Pernah Dipakai Cari MH370, Malaysia Kerahkan Kapal Mega Bakti Cari KRI Nanggala 402
Merdeka.com - Malaysia melalui Tentara Laut Diraja Malaysia (TLDM) telah mengatur gerak kapal penyelamat kapal selam TLDM yaitu MV Mega Bakti pada 22 April 2021 jam 07.00 pagi bagi operasi mencari dan menyelamatkan (SAR) KRI Nanggala.
Informasi tersebut disampaikan TLDM dalam siaran pers di Kuala Lumpur, Kamis (22/4) seperti dikutip Antara.
"Menteri Pertahanan Malaysia Dato' Sri Ismail Sabri bin Yaakob telah menghubungi Menteri Pertahanan RI Prabowo Subianto pada 22 April 2021 untuk menyampaikan rasa simpati kepada seluruh warga TNI-AL, TNI, Kementerian Pertahanan Republik Indonesia serta rakyat Indonesia atas peristiwa yang terjadi terhadap kapal selam KRI Nanggala (type 209 SSK)," katanya.
-
Kenapa KRI Nanggala (402) tenggelam? Investigasi atas penyebab kecelakaan tersebut menjadi fokus utama, dengan mencakup aspek-aspek seperti kemungkinan kesalahan manusia, kegagalan teknis, dan kondisi struktural kapal yang dapat menjadi faktor pemicu.
-
Mengapa kapal tersebut penting? Penelitian ini bagian dari misi untuk melestarikan dan melindungi dua bangka kapal ini yang dinilai sangat penting bagi arkeologi dunia, menurut pengumuman Badan Warisan Kebudayaan Nasional China.
-
Apa senjata utama kapal selam di PD II? Torpedo adalah senjata utama yang dimiliki kapal selam sebagai aset perang.
-
Kapan KRI Nanggala (402) dinyatakan tenggelam? KRI Nanggala kemudian dinyatakan tenggelam pada Sabtu, 24 April 2021 oleh TNI AL setelah ditemukannya puing-puing yang diduga berasal dari kapal selam tersebut.
-
Apa yang terjadi pada KRI Nanggala (402)? Tragedi tenggelamnya KRI Nanggala 402 mengungkap berbagai pertanyaan tentang keselamatan dan keandalan kapal selam, serta menyoroti tantangan yang dihadapi oleh angkatan laut dalam menjalankan operasi laut yang kompleks.
-
Kapal apa yang tenggelam di Selayar? Kapal penangkapan ikan KM Dewi Jaya 2 yang mengangkut 37 orang dari Muara Baru, Jakarta tujuan Lombok, Nusa Tenggara Barat tenggelam di perairan Kepulauan Selayar Sulawesi Selatan (Sulsel).
Kapal selam TNI-AL tersebut dilaporkan hilang pada 21 April 2021 jam 10.37 pagi di perairan Pulau Bali. Kapal selam yang membawa 53 kru tersebut telah gagal dihubungi mulai 21 April 2021 jam 04.00 pagi.
"Saat percakapan telepon tersebut, Dato' Sri Ismail Sabri telah menyampaikan bahwa sebagai negara sahabat, Malaysia melalui TLDM telah mengatur gerak kapal penyelamat kapal selam MV Mega Bakti," katanya.
Selain itu, pihak TLDM akan mengadakan salat hajat dan memanjatkan doa ke atas keselamatan awak kapal dan agar kapal selam tersebut segera ditemukan.
"Operasi SAR ini melibatkan 54 kru yang terdiri dari tujuh pegawai dan anggota TLDM dan tiga pegawai dan staf medis ATM, serta 44 kru MV Mega Bakti," katanya.
Operasi ini diketuai oleh Komander Mohd Hairul Fahmy bin Yob TLDM selaku Coordinator Rescue Force (CRF).
"MV Mega Bakti telah belayar dari Jeti Operasi Markas Pemerintahan Kapal Selam, Teluk Sepanggar, Kota Kinabalu, Sabah dan direncanakan sampai ke lokasi SAR pada 25 April 2021 jam 03.00 petang," katanya.
MV Mega Bakti adalah kapal charter TLDM yang mempunyai kemampuan utama untuk melaksanakan SAR atas kapal selam.
"Operasi SAR ini adalah yang kedua melibatkan MV Mega Bakti setelah terlibat dalam pencarian MH370 yang dilaporkan hilang di Lautan Hindia pada 2014," katanya.
Keandalan dan peralatan SAR yang terdapat di atas MV Mega Bakti meliputi Distress Submarine Ventilation Depressurrized System, Compressed Air Generation (CAM), Process Control Module (PCM), Submarine Link Module (SLM), GPS Intelligent Buoy (GIB) System - Localisation of Pinger, Intervention Remotely Operated Vehicle (IROV) with LARS operating Depth 650m, ELSS Pod dan 2x 6 men Dive Decompression Chamber (DDC).
"Kementerian Pertahanan melalui TLDM memberi komitmen sepenuhnya atas Operasi SAR ini dan ketersediaan TLDM membuktikan semua asetnya boleh diatur gerak dalam semua aspek pengoperasian dalam masa yang singkat," katanya.
Selain menekankan pendekatan Diplomasi Pertahanan, Operasi SAR ini juga menunjukkan komitmen TLDM kepada komunitas internasional berkaitan tugas dan tanggung jawab negara pengendali kapal selam di dunia.
(mdk/bal)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Laksamana TNI Muhammad Ali memberi perintah secara langsung kepada prajurit untuk menembak musuh dalam Latopslagab 2024 TNI AL.
Baca SelengkapnyaBakamla RI melakukan uji fungsi senjata SMASH 30 MM di Pulau Petong, Batam.
Baca SelengkapnyaPesawat Boeing surveillance atau pengintai, untuk membantu proses pencarian kapal LCT XX yang hilang di Laut Papua.
Baca SelengkapnyaKapal patroli Indonesia berhasil mengusir kapal CCG 5402 keluar dari wilayah yurisdiksi Indonesia di Laut Natuna Utara
Baca SelengkapnyaTragedi tenggelamnya KRI Nanggala 402 mengungkap berbagai pertanyaan tentang keselamatan dan keandalan kapal selam.
Baca SelengkapnyaSelain penembakan rudal Exocet, juga dilaksanakan penembakan roket RM 70 Grad Marinir TNI dari atas geladak KRI Teluk Amboina (KRI ABN-503).
Baca SelengkapnyaDesain interior di dalamnya begitu apik. Tak ketinggalan, ada teknologi canggih yang digunakan.
Baca SelengkapnyaBasarnas menggelar latihan gabungan situasi darurat medan laut, Karuna Nisevanam Top Drill Exercise.
Baca SelengkapnyaTransko Moloko berfungsi sebagai kapal support terutama untuk kegiatan hulu migas, termasuk anchor handling, towing rig & accomodation work barge.
Baca SelengkapnyaPanglima TNI Laksamana TNI Yudo Margono mengerahkan beberapa Kapal Perang Republik Indonesia (KRI), Helikopter (Heli) dan Sea Rider, di sektor Perairan Bali.
Baca SelengkapnyaSebanyak 11 anak buah kapal (ABK) akhirnya ditemukan selamat setelah sempat terombang-ambing di Selat Malaka. Mereka ditemukan nelayan yang melintas.
Baca SelengkapnyaProses evakuasi nelayan dari dermaga yang berada di Kecamatan Tegalbuleud ini membutuhkan waktu yang cukup lama yakni dari pagi dan baru selesai sore.
Baca Selengkapnya