Pernah Mangsa Belasan Kambing, Macan Lawu Tewas di Kebun Binatang Solo
Merdeka.com - Harimau jenis tutul (Panthera Padus) asal Gunung Lawu, Karanganyar, Jawa Tengah, yang pernah memangsa belasan kambing warga Desember tahun lalu, mati mendadak.
Macan yang pernah meresahkan peternak kambing Desa Wonorejo, Kecamatan Jatiyoso tersebut ditemukan tak bernyawa di Kebun Binatang Solo atau Taman Satwa Taru Jurug (TSTJ), beberapa waktu lalu.
Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Jawa Tengah langsung melakukan autopsi untuk mengetahui penyebab kematian hewan langka tersebut. Mereka mengirimkan organ tubuh macam tutul ke Balai Besar Veteriner Wates, Yogyakarta.
-
Mengapa sisa bangkai hewan ditemukan? Dr Russel meyakini, temuan sisa bangkai hewan di sejumlah lubang itu adalah bagian dari persembahhan terhadap dewa dan dewi dari masyarakat kala itu sebagai permohonan kesuburan dan panen sukses tanaman.
-
Hewan apa yang ditemukan? Penelitian ini menyoroti pentingnya pelestarian fosil dan penelitian paleontologi dalam mengungkap misteri masa lalu dan memberikan wawasan baru tentang keragaman hayati di planet kita.
-
Apa yang diuji di laboratorium lingkungan? Hasil sampel akan diuji meliputi kualitas air permukaan, air limbah dan air sanitasi, yang kemudian dikembangkan ke pengujian lainnya yakni emisi, sumber bergera, emisi sumber bergerak/tidak bergerak, udara di lingkungan kerja, sampai bahan beracun berbahaya.
-
Hewan kurban apa saja yang diperiksa? Rinciannya, ada 2.150 ekor sapi, 17 ekor kerbau, dan 320 ekor kambing/domba.
-
Dimana makhluk ini ditemukan? Ikan ini ditemukan di ngarai bawah laut yang dalam di lepas pantai Nova Scotia.
-
Apa yang ditemukan di tempat pembuangan? Salah satu koin yang ditemukan di tempat pembuangan ini adalah sebuah koin perak, yang dikenal sebagai 'antoninianus,' yang berasal dari tahun 255 M dan bernilai dua dinar, sebuah koin perak standar pada era Romawi.
"Macan tutul titipan BKSDA Jateng tersebut mati mendadak di kandang pada tanggal 25 Juli lalu. Mereka langsung melakukan autopsi," ujar Direktur Utama TSTJ Solo, Bimo Wahyu Widodo Dasir Santoso, Senin (5/8).
Bimo menerangkan, autopsi dilakukan selama sehari untuk mengetahui penyebab kematian hewan langka itu. TSTJ sebagai lembaga konservasi, lanjut dia, dalam memelihara hewan sudah pasti menemukan hewan lahir dan mati. Sebelum dinyatakan mati, pihaknya selalu melaporkan kondisi hewan itu ke BKSDA.
"Dalam perawatan satwa kita juga sudah punya SOP (Standar Operasional Prosedur)," katanya.
Kepala Seksi Konservasi Wilayah 1 BKSDA Jawa Tengah, Titi Sudaryan, menjelaskan, organ tubuh yang dikirimkan ke laboratorium di antaranya, hati, ginjal, paru, dan kotoran. Hasil uji laboratorium organ tubuh tersebut, dikatakannya, hingga saat ini belum keluar.
"Saya perkirakan satu bulan ke depan hasil autopsi keluar. Setelah itu baru diketahui penyebab kematiannya," ucapnya.
Lebih lanjut Titi menyampaikan, sebelum ditangkap macan tutul tersebut telah memangsa 26 kambing milik warga. Pihaknya sengaja tidak melepaskan macan ke alam bebas karena faktor keamanan. Pihaknya juga memutuskan binatang buas tersebut sebagai hewan konservasi yang dititipkan ke TSTJ Solo.
Macan tutul tersebut ditangkap pada Sabtu (22/12) subuh, dan kemudian dievakuasi ke TSTJ. Hewan buas berusia 2,5 tahun dan berat 30 kilogram itu dibawa dengan mobil Polisi Hutan BKSDA Solo.
(mdk/gil)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pemprov DKI menemukan cacing pada lambung kucing yang tewas di Sunter.
Baca SelengkapnyaHarimau Sumatera itu berada di Medan Zoo sejak tahun 2005 dan telah berusia 23 tahun.
Baca SelengkapnyaDinkes & Peternakan Gunungkidul menemukan adanya dugaan tiga hewan ternak milik warga Kayoman, Serut yang mati diduga karena terkena antraks.
Baca SelengkapnyaPeristiwa itu viral di media sosial setelah salah satu warga mengunggahnya.
Baca SelengkapnyaSi Manis merupakan spesies kucing besar dari genus Panthera yang memiliki ciri loreng khas pada bulunya.
Baca SelengkapnyaPetugas sampai ke Sungai Pua sekitar pukul 18.30 WIB dan langsung ke lokasi.
Baca SelengkapnyaKambing-kambing ini ditemukan sudah tak bernyawa dengan kondisi mata tercongkel dan kaki terpotong.
Baca SelengkapnyaTerkait penyebab kematiannya, pihaknya masih menunggu hasil pemeriksaan di laboratorium.
Baca SelengkapnyaKarhutla di kawasan Gunung Arjuno terjadi sejak Agustus lalu dan proses pemadaman masih dilakukan hingga kini.
Baca SelengkapnyaBeredar kabar puluhan kucing tersebut mati diracun.
Baca Selengkapnya