Pernah diejek, Prabowo ingin marah dan tarik dasi orang asing

Merdeka.com - Calon Presiden Prabowo Subianto hari ini berkampanye di Desa Ciparay, Kabupaten Bandung, Jawa Barat yang dihadiri ribuan warga yang mayoritas merupakan petani di daerah tersebut. Dalam orasinya, Prabowo menceritakan bagaimana bangsa luar yang mencibir orang Indonesia karena gemar tidur.

"Mereka di depan kita baik. Tapi di belakang kita mereka mengejek saudara. Saya sering menangkap mereka itu karena kebetulan saya bisa bahasa mereka saudara-saudara," ujar Prabowo di Desa Ciparay, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Kamis (3/7).

Prabowo menceritakan, pada suatu hari dirinya bertemu dengan seorang warga negara asing di kantornya. Warga negara asing tersebut kemudian berargumen bahwa orang Indonesia gemar tidur.

"Ada seorang pengusaha asing di kantor saya dengan menggunakan jas, dasi begitu hebat dan perlente. Kemudian dia mengejek saya dan bangsa saya, dia mengatakan rakyat Indonesia adalah kegemarannya tidur. Saya menahan diri, saya rasanya pingin berdiri dan tarik dia punya dasi," kata Prabowo.

Mantan Danjen Kopassus itu pun kemudian menanyakan kepada orang asing itu maksud pernyataan yang dilontarkannya tersebut.

"Saya tanya kenapa dia berkata begitu, dia jawab tiap dia turun, sopirnya tidur. Saya pun langsung menanggapinya dengan berkata, gimana tidak tidur pasti dia bangun pagi jam 3 atau jam setengah 4 dia baru berangkat Jakarta. Dia di tempat panas majikannya berada di ruangan dingin," tandasnya.

"Dia tertidur karena artinya dia lelah dan rumahnya jauh dari Jakarta. Untuk itu, sekarang ini banyak pemimpin Indonesia yang tidak mengerti dan banyak orang asing mengejek bangsa kita dan kita tidak dihormati," ucapnya.

Selain itu, capres nomor urut satu ini mengatakan, bangsa asing juga banyak yang mengharapkan bangsa Indonesia menjadi maju. Namun di sisi lain, mereka ingin memanfaatkan kemajuan bangsa Indonesia tersebut dengan membeli pemimpinnya.

"Ada tulisan-tulisan mereka, buku-buku mereka saya punya itu, mereka tulis biar Indonesia berkembang, pemimpinnya bisa dibeli semua. Untuk itu bangsa Indonesia harus membuktikan diri bangsa Indonesia bukan bangsa bodoh dan pemimpin bisa disogok," tegasnya.

"Yang jelas koalisi merah putih dan pemerintah yang dibentuk pasangan nomor satu, kita tak bisa dibeli dan lebih baik kita mati daripada dibeli bangsa lain. Tapi kita ingin selalu bersahabat dan tidak ingin dibenci siapa-siapa," pungkasnya.