Pernak pernik sambut gerhana matahari di berbagai wilayah Indonesia
Merdeka.com - Masyarakat di sebagian wilayah Indonesia akan menyaksikan langsung fenomena Gerhana Matahari Total (GMT) yang terjadi pada Rabu (9/3) pagi. Berbagai persiapan dilakukan masyarakat demi menyaksikan gerhana matahari yang terbilang langka itu.
Di berbagai daerah punya cara tersendiri untuk menyambut gerhana matahari total.
Di antaranya animo masyarakat memburu kacamata gerhana sampai kehabisan, para peramal Suku Dayak hadir ikut menerawang fenomena gerhana matahari. Selain itu gerhana matahari total juga bertepatan dengan dua Hari Raya.
-
Apa saja jenis gerhana matahari? Ada beberapa jenis gerhana matahari yang penting diketahui untuk menambah wawasan ilmu pengetahuan. Berikut jenis gerhana matahari dan penjelasannya yang merdeka.com lansir dari berbagai sumber:
-
Di mana gerhana matahari total bisa dilihat? Sayangnya, fenomena langka ini tidak bisa disaksikan di Indonesia dan hanya bisa dilihat secara keseluruhan di wilayah Amerika Utara saja.
-
Bagaimana gerhana matahari terjadi? Meskipun saat ini kita memiliki pemahaman ilmiah yang lebih mendalam tentang gerhana matahari, namun mitos-mitos yang mengelilingi peristiwa ini tetap memikat dan memberikan warna tersendiri dalam pandangan manusia terhadap alam semesta.
-
Apa itu gerhana matahari total? Gerhana matahari total merupakan fenomena alam yang memukau, di mana bulan sepenuhnya menutupi matahari, menciptakan momen singkat ketika siang menjadi malam.
-
Bagaimana Gerhana Matahari Total terjadi? Gerhana matahari total terjadi saat matahari, bulan, dan bumi terletak dalam satu garis lurus. Posisi ini didapatkan tidak lain karena bumi dan bulan sama-sama berputar melakukan revolusi mengelilingi matahari. Kemudian pada waktu tertentu, baik bumi maupun bulan akan menempati posisi orbit yang sejajar hingga membentuk garis lurus.
Berikut pernak pernik sambut gerhana matahari, seperti dihimpun merdeka.com, Rabu (9/3):
Warga berburu kacamata gerhana matahari
Momentum langka gerhana matahari total dimanfaatkan dengan baik oleh Siti Khopsoh. Ibu rumah tangga yang tinggal di Soropadan, Depok, Sleman, itu sudah dua bulan berjualan kacamata gerhana dan meraup omzet hingga Rp 120 juta."Kita jualnya online saja. Kalau mau beli bisa pesan dulu. Kita jualan karena bapak kebetulan juga jualan barang-barang astronomi," kata Siti.Siti mulai berjualan sejak 21 Januari melalui daring. Sebagian besar pembelinya justru dari luar Yogyakarta."Dari Ternate, dari Papua, dari mana-mana. Karena jualnya online, jadi se-Indonesia bisa beli," beber Siti.Siti mengaku dibantu suami dan dua pegawainya memproduksi kacamata gerhana itu secara mandiri. Hanya saja dia mesti membeli bahan baku utama, yakni filter kacamata, buat memungkinkan bisa melihat gerhana.Ada tiga bentuk kacamata dijual Siti. Yaitu kacamata gerhana, kartu gerhana dengan satu filter, dan kipas dengan dua filter. Harganya dijual mulai Rp 25 ribu buat yang bentuk kartu, dan Rp 50 ribu yang jenis kacamata dan kipas."Kalau total terjual 3.500 kacamata. Omzetnya tinggal dikalikan saja dengan harganya. Kita produksi sendiri, hanya filternya itu kan impor," terang Siti.Siti menilai larisnya kacamata lantaran fenomena gerhana matahari ini sangat langka. Sehingga banyak orang tidak ingin melewatkannya."Ya Alhamdulillah bisa dapat untung. Tapi kan ini pas ada momentum saja. Jarang kan ada gerhana matahari," ucap Siti.
