Perlukah Kopassus turun tangan tangkap penembak polisi?
Merdeka.com - Penembakan terhadap personel polisi belakangan marak terjadi. Terbaru, seorang provos Mabes Polri bernama Bripka Sukardi tewas ditembak orang tak dikenal saat tengah mengendarai sepeda motor di depan Gedung Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Selasa (10/9) malam.
Sebelumnya, penembakan juga terjadi pada 16 Agustus lalu di Pondok Aren, Tangerang Selatan. Saat itu Aiptu Kus Hendratna dan Bripka Maulana tewas ditembak orang tak dikenal.
Selain itu, pada 7 Agustus lalu seorang personel polisi bernama Aiptu Dwiyana (50) tewas ditembak di Jalan Otista Raya, Ciputat, Tangerang Selatan, saat hendak menuju masjid untuk salat subuh. Aksi penembakan juga terjadi di Cirendeu dengan korban Aipda Patah Saktiyono pada akhir Juli. Beruntung, Aipda Patah selamat.
-
Apa yang dilakukan Panglima TNI terhadap kasus ini? Panglima TNI Laksamana TNI Yudo Margono memastikan proses hukum terhadap anggotanya yang melakukan pelanggaran tindak pidana.
-
Siapa Jenderal TNI yang pernah menjabat KSAD, Panglima ABRI, dan Menhan? Tokoh militer TNI-AD asal Jambi ini merupakan satu-satunya Jenderal yang menjabat KSAD, Panglima ABRI, dan Menhan Indonesia dalam waktu yang bersamaan.
-
Bagaimana cara TNI AD mengklarifikasi klaim pelaku? 'Narasi dalam video yang diunggah pelaku dalam video bahwa pelaku memiliki hubungan kerabat dengan Mayjen TNI Rifky Nawawi adalah tidak benar,' kata Kristomei saat dihubungi, Minggu (28/4).
-
Bagaimana Brimob Polri mengatasi terorisme? Intensitas perlibatan kekuatan Brimob Polri dalam penanggulangan terorisme di Indonesia meningkat usai serangan teror Bom Bali I. Selain dilibatkan dalam operasi-operasi kepolisian lain, khususnya dalam menghadapi kejahatan berintensitas tinggi seperti keberhasilan Polri mengungkap kasus terorisme di wilayah Poso Sulawesi Tengah tidak terlepas dari adanya peran Korps Brimob Polri yang tergabung dalam operasi Tinombala bersama dengan TNI.
-
Apa yang dilakukan TNI? Peristiwa penyiksaan yang dilakukan sejumlah prajurit TNI terhadap seorang warga Papua diduga merupakan anggota Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) viral di media sosial.
-
Siapa Komandan Kopassus ke-13? Agum menjadi Komandan Kopassus ke-13 menggantikan Brigjen Tarub. Dia dilantik oleh Kasad Jenderal Wismoyo Arismunandar tanggal 6 Juli 1993.
Meski sudah empat personel polisi tewas ditembak, Polri hingga kini belum juga berhasil menangkap para pelaku. Polri baru berhasil mengungkap identitas pelaku penembakan di Tangerang Selatan saja.
Polri mengklaim sudah mengetahui lokasi persembunyian pelaku bernama Nurul Haq dan Hendi Albar itu. Namun anehnya, hingga kini polisi belum juga menangkap keduanya.
"Sebenarnya penyidik sudah tahu di mana mereka disembunyikan. Penyidik lebih banyak mengimbau agar kelompok yang menyembunyikan kedua tersangka yang sudah kami bagikan datanya, serahkan saja," papar Kadiv Humas Polri Irjen Pol Ronny Frengky Sompie, di Mabes Polri, Rabu (11/9).
Tawaran bantuan pun datang dari Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI Tri Budiman. Jenderal TNI bintang empat itu siap mengerahkan anggota Kopassus untuk menyelesaikan kasus penembakan terhadap personel polisi, jika pihak Kepolisian memintanya.
"Sebetulnya kita tidak termasuk dalam pengaturan di Ring 1 tetapi apabila kita diminta bantuan kita siap," ujar dia usai acara penyematan brevet kehormatan di Lapangan Mako Kopassus, Cijantung, Jakarta Timur, Rabu (11/9).
Menurut dia, bantuan yang dapat diberikan Kopassus berupa kekuatan ringan dan kekuatan penuh untuk menyelesaikan kasus penembakan tersebut.
"Bantuan dalam bentuk soft power dan hard power kita siap," tegas dia.
Anggota Komisi I DPR Mayjen TNI (Purn) TB Hasanuddin beberapa waktu lalu mendukung jika personel Kopassus diterjunkan untuk menangkap teroris. Menurutnya, personel Kopassus memiliki kemampuan di atas rata-rata pasukan biasa salah satunya untuk melacak target.
Menurutnya, personel Kopassus harus diberi penugasan. Sebab, latihan tanpa penugasan akan membuat prajurit jenuh. Tenaga dan kemampuan prajurit harus disalurkan untuk operasi sehingga tak menjadi hal-hal negatif.
"Kenapa tak dilibatkan saja dalam operasi counter teroris. Menurut saya mereka punya kemampuan untuk melakukan operasi penyergapan. Untuk melacak pun mereka punya sandi yudha. Ini bisa digunakan agar prajurit tak hanya jenuh latihan," katanya.
Lantas apa iya harus menerjunkan Kopassus untuk mengungkap dan menangkap para pelaku penembakan polisi? Apa iya polisi tidak mampu menangkap mereka? Tentunya kinerja Kepolisian dalam kasus tersebut yang dapat menjawabnya. (mdk/dan)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pensiunan Jenderal TNI Ini Jelaskan Aturan Peradilan Militer buntut kasus Kepala Basarnas
Baca SelengkapnyaMabes Polri tetap sepenuhnya menyerahkan penanganan kasus polisi tembak polisi itu ke Polda Sumatera Barat (Sumbar).
Baca SelengkapnyaKalau kasus KPK menyangkut militer seharusnya diserahkan dan kerjasama dengan pihak Puspom TNI.
Baca SelengkapnyaSehingga, Agung menegaskan tidak perlu bagi KPK memandang dalam operasi senyap atau OTT takut informasinya bocor.
Baca SelengkapnyaApabila benar korban ditembak ketika sedang menjalankan tugasnya sebagai aparat penegak hukum, kasus ini juga bisa dilihat sebagai obstruction of justice.
Baca SelengkapnyaPerkara yang melibatkan kedua anggota TNI aktif tersebut telah diserahkan KPK ke Puspom TNI.
Baca SelengkapnyaPropam Polri akan mengawasi selama proses penyelidikan dilakukan timsus Polda Kaltara.
Baca SelengkapnyaKepala Basarnas Marsekal Madya Henri Alfandi diduga terima suap Rp88,3 miliar.
Baca SelengkapnyaMahfud yakin TNI akan mengganjar hukuman tegas untuk prajurit yang bersalah.
Baca SelengkapnyaAgar tindakan segelintir oknum tidak merusak citra Mabes TNI.
Baca SelengkapnyaKPK menyatakan dalam operasi tangkap tangan prajurit TNI telah melibatkan Puspom. Puspom disebut telah terlibat saat proses OTT dilaksanakan.
Baca SelengkapnyaKabar terakhir, Koptu HB sudah diperiksa. Tetapi hingga kini status hukum terhadapnya masih mengambang.
Baca Selengkapnya