Permintaan maaf SBY pada Malaysia bikin malu Indonesia
Merdeka.com - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono meminta maaf pada Malaysia dan Singapura terkait asap kebakaran lahan di Riau. Selain itu, menurut Presiden SBY , jika ada perusahaan lalai tidak perlu menyebutkan asal perusahaan itu dari Indonesia atau Malaysia dan Singapura.
Padahal empat menteri SBY tak mau minta maaf. Mereka merasa kebakaran hutan harus diselesaikan bersama. Selain itu ada juga perusahaan Malaysia dan Singapura yang diduga terlibat.
SBY pun banjir kritik. Wakil Ketua Umum Fadli Zon menilai sikap SBY membuat malu Indonesia.
-
Bagaimana cara meminta maaf dengan tulus? Aku berharap aku bisa menjadi diriku yang lebih baik, untukmu.
-
Apa yang membuat permintaan maaf tulus? Terlebih lagi, meminta maaf kepada pacar bukan hanya tentang mengungkapkan kata-kata, tetapi juga tentang menunjukkan keseriusan dan komitmen untuk memperbaiki kesalahan yang telah dilakukan.
-
Siapa yang minta maaf? 'Saya ingin meminta maaf kepada Alex atas pernyataan saya yang terlalu 'kasar' dalam wawancara setelah balapan. Saat itu, emosi saya sangat tinggi karena situasi yang terjadi dan saya melihat data telemetri dari sudut pandang yang negatif. Namun, saya menyadari bahwa kata-kata saya terlalu 'kasar'. Saya tidak bermaksud menyatakan bahwa ia sengaja menyebabkan kecelakaan saya,' ujar Bagnaia.
-
Apa yang Kartika Putri minta maaf? Untuk semuanya, aku meminta maaf lahir dan batin atas segala kesalahan yang aku perbuat, baik disengaja maupun tidak aku sengaja. Aku hanyalah manusia biasa yang banyak salah dan dosa,' tulis Kartika Putri.
-
Bagaimana cara menyampaikan maaf yang tulus? Janganlah memberi dan menerima sebuah ucapan maaf hanya terucap di mulut saja, lakukanlah dengan segenap hati.
"Permintaan maaf tanpa diiringi solusi seperti menampar muka sendiri. Tak taktis. Pemerintah harus berani menegakkan hukum pada pihak-pihak yang harus bertanggung jawab atas kebakaran hutan ini. Pemerintah juga harus mampu mengubah pola pikirnya atas masalah lingkungan hidup sebagai masalah serius," kata Fadli Zon kepada merdeka.com, Selasa (25/6).
Presiden SBY mengambil alih penanganan kabut asap ini ke tangan pemerintah pusat. Satgas pemadaman kebakaran telah dikirim ke Riau.
"Sikap ini patut disayangkan. Pemerintah terkesan defensif dan menunjukkan lemahnya diplomasi lingkungan. Seharusnya dicari akar masalah dan ada penanganan bersama," kata Fadli.
Menurut Fadli, pemerintah hingga saat ini belum serius menangani masalah kabut asap. Persoalan asap di kawasan Sumatera dan menyebar ke negara tetangga merupakan masalah tahunan yang tak pernah tuntas. Belum nampak langkah serius mencari solusi permanen. Faktanya, hingga kini Indonesia belum meratifikasi ASEAN agreement on Transboundary Haze Pollution (ATHP). Padahal dengan ratifikasi ATHP,Indonesia akan mendapatkan bantuan teknis untuk menangani peristiwa kabut asap seperti sekarang.
"Sudah banyak analisa yang mengkaitkan peristiwa asap ini dengan adanya beking politik di perkebunan kelapa sawit. Dan perusahaan yang terlibat bukan saja perusahaan Indonesia, namun juga Singapura dan Malaysia. Namun,pemerintah kita belum berani mengambil langkah tegas," beber Fadli.
Menurutnya, perlu diteliti dan diinvestigasi perusahaan-perusahaan yang arealnya menyebabkan kebakaran hutan atau kerusakan lingkungan. Hukum harus ditegakkan dengan tegas. Sehingga, ketika ada peristiwa seperti ini, pemerintah tahu apa yang perlu dilakukan.
"Permintaan maaf tak menyelesaikan persoalan, justru hanya melemahkan posisi diplomasi kita," kata Fadli.
Baca juga:
Ini bedanya JK-SBY hadapi Malaysia dan Singapura soal kabut asap
PDIP nilai SBY tergesa-gesa minta maaf ke Malaysia & Singapura
Ruhut: Minta maaf ke Malaysia dan Singapura bukti SBY kesatria
Permintaan maaf SBY pada Malaysia bikin malu Indonesia
Zaman Soekarno dan Soeharto tak ada kata maaf untuk Malaysia (mdk/ian)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Jokowi meminta maaf kepada masyarakat Indonesia atas semua kesalahan selama sepuluh tahun menjabat sebagai presiden.
Baca SelengkapnyaKetum MUI menyampaikan terima kasih kepada Jokowi dan Wapres Ma'ruf Amin atas kontribusi yang diberikan untuk negara.
Baca SelengkapnyaPemerintahan Jokowi mewariskan masalah yang cukup besar pada sistem demokrasi.
Baca SelengkapnyaHasto Kristiyanto pun mencontohkan soal data impor beras karena terbukti tahun ini harus impor 6 juta.
Baca SelengkapnyaKaesang Pangarep menilai, bahwa seorang presiden juga tidak luput dari kesalahan.
Baca SelengkapnyaSang Ayah kerap meminta maaf, menyampaikan rasa terima kasih dan menerima masukan dari berbagai pihak.
Baca SelengkapnyaDeddy pun menantang Jokowi untuk mencabut aturan yang membuat rakyat menderita.
Baca SelengkapnyaSuswono menjelaskan, pernyataan tersebut dia sampaikan dalam konteks bercanda menanggapi celetukan salah satu warga dalam sebuah sosialisasi.
Baca SelengkapnyaAnwar berharap Jokowi dan Ma'ruf tetap memberikan kontribusinya untuk kebaikan Indonesia
Baca SelengkapnyaGerindra menyayangkan adanya ucapan-ucapan dari Miftah yang dinilai kurang baik tersebut.
Baca Selengkapnyaekretaris Jenderal DPP PDI Perjuangan (PDIP) Hasto Kristiyanto angkat bicara mengenai permintaan maaf yang dilontarkan oleh pengamat politik Rocky Gerung.
Baca SelengkapnyaPidato kenegaraan Presiden Jokowi jelang hari kemerdekaan Indonesia, mengejutkan banyak pihak.
Baca Selengkapnya