Bahkan di Pulau Bangka, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung kacamata gerhana ludes terjual. Warga pun kecewa lantaran kehabisan.Indri, seorang warga Toboali, Kabupaten Bangka mengaku kesulitan mencari kacamata gerhana, padahal dirinya sudah jauh-jauh menempuh waktu 3 jam dari Bangka ke Pangkal Pinang datang ke toko ternyata stok kacamata tersebut sudah habis terjual. "Kita sudah cari ke mana-mana, baik toko-toko yang ada di Toboali Kabupaten Bangka Selatan maupun di Pangkal Pinang. Namun tidak menemukan kacamata GMT," kata Indri."Kita bingung harus mencari kacamata GMT ke mana lagi karena di mana-mana tidak ada. Sedangkan kita tidak mau ketinggalan menyaksikan momentum GMT," sambung Indri.Menurut Indri, kacamata GMT merupakan sarana penting untuk menyaksikan gerhana matahari total langka ini. Karena untuk dapat menyaksikan GMT hanya 33 tahun sekali.
Para peramal suku Dayak ikut saksikan dan ramal gerhana matahari
Sejumlah peramal suku dayak Palangkaraya Provinsi Kalimantan Tengah ikut hadir pada acara penyambutan gerhana matahari total pada Rabu (9/3). Nantinya pemerintah setempat juga akan mengadakan pesta rakyat dan pagelaran budaya."Peramal tersebut akan meramalkan apakah gerhana matahari total membawa kebaikan atau keburukan bagi Indonesia, khususnya provinsi berjuluk Bumi Tambun Bungai ini," ujar Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kalimantan Tengah Kalimantan Tengah, Yuel Tenggara.Yuel menambahkan, bila dalam ramalan itu nantinya banyak membawa keburukan, maka langkah apa yang perlu dipersiapkan oleh pemerintah setempat agar tidak terjadi petaka."Jadi, selain sejumlah peramal, kita juga mempersiapkan 'orang balian' atau sejenis prosesi adat pembuang sial," ungkap Yuel.Sejumlah peramal yang dilibatkan Disbudpar Kalteng itu juga nantinya dapat dimanfaatkan masyarakat setempat, atau turis domestik dan mancanegara. Untuk melihat seperti apa perjalanan kehidupannya di masa mendatang.Lebih jauh Yuel memaparkan, orang yang ingin diramal oleh peramal handal suku Dayak nantinya duduk di sebuah gong yang telah disediakan. Setelah itu, peramal akan melihat dengan kebatinan orang yang akan diramal tersebut."Peramal ini akan berada di Bundaran Besar Palangkaraya yang menjadi pusat menyambut gerhana matahari total. Tapi perlu dipahami, kita sebagai manusia tetap harus lebih percaya kepada Tuhan Yang Maha Esa. Ramalan ini kan lebih kepada prediksi yang mungkin bisa terjadi," tutur Yuel.
Fenomena gerhana matahari bertepatan dengan hari Raya Nyepi
Ketua Adat Banjar Santhi Muara Dipa Kota Bengkulu I Wayan Dharmayana mengatakan gerhana matahari total terjadi bertepatan dengan Hari Raya Nyepi merupakan fenomena alam yang patut disyukuri. Sebab itu umat hindu di Bengkulu tidak boleh menyaksikan secara langsung gerhana matahari total yang terbilang langka ini.Dharmayana bahkan mengimbau umat Hindu di daerah Bengkulu agar tidak menyaksikan gerhana matahari total yang bertepatan dengan Hari Suci Nyepi Tahun Baru Saka 1938."Umat Hindu sedang melakukan Nyepi, jadi sebaiknya tidak ikut mengamati gerhana matahari total besok," pinta Dharmayana.Lebih jauh Dharmayana memaparkan, ada empat pantangan bagi umat Hindu saat melakukan puasa (penyepian), yakni tidak menyalakan lampu atau api (amati geni), tidak bepergian (amati lelungan), tidak mengadakan rekreasi, bersenang-senang atau hura-hura (amati lelanguan) dan tidak bekerja atau melakukan kegiatan (amati karya).Dengan alasan itu, umat Hindu tidak disarankan untuk mengamati gerhana matahari yang diperkirakan terjadi pada Rabu (9/3), pukul 06.00 WIB."Pengamatan gerhana bertepatan dengan mulainya Hari Suci Nyepi yang dimulai pukul 06.00 WIB dan berlangsung selama 24 jam," jelas Dharmayana.
