjawab tidak tahu sebanyak 4%," jelas Dian Permata.
Dian Permata peneliti Sindikasi Pemilu dan Demokrasi menyampaikan beberapa rekomendasi sebagai poin catatan terkait upaya memaksimalkan tingkat partisipasi pemilih khususnya kalangan mahasiswa pada Pemilu serentak 2019.
"Pertama, pemerintah, pemda, parpol, penyelenggara pemilu dan pihak lainnya termasuk kampus2 perlu melakukan intercept program sosialisasi pemilih berbasis segmentasi pemilih. Langkah ini sebagai upaya untuk mencapai target angka tingkat partisipasi 77,5%. Kedua, pemilihan media kanalisasi untuk mahasiswa dapat dilakukan melalui media berbasis internet diantaranya media sosial, facebook, instagram, twiter dan lain sebagainya," pungkasnya.
(mdk/hrs)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Keikutsertaan dalam pemilu memiliki sejumlah keuntungan yang dapat dirasakan oleh masyarakat.
Baca SelengkapnyaKegiatan ini bertujuan untuk menjalin komunikasi dan sinergitas antara pemerintah, aparat keamanan, dan elemen mahasiswa.
Baca SelengkapnyaTimnas AMIN menilai gerakan sejumlah kampus di Indonesia menginginkan Pemilu 2024 berjalan dengan jujur merupakan pertanda perubahan akan terjadi.
Baca SelengkapnyaGerakan Mahasiswa Pelajar Kebangsaan (GMPK) bakal menggelar seminar rutin sebagai wadah mahasiswa.
Baca SelengkapnyaProses pembelajaran politik yang paling tepat adalah bergabung dengan partai politik langsung.
Baca SelengkapnyaKegiatan bertajuk “Generasi Emas 2045: Dukung Pilpres Sekali Putaran untuk Indonesia Maju”
Baca SelengkapnyaForum Pimpinan Perguruan Tinggi di Tasikmalaya menggelar deklarasi pemilu aman dan damai di Kota Tasikmalaya, Rabu (7/2).
Baca SelengkapnyaAndrian juga menyampaikan pentingnya keikutsertaan pemilih pemula di Pemilu 2024.
Baca SelengkapnyaKapolres Indragiri Hulu, AKBP Fahrian Saleh Siregar mengajak Bhayangkari dan juga seluruh elemen masyarakat untuk aktif berpartisipasi dalam Pilkada mendatang.
Baca SelengkapnyaAirlangga sebagai alumni UGM menganggap sikap tersebut sebagai pilihan sejumlah orang.
Baca SelengkapnyaMahfud mengatakan, pemilu itu adalah memilih orang-orang yang dianggap lebih baik dibandingkan dengan yang lain.
Baca SelengkapnyaMenurut Anies, meskipun fisik jauh dari Tanah Air, tetapi tetap tak melepaskan identitas pribadi Indonesia.
Baca Selengkapnya