Gerhana matahari bertepatan dengan Tahun Baru Batak
Gerhana Matahari Total (GMT) bukan hanya berbarengan dengan Hari Suci Nyepi umat Hindu, Namun tahun baru Bangsa Batak juga akan jatuh besok Rabu (9/3)."Berdasarkan sistem penanggalan panjujuron ari yang kita dapat turun-temurun, memang besok adalah tahun baru Bangsa Batak," ujar Monang Naipospos, tokoh masyarakat Batak.Monang mengaku tidak mengetahui kenapa tahun baru Batak kali ini bersamaan dengan gerhana matahari. Bahkan, waktunya bersamaan dengan Hari Raya Nyepi atau Tahun Baru Saka.Dia pun tidak punya catatan apakah tahun baru Bangsa Batak bersamaan dengan gerhana matahari pernah terjadi sebelumnya."Terserah orang mau menerjemahkannya kejadian sebagai apa," tegasnya.Bangsa Batak menggunakan penanggalan berdasarkan revolusi bulan. Ada 30 nama hari dalam sebulan. Satu tahun terdiri dari 12 bulan, dan menjadi 13 bulan setiap 4 tahun, jelas Monang.Monang menegaskan, tidak ada ritual khusus pada tahun baru ataupun gerhana matahari. "Kita juga ada ritual sekitar hari hurung bulan terakhir (hurung) yang jatuh pada 7 sampai 8 Maret ini. Itu merupakan hari terakhir setiap tahun. Kita banyak pantangan pada hari itu dan lebih banyak merenung menjelang tahun baru," bebernya.
(mdk/cob)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Tradisi Lebaran bukan cuma soal mudik dan makan ketupat. Di berbagai daerah banyak sekali tradisi dilakukan secara turun temurun dan hanya ada saat Lebaran.
Baca SelengkapnyaMitos gerhana bulan hanya bentuk budaya yang berkembang di Indonesia.
Baca SelengkapnyaSetiap wilayah di Indonesia punya caranya masing-masing dalam menyambut Hari Lebaran
Baca SelengkapnyaSebagai fenomena alam yang jarang terjadi, kehadiran gerhana matahari kerap memunculkan mitos unik.
Baca SelengkapnyaFenomena Hari Tanpa Bayangan menyapa warga Jakarta, pada Selasa (8/10/2024). Peristiwa alam yang disebut Kulminasi Utama ini terjadi sekitar pukul 11.54 WIB.
Baca SelengkapnyaMenurut Prakirawan BMKG, Muhammad Reza, fenomena itu disebut 'parhelion' atau istilah populernya yakni sundog
Baca SelengkapnyaDi Kabupaten Lebak, warganya memiliki ide hadiah kreatif berupa perabot rumah tangga untuk menarik minat partisipasi peserta
Baca SelengkapnyaGunung Halau-Halau bisa jadi pilihan tepat untuk merayakan HUT RI ke-79
Baca SelengkapnyaTradisi ini digelar sebagai bentuk doa agar terhindar dari bencana dan selalu diberi hasil alam melimpah.
Baca SelengkapnyaAda banyak cara yang dilakukan warga Jateng dalam menyambut datangnya Bulan Suci Ramadan
Baca SelengkapnyaGerhana matahari total yang akan terjadi pada tahun 2024 akan terjadi pada tanggal 8 April 2024. Namun, gerhana ini tidak akan melewati Indonesia.
Baca SelengkapnyaHujan meteor merupakan fenomena langka yang tidak setiap hari bisa dilihat. Jangan lupa meluangkan waktu untuk melihat keindahan karya Tuhan yang satu ini ya.
Baca Selengkapnya